MERAWAT TRADISI BACA KELUARGA



PERKEMBANGAN teknologi informasi dan komunikasi akhir-akhir ini membuat setiap kita semakin akrab dengan berbagai hal yang baru. Baik yang berbentuk media maupun yang berbentuk konten. Setiap orang pun akrab dengan berbagai media informasi dan komunikasi. Kecanggihan media semacam itu pun dari waktu ke waktu semakin kompetitif dan menarik. Sebagai konsumen, kita tentu menikmati itu semuanya dari waktu ke waktu. 

Efek keberadaan media pun semakin membuat kita dimudahkan untuk memperoleh banyak hal, terutama informasi tentang berbagai hal yang kita butuhkan. Dengan media juga kita semakin dimudahkan untuk berkomunikasi dengan siapapun. Bila dulu hanya kata-kata dan suara, kini foto atau gambar bisa kita saksikan secara langsung. Bahkan bila kita hendak berkomunikasi dengan banyak orang pun bisa kita lakukan seketika. Semuanya terhubung satu sama lain, bisa berkomunikasi langsung dan gerak fisik pun kita saksikan. Kita hanya tak bertemu fisik. 



Keberadaan media pun, termasuk media online, membuat kita semakin dimanja dengan berbagai macam informasi beragam tema, apapun yang kita mau. Dengan modal qouta seperlunya kita sudah bisa memperoleh jutaan informasi yang aktual dan kekinian. Berbagai kisah tentang pengalaman sukses para entrepreneur pun bisa kita baca dan nikmati. Tips dan langkah-langkah membangun sekaligus meraih kesuksesan pun bisa kita baca secara gratis. Begitu juga informasi seputar konsep pendidikan, manajemen keluarga, psikologi, manajemen dan sebagainya, dengan mudah kita dapatkan. 

Sebagai bagian dari masyarakat bangsa yang kini terlingkari oleh kemajuan media informasi dan komunikasi semacam itu, saya selalu berupaya menjaga efektifitas dan produktifitas keluarga, terutama dalam hal memanfaatkan semua produk kemajuan teknologi tersebut pada hal-hal yang bermanfaat juga produktif. Salah satu hal yang saya jaga adalah tradisi baca. Tradisi ini bukan saja dibangun tapi juga dirawat, sehingga benar-benar terjaga dengan baik. 

Diantara beberapa hal yang dilakukan selama ini dalam merawat tradisi baca di keluarga, yaitu, pertama, membaca buku di sela-sela berbagai aktivitas rutin sebagai pendidikan dan penggiat literasi. Walau selalu dipenuhi berbagai aktivitas, saya dan istri saya Eni Suhaeni juga anak-anak saya Azka Syakira, Bukhari Muhtadin dan si bungsu Aisyah Humaira selalu berupaya untuk membaca buku. Hal ini dilakukan di perpustakaan rumah, yang memang hingga kini masih tersedia. 

Kedua, membawa buku ke mana pun pergi. Hal ini mungkin terlihat sepele, namun hal ini berdampak baik pada upaya membangun dan merawat tradisi baca di keluarga. Bila setiap anggota keluarga mengakrabkan diri dengan buku atau sumber bacaan lain maka akan dengan sendirinya terdorong untuk terus membaca. Sebagai proses awal biasanya terasa berat, namun bila sudah bisa maka bakal mudah juga ringan. Bahkan dalam kondisi tertentu bakal ketagihan untuk membawa buku ke mana dan membacanya di mana-mana. 

Ketiga, berkunjung ke toko buku. Sebagaimana yang sudah saya ulas berkali-kali di berbagai tulisan bahwa berkunjung ke toko buku adalah cara paling sederhana untuk merawat tradisi baca keluarga. Di toko buku tersedia begitu banyak judul buku. Temanya juga beragam, dan tentu saja sangat memudahkan kita untuk mendapatkan buku yang kita suka atau butuhkan. Selain orangtua, anak-anak pun bakal dimanjakan oleh ratusan bahkan ribuan buku. 

Selain jumlahnya yang banyak dan judulnya yang beragam, dengan berkunjung ke toko buku juga kita memperoleh informasi terkini seputar buku terbaru. Bukan saja bulan dan pekan ini, tapi juga bahkan buku terbitan hari ini. Intinya, kita bakal dimanja dengan karya-karya terbaru para penulis ahli, profesional dan handal. Bahasa dan diksi bukunya bisa kita seleksi sesuai selera kita. Mau buku tentang apa saja, semua tersedia. 

Membincang langkah atau tips merawat tradisi baca keluarga memang beragam. Setiap kita memiliki pengalaman dan tips masing-masing. Apa yang saya sampaikan pada tulisan ini hanyalah pengalaman dan tips ringan yang menjadi pengalaman saya dan keluarga kecil saya selama ini. Bukan sekadar teori, tapi memang benar-benar kerap dilakukan. Termasuk hari ini Jumat 8 Oktober 2021 setelah shalat Jumat, saya dan keluarga memilih berkunjung ke toko buku Gramedia yang berada di Grage Mall, Kota Cirebon. Sederhana memang, namun saya merasakan hal ini dapat menjaga atau merawat tradisi baca keluarga yang sudah terjaga selama ini. Selamat mencoba! (*) 


* Oleh: Syamsudin Kadir, Wakil Sekretaris Umum DPW PUI Jawa Barat dan Penulis Buku "Pendidikan Bervisi Surga" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok