Mengenang Pendiri dan Masa Depan Nurul Hakim


PADA Rabu 17 Mei 2023 Pondok Pesantren Nurul Hakim mengadakan acara silaturahim dalam rangka dzikir dan doa untuk pendiri Pondok Pesantren Nurul Hakim Bapak TGH. Abdul Karim, Bapak TGH. Safwan Hakim dan para sesepuh yang telah meninggal dunia. Hadir pada acara ini para tuan guru yang akrab dengan TGH. Safwan Hakim, para tuan guru dan pimpinan pondok pesantren alumni Nurul Hakim, dan para tuan guru dari berbagai pondok di NTB, serta Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah, pejabat pemerintah Kabupaten Lombok Barat, dan undangan lintas organisasi. 


Pada sambutannya mewakili pimpinan dan keluarga besar Pondok Pesantren Nurul Hakim TGH. Muharrar Mahfudz menyampaikan apresiasi kepada undangan yang hadir dan keluarga besar Nurul Hakim. Menurutnya, Nurul Hakim tidak hadir begitu saja kecuali karena jasa besar para pendiri yang kini telah meninggal. Secara khusus, TGH. Abdul Karim dan TGH. Safwan Hakim merupakan mu'asis yang tulus, ikhlas dan berjasa besar bagi pendirian dan kemajuan Nurul Hakim. "Kami patut bersyukur dan berbangga hati atas kehadiran para tuan guru, pejabat pemerintah, wali santri, alumni dan keluarga besar Nurul hakim pada acara zikir dan doa untuk para pendiri Nurul Hakim Bapak TGH Abdul Karim dan TGH. Safwan Hakim", ungkapnya. 


TGH. Muharrar Mahfudz pun menjadi saksi bahwa TGH. Abdul Karim adalah seorang ulama besar di NTB asal Kediri, Lombok Barat-NTB. Beliau merupakan inisiator sekaligus pendiri Pondok Pesantren Nurul Hakim. Beliau telah membangun dasar yang kokoh atas konsep pendidikan Nurul Hakim, terutama konsep sekaligus sistem pesantren. "Bapak TGH. Abdul Karim merupakan sosok yang memiliki jasa besar bagi pendirian dan kemajuan Nurul Hakim. Beliau belajar dengan para tuan guru lalu mengajarkan kembali kepada para santrinya yang belakangan banyak yang menjadi tuan guru", lanjutnya. 

TGH. Abdul Karim merupakan sosok ulama yang segenerasi dengan TGH. Ibrahim al-Khalidi, TGH. TGH. Mustafa al-Khalidi, dan TGH. Abdul Hafiz. Setelah meninggal dunia, kepemimpinan pondok pesantren Nurul Hakim dilanjutkan oleh anak beliau TGH. Safwan Hakim. Bila TGH. Abdul Karim sukses menancapkan sistem pesantren yang kokoh, maka TGH. Safwan Hakim sukses menghadirkan sistem pendidikan pesantren dengan berbagai transformasi dan adaptasi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan zaman. Tentu dengan tetap menjaga orsinalitas sistem pesantren yang sudah dicontohkan oleh sang ayah. 


TGH. Safwan Hakim segenerasi dengan para tuan guru mashur seperti TGH. Mukhlis Ibrahim, TGH. Misbah TGH. Munzir, TGH. Ahmad, TGH. Abdul Mustafa dan beberapa tuan guru serta pimpinan pondok pesantren di berbagai tempat, baik di Lombok maupun di Bima, Sumbawa dan sebagainya. Secara umum dapatlah dikatakan bahwa bila TGH. Abdul Karim sukses melahirkan para tuan guru  di berbagai tempat, maka TGH. Safwan Hakim sukses melahirkan para Tuan Guru, akademisi dan para Ustadz di berbagai tempat, bahkan para alumni yang sukses berkarir lintas profesi di NTB, NTT, Bali, Jawa dan sebagainya. 

Karena jasa dan kontribusi nyata kedua pendiri tersebut, kini Nurul Hakim telah berkembang pesat dengan berbagai lembaga pendidikan dan pelayanan sosial kepada masyarakat luas. Alumni Nurul Hakim sudah banyak yang berkarir dan sukses di berbagai lembaga dan profesi. Walau demikian, alumni Nurul Hakim tetap menjadikan Nurul Hakim sebagai tempat utama mereka belajar, sehingga tak lupa dengan tempat mereka belajar sekian waktu di masa lalu. "Setinggi-tinggi gelar dan jabatan atau prestasi, para alumni tetaplah santri yang selalu menjaga adab. Sebab semuanya meyakini bahwa pondok Nurul Hakim adalah ibu kandung keilmuan mereka", ungkap TGH. Muharrar Mahfudz. 


Pada acara yang dihadiri ribuan undangan baik offline maupun online ini turut hadir Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah, pejabat pemerintah Lombok Barat, dan undangan dari berbagai organisasi. Pada sambutannya Gubernur NTB ini menyampaikan apresiasi kepada Nurul Hakim yang telah berjasa besar bagi kemajuan masyarakat NTB. Menurutnya, sebuah perjalanan panjang selalu dimulai dengan langkah pertama. Nurul Hakim dengan para pendirinya telah memulai langkah pertama ketika mendirikan Nurul Hakim. Kini hasilnya bisa dirasakan oleh banyak orang, bukan saja alumni Nurul Hakim tapi juga masyarakat umum. 

"Sebuah perjalanan panjang selalu dimulai dengan langkah pertama", begitu sebuah ungkapan bijak mengingatkan kita. Menurut Gubernur NTB kelahiran Sumbawa ini, ungkapan tersebut relevan dengan kehadiran Nurul Hakim. "Pendiri Nurul Hakim merupakan sosok tokoh yang sangat berjasa. Jasad beliau bisa meninggal, namun buah pemikiran dan karya beliau bisa dirasakan oleh banyak orang hingga saat ini dan nanti. Bukan saja bagi keluarga besar Nurul hakim tapi juga bagi banyak kalangan di seluruh dunia", ungkapnya. 

Belajar dari kedua tuan guru tersebut, menurut alumni  Universitas Indonesia (UI) dan kampus ternama di Australia inj, kita bisa mengambil makna sebuah perjuangan dan perjalanan hidup. Bahwa untuk meraih hal-hal besar dan luar biasa harus dimulai dari hal-hal yang terlihat kecil dan biasa. Para pendiri Nurul Hakim telah melakukan kejutan sejarah yang bermanfaat dan membanggakan kita semua. Untuk itu, ke depan Nurul Hakim mesti mampu menghadirkan kejutan-kejutan baru yang bermanfaat bagi umat dan bangsa Indonesia.  

Menurutnya, kalau alumni Nurul Hakim menjadi tuan guru itu bukan sesuatu yang baru. Tapi kalau ada alumni Nurul Hakim yang menjadi pengusaha, ini sesuatu yang luar biasa. Bahkan secara tegas Gubernur NTB pun sangat apresiasi Nurul Hakim yang alumninya mampu menjadi penggiat UMKM. "Saya termasuk yang haru dan bangga bahwa salah satu UKM terbaik yang berprestasi di NTB bahkan di Indonesia ini adalah UKM yang dihadirkan oleh alumni NH. Beliau bukan lulusan jurusan ekonomi dan bukan lulusan luar negeri. Beliau alumni Nurul Hakim, bahkan menjual produk herbal dengan memanfaatkan handphone. Ketika ditanya mengapa ia begitu giat, dia mengatakan karena dia ditempa ketika menjadi santri NH", ungkapnya. 

Mengenang kembali para pendahulu artinya melanjutkan apa yang sudah dijalankan dan dihadirkan mereka di era ini dan nanti. Belajar dari keikhlasan, pengorbanan dan perjuangan mereka dalam menghadirkan lembaga pendidikan yang relevan dengan kebutuhan zamannya. Belajar dari para pendahulu, ke depan, Nurul Hakim tidak saja mesti mampu melahirkan para tuan guru, ustadz dan penghulu agama, tapi juga para pejabat, birokrat, politisi, dokter, seniman, penulis, pengusaha, diplomat dan sebagainya dengan tetap menjaga prinsip dan nilai luhur pesantren yang akrab dengan keadaban yang tinggi. Sehingga apa yang dilakoni oleh para pendahulu dan para sesepuh era ini menjadi lakon yang berlanjut dan menyejarah di masa depan. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Alumni Nurul Hakim Angkatan 1996-2002 dan Penulis 53 Judul Buku 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah