Merajut Rumah Tangga Berkah dan Bahagia


MENIKAH merupakan salah satu pintu masuk terbentuknya keluarga kecil dalam kehidupan seorang laki dan perempuan dalam bingkai agama, dalam hal ini Islam. Hubungan halal antar seorang laki-laki dan perempuan hanya benar-benar halal manakala melalui proses yang juga halal yaitu akad nikah. Menikah dengan segala syarat dan rukunnya menjadi kunci penting yang mesti dipahami dan ditempuh pasangan baru menikah. Karena menikah adalah ibadah, maka pijakannya jelas yaitu al-Quran dan al-Hadits. 

Membincang pernikahan merupakan salah satu langkah yang ditempuh agar pernikahan bisa menghasilkan keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah. Atau keluarga ideal yaitu rumah tangga bahagia. Sesuatu yang perlu dipersiapkan oleh pasangan suami-istri untuk menggapai keluarga ideal merupakan kebutuhan yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Secara sederhana, keduanya paling tidak mesti memperhatikan beberapa hal penting berikut ini: 

Pertama, Memiliki visi-misi keluarga yang jelas.  Keluarga yang baik adalah keluarga yang memiliki visi dan misi keluarga yang jelas. Sebab inilah yang menjadi fokus sekaligus target yang dilalui untuk menggapai tujuan ideal keluarga. Visi dan misi yang baik tentu dibingkai oleh aturan Allah seperti yang dijelaskan dalam al-Quran dan al-Hadits. Yaitu ibadah dan dakwah di jalan Allah, di samping melanggengkan generasi yang beriman dan bertaqwa. Untuk itu, bagi pasangan yang baru menikah perlu membaca berbagai buku yang membahas tentang pendidikan keluarga, psikologi anak, manajemen rumah tangga dan sebagainya. Sehingga visi dan misi keluarganya terbangun di atas iman dan ilmu yang benar. 

Kedua, Personal isu. Setiap laki-laki dan perempuan memiliki potensi termasuk kemauan masing-masing. Potensi dan kemauan yang berbeda berpengaruh pada selera dan tujuan yang berbeda-beda. Terutama ketika baru awal menikah kedua pasangan memiliki potensi dan selera yang berbeda. Nah, kedua pasangan ini perlu mencari titik temu dan memahami potensi satu sama lain. Suami perlu memahami potensi istrinya, istri memahami potensi suaminya. Dengan demikian, potensi setiap diri bisa dikombinasikan untuk menggapai visi dan misi keluarga. Dengan demikian perbedaan pasangan menjadi media yang mendewasakan masing-masing pasangan. 

Ketiga, Komunikasi. Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu modal penting dalam berumah tangga. Kemampuan berkomunikasi yang baik dapat memudahkan pasangan suami dan istri memahami pasangannya. Suami bisa semakin mencintai istrinya karena komunikasi yang baik. Begitu juga sang istri, ia bisa semakin mencintai suaminya karena komunikasi yang baik. Setiap hal-hal yang mungkin dianggap rumit bisa diselesaikan dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud tentu yang seimbang, yaitu saling mendengar, sehingga sesuatu yang disampaikan sampai pada yang dituju dan bisa dipahami sekaligus ditindaklanjuti dengan baik. 

Keempat, Manajemen ekonomi keluarga. Salah satu hal penting dalam rumah tangga adalah kebutuhan rumah tangga. Kebutuhan yang paling penting adalah ekonomi keluarga. Pada umumnya, suami adalah sosok yang paling bertanggungjawab untuk memastikan ekonomi keluarga selalu stabil. Atau paling tidak kebutuhan mendasar keluarga terpenuhi dengan baik. Sang istri tentu berperan untuk memastikan kebutuhan keluarga tertata rapih. Misalnya, kebutuhan makan, pakaian, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya. Walau tidak selalu sempurna, namun paling tidak semuanya terkelola. Bahkan bila perlu semuanya tertulis dengan baik, sehingga ekonomi keluarga terkendali. 

Kelima, Memiliki resolusi konflik. Suami dan istri adalah pasangan manusia dengan segala macam potensi juga sifatnya masing-masing. Secara umum, dalam kehidupan rumah tangga ada saja perbedaan pendapat dan sikap. Bahkan pada titik tertentu sampai pada level konflik yang butuh penyelesaian atau jalan keluar. Pada dasarnya penyelesaian masalah suami dan istri yang paling tepat adalah pasangan suami dan istri itu sendiri. Sebab mereka lebih tahu apa yang terjadi, apa yang mesti diselesaikan. Di sini yang dibutuhkan kedewasaan dan kemampuan setiap diri untuk menjadi problem solver atau penyelesai masalah bukan pemantik masalah. 

Keenam, memiliki aktivitas bersama. Sebagai pasangan suami dan istri perlu juga memiliki aktivitas rutin bersama. Misalnya, jalan ke toko buku, piknik ke taman kota, tenang ke kolam, jalan-jalan ke sawah, dan sebagainya. Atau bila memungkinkan perlu juga membuat jadwal khusus untuk silaturahim ke keluarga seperti orangtua, adik-kakak, keponakan, sepupu dan masih banyak lagi. Hal lain, bisa juga olahraga bareng. Bisa lari di lapangan olahraga, senam di pusat olahraga masyarakat, bermain bulutangkis, dan sebagainya. 

Membangun rumah tangga yang ideal adalah sebuah proses yang butuh waktu, bahkan hingga ajal kematian menjemput. Di sini dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan, kedisiplinan dan kesyukuran. Menggapai keluarga ideal itu boleh saja, hanya saja tidak perlu digapai dengan memaksakan kehendak. Untuk itu, berkeluarga mesti berpijak pada ilmu yang benar dan tujuan yang benar. Suami dan istri perlu membaca buku, mengikuti pengajian, dan kegiatan lain yang menopang pengetahuan dalam membangun rumah tangga ideal. Kuncinya adalah menikah dan membangun rumah tangga karena dan dalam bingkai aturan Allah. Semoga dengan berpijak pada landasan dan tujuan demikian membuat rumah tangga atau keluarga bertambah berkah dan semakin bahagia! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Kalo Cinta, Nikah Aja!" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok