Mengenang dan Jasa Besar Nurul Hakim


Alhamdulillah, saya sangat bersyukur karena di sela-sela acara Coaching Marketer Umrah MHU yang diadakan oleh MHU Kantor Cabang NTB di sebuah hotel di Kota Mataram pada Sabtu 20 Mei 2023, saya bisa bersua dengan dua teman atau sahabat saya masa MTs 1996-1999 silam, namanya Zulkifli (yang mengenakan sarung) dan Salman Al-Farisi (yang berpakaian seragam polisi). Keduanya merupakan sedikit diantara banyak putra terbaik Lombok yang saya kenal lama.  

Kala itu, tepatnya 1996-1999 kami sama-sama menempuh pendidikan di salah satu pondok pesantren terbesar di NTB, namanya Pondok Pesantren Nurul Hakim (NH) yang berlokasi di Kediri, Lombok Barat. Kami sama-sama lulus MTs di NH pada tahun 1999 silam. Bila saya dan Zulkifli langsung melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah (MA) di NH, maka Salman melanjutkan di sekolah lain. 

Setelah MA, kami melanjutkan pendidikan di tempat atau kota yang berbeda. Saya sendiri langsung melanjutkan pendidikan di UIN Bandung, Zulkifli melanjutkan kuliah di sebuah kampus lalu pernah juga di UPI Bandung, sehingga ia pun berkarir sebagai guru. Semoga karirnya menanjak ya! Sementara Salman mengikuti pendidikan kepolisian. Dan sekarang ia pun benar-benar berkarier sebagai polisi. Semoga kelak bisa memimpin korps Bhayangkara ya! 

Saya bertemu Zulkifli terakhir pada tahun 2010 silam ketika di Bandung. Kami tak berjumpa lagi sekitar 13 tahun. Sementara dengan Salman, setelah lulus MTs saya sudah tak pernah bertemu lagi. Selama atau di sela-sela 24 tahun itu, kami hanya bisa bersua dan menyapa di group media WhatsApp alumni NH, khususnya angkatan kami. Jadi selama 24 tahun belakangan ini, baru kali inilah saya baru bisa bersua sosok yang murah senyum ini. 

Ketika di NH, kami tergolong bersahabat. Walau tak begitu dekat sebagaimana kebanyakan teman kami saat itu, namun kami tergolong dekat. Bila saya dan Zulkifli sama-sama suka membaca termasuk mendalami bahasa Arab, maka saya dan Salman sama-sama suka bermain bola. Sehingga kami pasti terbiasa bertemu bila ada jadwal olahraga santri. Walau kerap dianggap wah, tapi ini merupakan sebuah kenangan indah dan kombinasi yang apik. 

Bersua kembali dengan kedua sahabat ini merupakan sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya. Mengenang masa di NH puluhan tahun silam pun membuat semuanya bisa tertawa dan tersenyum bahagia. Perpisahan begitu lama tak membuat persaudaraan dan persahabatan kami luntur. Bahkan pertemuan kali ini menjadi saksi betapa bersaudara dan bersahabat dalam iman itu benar-benar mulia dan kokoh. Itulah jasa besar NH bagi kehidupan kami. Semoga menjadi kenangan dan persahabatan indah yang Allah berkahi! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Aku, Dia & Cinta" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok