Selamat Jalan Mang Oded, Walikota Bandung!


SAYA masih duduk santai karena sakit dua hari belakangan ini sambil membaca file dua naskah buku baru yang sedang saya edit, tiba-tiba pada sebuah group WhatsApp perantau atau diaspora muslim Manggarai Barat-NTT saya mendapat kabar perihal meninggalnya Walikota Bandung, H. Oded Mohammad Danial. Seperti biasa, saya pun terdesak untuk mencari tahu perihal kebenaran kabar atau berita tersebut. Selain bertanya kepada beberapa teman lama di Kota Bandung, saya juga mencari informasi ke beberapa wartawan. Tidak cukup di situ, saya juga mencari berita di media online. Dan hasilnya sama: betul bahwa beliau benar-benar sudah meninggal. 

Innalillahi wa Inna ilaihi rooji'iun... Ya, setelah meninggalnya beberapa tokoh sekian waktu lalu, baik karena terkena Covid-19 maupun sebab lainnya, kini kita kembali kehilangan salah satu tokoh sekaligus aktivis muslim yang dikenal soleh, baik dan banyak membantu sesama. Beliau kembali dipanggil Allah, memenuhi ajal terbaiknya. Ya, telah meninggal dunia Wali Kota Bandung Bapak H. Oded Mohammad Danial hari ini Jumat 10 Desember 2021 sekitar pukul 11.55 WIB di Kota Bandung. 

Mang Oded, demikian beliau kerap disapa, meninggal di RS. Muhammadiyah yang terletak di Jl. Sancang No. 6, Kota Bandung. Awalnya, beliau melakukan shalat tahiyatul masjid sekaligus menjelang menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Mujahidin milik Muhammadiyah. Sesaat menjelang naik mimbar beliau langsung terjatuh pingsan. Agar mendapatkan pertolongan darurat dan cepat, beliau pun langsung dibawa ke RS. Muhammadiyah Bandung, yang jaraknya tak jauh dari Masjid tempat beliau mendapatkan jadwal untuk menjadi Khotib Jumat. Dan akhirnya nyawa beliau benar-benar tak tertolong. 

Mengenal Mang Oded 

H. Oded Mohammad Danial atau Mang Oded lahir di Tasikmalaya-Jawa Barat pada 15 November 1962 dan wafat pada usia 59 tahun. Walikota yang sebelumnya menjadi Wakil Walikota era Walikota Ridwan Kamil (periode 2013-2018) ini mengenyam pendidikan formal di SD Lengkong pada tahun 1969-1975 dan ST Negeri 1 Tasikmalaya pada tahun 1975-1978, serta selanjutnya menempuh pendidikan di STM Negeri Tasikmalaya pada tahun 1978-1982. 

Kemudian Mang Oded merantau ke Bandung dan melanjutkan pendidikan tinggi atau kuliah pada program studi atau jurusan Administrasi Publik di Universitas Pasundan (Unpas), Kota Bandung 2014-2017. Sebelum berkarier di dunia politik, Mang Oded dulunya merupakan anak buah Presiden Prof. Dr  BJ. Habibie. Tepatnya, setelah lulus STM, pada tahun 1983-1999, beliau memilih bekerja di IPTN (PTDI) selama 16 tahun bersama teman-temannya.

Suami dari Siti Muntamah dan Ayah dari tujuh orang anak: Nurul Syifa, Zulfa Annida, Shofura Istifa, Aisyah Nurrahmah, Mufidah Ramadhanti, Fatimah Azzahra, dan Khadijah Qonita Aulia ini pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kota Bandung periode 2004-2009 dan 2009-2013. Kemudian mantan Ketua DPD PKS Kota Bandung ini terpilih sebagai Wakil Walikota Bandung periode 2013-2018 mendampingi Ridwan Kamil. Lalu, Mang Oded terpilih menjadi Walikota Bandung periode 2018-2023.

Mang Oded adalah pebisnis di bidang konveksi pakaian bayi dan baju muslim serta pernah berjualan es krim di rumahnya sejak 1999 hingga 2016. Selain itu, beliau juga sosok aktivis muslim yang berpengalaman di berbagai organisasi, baik keagamaan dan sosial maupun politik. Beliau pernah aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII), Pemuda Persatuan, Ketua Pembina Majlis Taklim Al-Ukhuwah, Pembina Persaudaraan Seniman Bandung (Paseban), Ketua DPD PKS Kota Bandung, Ketua Majlis Pertimbangan Daerah PKS Kota Bandung, dan Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah PKS Jawa Barat. 

Ajal kematian setiap manusia memang sudah ditentukan dan tak bisa digugat siapapun. Tidak bisa dimajukan dan tidak bisa diakhirkan. Semua terjadwal dalam jalan takdir-Nya. Meninggalnya Mang Oded menyisahkan banyak pesan berharga, misalnya, ajal kematian setiap kita sudah ada. Siapapun kita, apapun profesi kita dan di mana pun kita berada pasti tak terpisahkan dari kemungkinan untuk bersua dengan ajal kematian. Karena itu, kita mesti siap sedia, minimal dengan menjaga diri dari berbagai dosa dan maksiat, sehingga bila kita meninggal diharapkan husnul khotimah. 

Hal lain, kita mesti berupaya agar seluruh perjalanan hidup kita benar-benar terisi oleh hal-hal yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan banyak orang. Termasuk menghadirkan manfaat sosial di tengah kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Selama kuliah di Kota Bandung sekitar tahun 2003-2007, saya pernah beberapa kali hadir di acara pada saat beliau menjadi narasumber. Pembawaannya santai, tenang dan sederhana, namun isi pembicaraannya selalu berisi. Sesekali beliau melempar canda dan senyuman, namun tetap dalam wibawa yang terjaga. 

Saya dan keluarga turut berduka cita atas meninggalnya sosok yang murah senyum dan akrab dengan banyak kalangan ini. Kita memang masih punya harapan agar beliau bisa melanjutkan kepemimpinannya di Kota Bandung. Namun Allah Maha Tahu dan Maha Kuasa atas jadwal lahir dan meninggal untuk seluruh hamba-Nya. Allah memang lebih cinta padanya daripada siapapun. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosanya, melapangkan kuburnya, menerima seluruh amal ibadah serta amal sosialnya, dan kelak memasukkannya ke dalam surga terbaik-Nya. Akhirnya, selamat jalan Mang Oded, selamat jalan Walikota Bandung! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Wakil Sekretaris Umum DPW PUI Jawa Barat dan Penulis buku "Persatuan Ummat Islam; Ide, Narasi dan Kontribusi untuk Umat dan Bangsa"  

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah