Menyambut Ramadan dengan Gembira


Diantara tanda sekaligus ekspresi cinta kita kepada Allah adalah selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah. Hal ini ditandai dengan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Hamba teladan yang paling bertaqwa dan memiliki iman yang kokoh adalah nabi tercinta Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam. Bershalawat pada beliau adalah bagian dari amal terpuji sekaligus amalan orang-orang mulia dan soleh. Semoga kita selalu mendapat bimbingan Allah agar terus bersemangat dalam meningkatkan iman dan taqwa kita dengan meneladani beliau shallallahu ‘alaihi wassalam.   

Ramadan terhitung tak lama lagi. Kita, umat Islam di seluruh penjuru dunia, di setiap tahunnya, selalu gembira dengan Ramadan. Kedatangannya pun kita tunggu-tunggu. Bahkan kita menunggunya sejak beberapa bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Ramadan memang memiliki daya tarik tersendiri. Ia mengandung banyak pesan, sebab di dalamnya ditunaikan berbagai anjuran ibadah yang khas. Sehingga ia menjadi lebih spesial dari bulan yang lainnya.  

Hal ini sangat sesuai dengan apa yang Allah firmankan dalam al-Qur’an, “Katakanlah: ‘Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan’.” (QS. Yunus: 58)

Sebagai wujud kegembiraan pada Ramadhan sekaligus sebagai upaya meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah, beberapa hal berikut perlu kita persiapkan menjelang bulan mulia itu tiba.  Pertama, bergembira dengan datangnya Ramadhan. Ramadan adalah karunia dan rahmat Allah kepada kita, hamba-Nya. Sangat wajar bila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bergembira dan mengingatkan kita tentangnya. “Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam memberikan kabar gembira kepada para sahabat beliau. Beliau bersabda: telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, yaitu bulan yang diberkahi, Allah telah memfardhukan (mewajibkan) atas kalian bershaum di bulan itu, di bulan itu dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan di bulan itu pula ada Lailatul Qadar (Malam Qadar) yang lebih baik dari seribu bulan”, Siapa saja yang terhalang dari kebaikan malam itu maka ia terhalang dari rahmah Tuhan (HR. al-Nasa’i, hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad).

Ya, salah satu tanda keimanan seorang muslim adalah bergembira dengan datangnya Ramadan. Ibarat akan menyambut tamu agung yang ia nanti-nantikan, maka ia persiapkan segalanya dan tentu hatinya menjadi sangat senang karena tamunya yaitu Ramadan.  Kegembiraan tersebut adalah karena banyaknya kemuliaan, keutamaan, dan berkah pada bulan Ramadan. Beribadah semakin nikmat, lezatnya bermunajat kepada Allah, memperkokoh silaturahim dengan keluarga, meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan melalui berbagai forum atau majlis ilmu dan masih banyak lagi. 

Kedua, bermuhasabah diri. Para ulama mengingatkan kita agar hendaknya kita khawatir bila dalam diri kita tak ada perasaan gembira akan datangnya Ramadan. Karena itu, kita mesti banyak mengevaluasi diri, terutama bila diri kita merasa biasa-biasa saja dan tidak menganggap tak ada yang istimewa di saat Ramadan. Sebab bisa jadi iman kita lagi melemah, sehingga kita meremehkan kedatangannya, lalu kita pun kehilangan momentum untuk meraih berbagai keutamaan dan kebaikan. Padahal Ramadan adalah karunia dari Allah yang sangat khusus, dan karena itu kita mesti bergembira dengan kedatangannya. 

Ibnu Rajab Al-Hambali berkata, “Sebagian salaf berkata, ‘Dahulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan ramadan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal shalih di ramadan yang lalu) mereka.”

Ketiga, banyak bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Diantara cara terbaik dari banyak cara dalam menanti Ramadan mulia tahun ini adalah dengan banyak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya. Sembari itu, kita juga harus memohon kepada Allah agar kiranya kita masih diberi kesempatan untuk bersua dengan Ramadan yang di dalamnya memiliki banyak keunikan, kemuliaan dan keutamaan. 

Allah mengajarkan kita contoh doa seorang hamba yang hendak memohon ampun kepada-Nya. Allah berfirman, "Ya Tuhanku, berilah ampunan dan (berilah) rahmat, Engkaulah Pemberi yang terbaik.” (QS. al-Mukminun: 118). “Ya Tuhan kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali ‘Imran: 16) 

Keempat, saling memaafkan dan tebar senyuman bagi sesama. Menjelang Ramadan, bulan dimana al-Quran diturunkan ini, kita perlu juga saling memaafkan dan berbagi senyum ceria pada sesama. Kepada keluarga kita, tetangga kita, sahabat kita, teman kerja kita, teman sekantor kita, tetangga sekampung, tetangga sekomplek dan siapapun di luar sana. Sebab bisa jadi selama ini kita kerap salah dalam berucap, sering keliru dalam melangkah dan buruk sangka dalam menduga. 

Sebuah riwayat mengingatkan kita perihal akhlak mulia yang mesti kita jaga dengan baik. “Maukah aku ceritakan kepadamu mengenai sesuatu yang membuat Allah memuliakan bangunan dan meninggikan derajatmu? Para sahabat menjawab: tentu. Rasul pun bersabda: Kamu harus bersikap sabar kepada orang yang membencimu, kemudian memaafkan orang yang berbuat zolim kepadamu, memberi kepada orang yang memusuhimu dan juga menghubungi orang yang telah memutuskan silaturahim denganmu.” (HR. At-Thabrani)

Ajal kematian tak ada yang tahu kepastian datangnya, sementara kita masih menjelang tibanya Ramadan. Karena itu, kita mesti mempersiapkan diri dengan persiapan terbaik. Mari kita menanti Ramadan kali ini dengan optimis, suka-cita, saling memaafkan, dan menyiapkan iman, spiritual, mental, fisik, ibadah, waktu, fokus dan amal-amal soleh terbaik. 

Selain itu, mari menjaga hubungan baik dengan sesama kita, termasuk dengan memperbaiki komunikasi dan silaturahim kepada siapapun, serta banyak menolong atau membantu sesama semampu kita. Dan yang tak kalah pentingnya adalah meningkatkan kualitas hubungan baik dengan mereka yang sangat kita cinta. Orangtua dan keluarga besar, termasuk kaum fakir dan miskin yang membutuhkan uluran tangan kita, baik mereka minta maupun tak mereka minta.      

Semoga dengan begitu, Ramadan yang segera menjelang benar-benar bisa kita nanti dan kelak kita isi secara maksimal dan produktif, sehingga mempermudah jalan kita menjadi hamba Allah yang bertakwa sebagaimana yang Allah firmankan dalam kitab suci-Nya, “Agar kalian bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 183). Yaitu hamba yang bukan saja dicintai Allah dan Rasul-Nya, tapi juga dicintai makhluk langit dan bumi serta seisinya. Itulah sosok hamba Allah yang bertakwa, takwa dalam segala aspeknya. 

Semoga Allah menerima seluruh taubat kita, mengampuni dosa-dosa kita dan menghapus berbagai khilaf kita selama ini, baik yang sengaja kita lakukan maupun yang tak sengaja kita lakukan. Sungguh, Ia Maha Penerima Taubat dan Maha Pengampun atas seluruh hamba-Nya yang bertaubat dan memohon ampun. Apalah lagi di momentum Ramadan, tentu Allah sangat menanti kesediaan kita hamba-Nya untuk menengadah, mengharap ampunan dan ridho-Nya. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Literasi Ramadan" 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah