Selamat Datang Buku "Merawat Indonesia"!
Menulis buku secara mandiri tentu belum cukup. Diperlukan keberanian dan kelapangan hati untuk mematangkan ide kepenulisannya dengan tulisan tokoh yang berpengalaman. Untuk itulah, beberapa waktu yang lalu saya meminta restu Pak Abdul Halim Falatehan, salah satu tokoh di Cirebon-Jawa Barat, agar tulisannya yang pernah dimuat di surat kabar selama ini disatukan dengan tulisan saya, ya dibukukan.
Seperti yang sudah biasa saya lakukan selama ini, bila naskah sudah disatukan, saya memilih untuk memilah dan membaca seluruh tulisan, lalu menyusunnya secara lebih rapih berdasarkan tema sekaligus substansi pembahasan masing-masing tulisan. Setelah itu, khususnya untuk kumpulan tulisan ini, saya pun menemukan satu judul yang relevan dengan seluruh pembahasannya yaitu "Merawat Indonesia; Dari Narasi Hingga Aksi".
Buku setebal 200 halaman yang merupakan bunga rampai atau gabungan dari 32 artikel populer ini insyaa Allah menjadi salah satu buku yang meramaikan HUT RI ke-77 pada 17 Agustus 2022 nanti. Pada saat yang sama, berdasarkan kalender Masehi, pada 8 Agustus 2022 nanti saya genap berusia 39 tahun. Buku ini pun juga menggenapi buku saya yang sudah terbit menjadi 47 judul buku.
Menulis karya tulis terutama yang kelak menjadi buku yang diterbitkan butuh kerja keras dan pengorbanan waktu, tenaga dan pemikiran yang tak sedikit. Waktu istirahat pun kerap dipakai untuk menuntaskan beberapa tulisan. Hal ini hanya bisa dirasakan oleh mereka yang benar-benar ingin berkarya hingga karyanya terbit jadi buku.
Tentu pada momentum yang sama juga memastikan diri untuk membaca buku karya para ahli atau penulis yang lain. Sebab pada karya semacam itu ada begitu banyak ide dan inspirasi yang menambah perspektif pada saat menulis karya tulis. Lelah memang, namun bila kelak sudah menjadi buku akan timbul rasa senang, riang dan bahagia tak berbilang.
Lebih dahsyat lagi manakala kelak buku yang dikaryakan dibaca oleh banyak pembaca lintas latar belakang. Perasaan serba wah sangat terasa. Benar-benar senang. Sebab pada dasarnya karya tulis terutama buku akan lebih bermanfaat lagi manakala dimiliki dan dibaca oleh pembaca, lalu mereka menemukan hal-hal inspiratif yang membuat mereka lebih baik dan terus tergerak untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.
Siapapun kita, kita hanya mampu hidup di dunia ini beberapa tahun. Saya selalu terngiang dengan falsafah hidup semacam itu. Tak pernah ada yang terus menerus hidup di dunia. Kekal, atau setidaknya terus ada dalam waktu yang sangat lama. Sama sekali tidak. Kita berbeda dengan ide atau gagasan, apalagi jika ide atau gagasan itu dituangkan dalam bentuk tulisan seperti buku, maka ia pun bakal “abadi”.
Kita mengenal para ulama, pahlawan dan tokoh-tokoh berpengaruh karena ide-ide dan karya-karya mereka. Kita membaca berbagai sumber bacaan termasuk karya mereka, sehingga menemukan inspirasi kehidupan. Kita pun bisa melangkah dengan sigap dan tegap, kini dan semoga hingga nanti. Maka menulislah, minimal sebagai bacaan ringan bagi anak-anak kita, atau orang-orang yang kita cinta. Akhirnya, saya ucapkan: Selamat datang buku "Merawat Indonesia"!" (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Merawat Indonesia"
Komentar
Posting Komentar