Menakar Kriteria Walikota Cirebon
Dalam konteks Pilwalkot Cirebon, kriteria pemimpin yang dibutuhkan Kota Cirebon kini dan ke depan mesti memiliki kriteria sebagai berikut. Pertama, integritas. Integritas berkaitan dengan karakter seorang pemimpin. Karakter mencakup kejujuran dan tanggungjawab. Pemimpin yang jujur akan terlihat dari tingkah dan tindakannya. Antara perkataan dan perbuatan menyatu dalam satu nafas yang sama. Satu kata, satu perbuatan. Ia juga memiliki rasa tanggungjawab untuk menjadi pembawa solusi bagi berbagai masalah masyarakatnya. Ia tidak berpangku tangan, tapi turun tangan pada apa yang dikeluhkan masyarakatnya.
Kedua, intelektualitas. Intelektualitas berkaitan dengan pengetahuan dan wawasan seorang pemimpin. Hal ini bukan saja berkaitan dengan ilmu pengetahuan dasar kepemimpinan tapi juga mengenai berbagai kepentingan dan permasalahan masyarakat. Ia mampu melakukan "belanja masalah" di setiap sudut tempat dan elemen masyarakat. Sehingga ia memahami masalah, paham solusinya dan mampu menjalankan berbagai solusi untuk berbagai masalah yang dihadapi masyarakatnya. Intelektualitasnya melangit sekaligus membumi.
Ketiga, elektabilitas. Elektabilitas adalah tingkat keterpilihan suatu tokoh atau partai politik tertentu. Elektabilitas bisa juga diartikan sejauh mana masyarakat mau memilih tokoh atau partai politik tertentu. Tentu didasari wawasannya tentang tokoh atau partai politik tersebut. Elektabilitas erat kaitannya dengan popularitas. Orang atau partai yang popularitasnya rendah, umumnya memiliki elektabilitas yang rendah pula karena tak banyak publik yang mengetahuinya. Sebaliknya, elektabilitas yang tinggi biasanya berasal dari popularitas yang tinggi pula.
Dalam politik, popularitas adalah tingkat keterkenalan tokoh atau partai tertentu di mata publik. Popularitas bisa juga berarti sejauh mana atau seberapa banyak publik mengetahui tokoh atau partai politik tertentu. Popularitas yang tinggi tidak berarti membuat suatu tokoh atau partai politik berpotensi mendapat banyak suara di pemilihan umum. Seperti misalnya, ada tokoh politik yang dikenal luas oleh masyarakat akibat suatu kasus. Popularitas yang tinggi akibat kasusnya itu justru bisa membuat tingkat keterpilihan atau elektabilitasnya menurun.
Keempat, paham budaya Cirebon dan Kota Cirebon. Pemimpin Kota Cirebon juga harus paham budaya Cirebon dan Kota Cirebon dari berbagai sisinya. Misal, kepemimpinan, tata kelola, pelayanan publik, permasalahan masyarakat dan jalan keluarnya. Selain itu, pemimpin Kota Cirebon juga harus paham bagaimana peraturan daerah dirumuskan, dilegalkan dan dijalankan. Kota Cirebon dengan budaya dan adat istiadatnya yang khas dan unik harus terus terjaga dengan baik. Dan karena itu pulalah pemimpin Kota Cirebon mesti melek budaya dan adat istiadat Kota Cirebon.
Salah satu tokoh atau politisi yang menjadi calon walikota pada Pilwalkot kali ini adalah H. Dani Mardani. Sosok yang akrab disapa Kang Dani ini merupakan politisi muda Kota Cirebon yang berpengalaman di jalur politik dan dunia aktivisme mahasiswa pada masanya. Selama ini Kang Dani belum pernah tersangkut kasus hukum, ia pun dikenal sebagai politisi berintegritas. Ia dikenal sebagai "Otak DPRD Kota Cirebon" selama menjabat sebagai anggota DPRD Kota Cirebon. Ia memang punya daya intelektual yang jenial. Selain itu, ia juga memiliki tingkat keterpilihan yang sangat tinggi di berbagai publikasi survey. Di samping itu ia juga melek dan peduli budaya Kota Cirebon. Berpasangan dengan Fitria Pamungkaswati, pasangan nomor urut satu (1) ini punya peluang besar menang Pilwalkot kali ini. (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Pemuda Negarawan"
Komentar
Posting Komentar