Mengenang Pendiri dan Masa Depan Nurul Hakim
TGH. Abdul Karim merupakan sosok ulama yang segenerasi dengan TGH. Ibrahim al-Khalidi, TGH. TGH. Mustafa al-Khalidi, dan TGH. Abdul Hafiz. Setelah meninggal dunia, kepemimpinan pondok pesantren Nurul Hakim dilanjutkan oleh anak beliau TGH. Safwan Hakim. Bila TGH. Abdul Karim sukses menancapkan sistem pesantren yang kokoh, maka TGH. Safwan Hakim sukses menghadirkan sistem pendidikan pesantren dengan berbagai transformasi dan adaptasi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman. Tentu dengan tetap menjaga orsinalitas sistem pesantren yang sudah dicontohkan oleh sang ayah.
Karena jasa dan kontribusi nyata kedua pendiri tersebut, kini Nurul Hakim telah berkembang pesat dengan berbagai lembaga pendidikan dan pelayanan sosial kepada masyarakat luas. Alumni Nurul Hakim sudah banyak yang berkarir dan sukses di berbagai lembaga dan profesi. Walau demikian, alumni Nurul Hakim tetap menjadikan Nurul Hakim sebagai tempat utama mereka belajar, sehingga tak lupa dengan tempat mereka belajar sekian waktu di masa lalu. "Setinggi-tinggi gelar dan jabatan atau prestasi, para alumni tetaplah santri yang selalu menjaga adab. Sebab semuanya meyakini bahwa pondok Nurul Hakim adalah ibu kandung keilmuan mereka", ungkap TGH. Muharrar Mahfudz.
"Sebuah perjalanan panjang selalu dimulai dengan langkah pertama", begitu sebuah ungkapan bijak mengingatkan kita. Menurut Gubernur NTB kelahiran Sumbawa ini, ungkapan tersebut relevan dengan kehadiran Nurul Hakim. "Pendiri Nurul Hakim merupakan sosok tokoh yang sangat berjasa. Jasad beliau bisa meninggal, namun buah pemikiran dan karya beliau bisa dirasakan oleh banyak orang hingga saat ini dan nanti. Bukan saja bagi keluarga besar Nurul hakim tapi juga bagi banyak kalangan di seluruh dunia", ungkapnya.
Belajar dari kedua tuan guru tersebut, menurut alumni Universitas Indonesia (UI) dan kampus ternama di Australia inj, kita bisa mengambil makna sebuah perjuangan dan perjalanan hidup. Bahwa untuk meraih hal-hal besar dan luar biasa harus dimulai dari hal-hal yang terlihat kecil dan biasa. Para pendiri Nurul Hakim telah melakukan kejutan sejarah yang bermanfaat dan membanggakan kita semua. Untuk itu, ke depan Nurul Hakim mesti mampu menghadirkan kejutan-kejutan baru yang bermanfaat bagi umat dan bangsa Indonesia.
Menurutnya, kalau alumni Nurul Hakim menjadi tuan guru itu bukan sesuatu yang baru. Tapi kalau ada alumni Nurul Hakim yang menjadi pengusaha, ini sesuatu yang luar biasa. Bahkan secara tegas Gubernur NTB pun sangat apresiasi Nurul Hakim yang alumninya mampu menjadi penggiat UMKM. "Saya termasuk yang haru dan bangga bahwa salah satu UKM terbaik yang berprestasi di NTB bahkan di Indonesia ini adalah UKM yang dihadirkan oleh alumni NH. Beliau bukan lulusan jurusan ekonomi dan bukan lulusan luar negeri. Beliau alumni Nurul Hakim, bahkan menjual produk herbal dengan memanfaatkan handphone. Ketika ditanya mengapa ia begitu giat, dia mengatakan karena dia ditempa ketika menjadi santri NH", ungkapnya.
Mengenang kembali para pendahulu artinya melanjutkan apa yang sudah dijalankan dan dihadirkan mereka di era ini dan nanti. Belajar dari keikhlasan, pengorbanan dan perjuangan mereka dalam menghadirkan lembaga pendidikan yang relevan dengan kebutuhan zamannya. Belajar dari para pendahulu, ke depan, Nurul Hakim tidak saja mesti mampu melahirkan para tuan guru, ustadz dan penghulu agama, tapi juga para pejabat, birokrat, politisi, dokter, seniman, penulis, pengusaha, diplomat dan sebagainya dengan tetap menjaga prinsip dan nilai luhur pesantren yang akrab dengan keadaban yang tinggi. Sehingga apa yang dilakoni oleh para pendahulu dan para sesepuh era ini menjadi lakon yang berlanjut dan menyejarah di masa depan. (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Alumni Nurul Hakim Angkatan 1996-2002 dan Penulis 53 Judul Buku
Komentar
Posting Komentar