Menguatkan Tradisi Literasi Nurul Hakim


Alhamdulillah saya sangat bersyukur, haru dan bangga karena pada Senin 22 Mei 2023 saya bisa mengisi acara seminar di Institut Agama Islam Nurul Hakim (IAI NH). NH merupakan salah satu pondok pesantren di Lombok, tepatnya Kediri, Lombok Barat-NTB. Di NH terdapat beberapa lembaga pendidikan dari Taman Kanak-kanak, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah hingga Perguruan Tinggi. Bahkan terdapat Ma'had Aly dan lembaga dakwah dan pengembangan potensi lainnya. 

Saat itu saya menyampaikan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan bila hendak menjadi orang sukses dalam dunia literasi khususnya kepenulisan. (1) luruskan niat dan kuatkan tekad. (2) banyak membaca dan aktif menulis. (3) rajin silaturahim dan hadiri forum ilmiah seperti diskusi, seminar, workshop dan lainnya. (4) biasakan membeli buku. (5) miliki perpustakaan pribadi. Dan (6) miliki nilai dan prinsip hidup seperti kesungguhan, berkorban dan tak berhenti belajar. 

Setelah selesai acara, saya pun sempat bersua dan berbincang dengan para penggiat literasi dan aktivis organisasi mahasiswa di IAI Nurul Hakim. Diantara mereka ternyata sudah memiliki karya tulis dalam bentuk cerpen, puisi dan artikel. Walaupun belum berbentuk buku alias masih dalam bentuk catatan, namun apa yang mereka lakukan selama ini sudah menjadi bagian dari upaya untuk menguatkan literasi di NH. 

Sangat haru dan bangga karena pada kesempatan ini mereka begitu antusias untuk berbincang. Walau pun sejenak, hanya beberapa menit saja, sangat terasa betapa mereka sangat antusias dan ingin punya karya tulis terutama dalam bentuk buku. Sebagai santri era 1996-2002 di NH saya merasa tertantang untuk memastikan mereka kelak benar-benar punya karya tulis dalam bentuk buku. 

Menindaklanjuti itu, salah satu diantara mereka pun berinisiatif membuat sebuah group di WhatsApp: Karya Literasi. Anggota group ini berasal dari IAI dan Ma'had Aly NH. Diantara mereka sudah mengirimkan tulisan kepada saya dalam banyak jenis, dari artikel hingga cerpen dan puisi juga tulisan populer lainnya. Saya menyaksikan mereka berbakat dan bakal menjadi penulis hebat. Mereka butuh mentor, waktu dan proses belajar yang tak berhenti. 

Sebagai alumni NH, saya perlu berbagi pengalaman bagaimana caranya agar tradisi literasi di NH terjaga dan semakin kuat. Pertama, membentuk organisasi. Karya Literasi  merupakan salah satu bentuk organisasi Maya yang mesti dimanfaatkan sebaik mungkin untuk berbagi motivasi, semangat dan pengalaman bahkan karya tulis. Manfaat organisasi atau group semacam ini bakal terasa bila kita ingin tulisan kita hendak dikoreksi oleh pembaca yang lain. 

Kedua, aktif mengadakan pelatihan kepenulisan. Setiap lembaga perlu diadakan pelatihan rutin, sehingga berdampak pada peningkatan kualitas konten dan cara menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Bila pelatihan kepenulisan secara offline susah dilakukan maka melalui online pun sudah cukup. Pelatihan kepenulisan juga dapat menambah keterampilan kita dalam menghasilkan karya tulis. 

Ketiga, terus belajar dan rajin praktik. Penulis yang baik adalah pembelajar yang baik. Penulis yang baik tidak akan pernah berhenti belajar hanya karena digoda rasa malas. Sebab baginya, menulis adalah aktivitas mulia dan istimewa. Menulis adalah aktivitas sederhana dalam rangka menebar kebaikan, berdakwah dan berbagi inspirasi. Bahkan menulis juga dapat menajamkan dan meningkatkan kualitas diri. Karena itu pula menulis mesti diwujudkan dalam bentuk praktik. Karena menulis itu praktik! 

Keempat, miliki media sosial dan online serta rajin publikasi. Saya bisa membayangkan bila seluruh santri dan mahasiswa di Nurul Hakim memiliki akun media sosial dan media online. Secara khusus misalnya blog, bila semuanya punya blog dan diisi dengan konten yang bermutu maka akan terjadi tranformasi tradisi literasi masif. Bayangkan saja bila ada ratusan blogger yang aktif menulis dan mempublikasi tulisannya, hal itu pasti menimbulkan efek positif dan menggerakkan literasi di NH. 

Penulis yang baik adalah penulis yang mau belajar. Sehebat apapun keinginan kita untuk memiliki karya tulis bahkan menguatkan tradisi literasi di NH, hal itu bakal terjadi bila memiliki semangat dari dalam diri. Hal lain tentu saja fokus dan target, termasuk menulis itu sendiri. Saya sangat optimis dan percaya bahwa bila elemen di NH mau dan mampu berkolaborasi untuk mengambil bagian dalam menguatkan tradisi literasi di NH, maka dalam waktu yang akan datang akan lahir para penulis hebat dari NH. Embrionya sudah ada dan akan terus kita pastikan mereka terus belajar. Semoga literasi dan Nurul Hakim sama-sama semakin kaya! (*) 


Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Aku, Dia & Cinta" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah