TGH Muharrar dan Tradisi Menulis Kita


SALAH satu momentum terbaik yang saya alami ketika mengadakan kunjungan ke berbagai tempat di Lombok-NTB sejak 20 Mei 2023 hingga hari ini (Rabu 24 Mei 2023) adalah ketika saya silaturahim dengan Bapak TGH. Muharrar Mahfudz, akrab disapa Abun Harar. Pertemuan dengan beliau beberapa hari lalu pun menjadi penguat bagi saya dalam menekuni dunia literasi terutama kepenulisan. 

Abun Harar adalah orangtua, guru dan panutan saya selama nyantri di Pondok Pesantren Nurul Hakim yang berlokasi di Kediri, Lombok Barat, NTB, 1996-2002, bahkan ketika ketika kelak saya selesai nyantri di NH hingga kini. Beliau salah satu tuan guru yang selalu mendoakan dan menasehati saya dalam banyak hal. Saya benar-benar terharu dan bangga karena mendapatkan doa dan dukungan dari beliau selama ini. 

Saya termasuk yang sering beliau hubungi, bertanya kabar, aktivitas dan apresiasi saya. Keakraban saya dengan beliau membuat saya tertarik dan tergerak untuk menulis buku, artikel dan sebagainya. Bahkan beberapa waktu lalu, tepatnya dua tahun lalu (2021) beliau merestui saya untuk menulis buku bareng judulnya "Indahnya Islam Di Indonesia". Awalnya saya ragu, namun berikutnya saya sangat yakin dan percaya bahwa buku ini bakal terbit dan bermanfaat. 

Seingat saya, buku setebal 200-an halaman ini merupakan antologi atau bunga rampai artikel beliau dan saya beberapa tahun belakangan menjelang cetak. Buku ini pun diapresiasi oleh banyak kalangan, hal ini terutama karena judul dan ulasannya yang ringan sehingga mudah dipahami. Sebuah karya kolaboratif yang insyaa Allah jadi amal jariyah dan berkah. Bagaimana pun, setiap kata yang baik dan bermakna baik pasti berdampak baik. 

Salah satu nasehat beliau yang menambah semangat saya untuk terjun di dunia kepenulisan adalah pentingnya dakwah bil qolam (pena, tulisan) di era media yang terus berkembang. "Syamsudin, antum mesti memanfaatkan media untuk menebar kebaikan. Isi media dengan nilai-nilai baik. Itu yang akan membuat generasi muda memiliki bacaan untuk membentengi diri dari berbagai tantangan dan ujian kekinian," ungkapnya. 

Nasehat tersebut merupakan salah satu dari banyak nasehat beliau kepada saya selama ini. Konsen beliau memang bukan saja berdakwah secara konvensional, tapi juga secara kekinian, dengan menggunakan berbagai media teknologi. Menurut beliau, kalangan santri mesti menguasai media dan mengisinya dengan konten yang benar dan berkualitas. Di situlah pentingnya menulis: memproduksi buku dalam beragam tema. Sebagaimana yang telah dan sering disampaikan oleh Abun Harrar pada berbagai kesempatan. (*) 


Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Aku, Dia & Cinta" 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok