Mengenang Kembali Lombok


Lombok merupakan salah satu pulau di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), di samping pulau Sumbawa yang mencakup Sumbawa, Bima dan Dompu. Lombok tempat dimana Mataram sebagai ibukota NTB sudah mashur sejak lama, terutama dari dua aspek yaitu pendidikan pesantren dan objek wisata alamnya yang alami juga indah. Belakangan Lombok semakin terkenal karena Masjid Islamic Center Hubul Wathon, Bandara Internasional Lombok (BIL), Mandalika dan masih banyak lagi. 

Saya pertama kali menyentuh Lombok pada Mei 1996, 27 tahun silam. Kala itu saya hendak melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Pondok Pesantren Nurul Hakim (NH) yang berlokasi di Jl. Taruna Nomor 5, Kediri, Lombok Barat. NH merupakan salah satu pondok terbesar di Lombok dan NTB bahkan Nusa tenggara yang mencakup Bali, NTB dan NTT. Di sini saya belajar tentang banyak hal. Dari ilmu syar'i, bahasa dan keorganisasian hingga kepemimpinan dan tradisi belajar sekaligus literasi yang cukup kuat. 

Setelah lulus MTs pada 1999, saya pun melanjutkan pendidikan saya di Madrasah Aliyah (MA) di pondok yang sama hingga lulus pada 2002. NH sendiri didirikan oleh seorang tuan guru ternama di Lombok, beliau adalah TGH. Abdul Karim. Beliau merupakan guru dari banyak tuan guru kala itu. Beliau meletakkan fondasi sistem pesantren sejak pertama kali di NH dengan kajian kitab kuning atau kitab mu'tabaroh dalam beragam tema atau mata ilmu. Dari tangan dinginnya, terlahir para tuan guru di Lombok dan sekitarnya. 

Setelah beliau meninggal, kepemimpinan NH dilanjutkan oleh anak kandung beliau TGH. Safwan Hakim. Beliau melanjutkan peranan sang Ayah dengan penguatan fondasi dan pengembangan lembaga pendidikan sesuai dengan perkembangan dan dinamika pendidikan nasional. Sehingga beliau bukan saja memastikan para santri paham kita kuning, tapi juga potensi lain yang dikreasi secara inovatif. Maka hadirlah madrasah, ma'had ali sekolah kejuruan, perguruan tinggi dan lembaga vokasi. 

Pada 2002 saya lulus MA dengan berbagai ilmu dan kenangan indah yang tak terlupakan.  Lalu, saya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tepatnya ke Ma'had Umat bin Khatab di Surabaya, Jawa Timur. Tak lama di tempat ini, saya pun melanjutkan kuliah di UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang kala itu masih IAIN. Selama di Bandung saya belajar di beberapa pesantren, termasuk Ma'had al-Imarot. Selain itu, saya juga mengikuti pengajian keislaman di beberapa titik atau simpul kajian di Bandung. 

Pasca itu, saya bekerja di Subang, Jawa Barat, tepatnya mengajar di sebuah lembaga pendidikan yang kini cukup terkenal. Lalu, setelah menikah saya pindah dan berkarir di Cirebon, Jawa Barat. Walau begitu, sejak kepindahan saya ke Cirebon pada 7 Oktober 2010 hingga saat ini, saya masih sering keluar kota, misalnya ke Bandung, Jakarta, Yogjakarta, Semarang, Surabaya, Lampung, Palembang, Medan, Makasar, Makasar, Denpasar, Palangkaraya dan sebagainya. 

Di sela-sela itu saya pun masih bisa menikmati pendidikan di Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon (UI BBC). Belakangan di Universitas Majalengka (Unma), Majalengka, Jawa Barat. Selain itu, saya masih bisa silaturahim ke keluarga di Manggarai Barat, NTT, tempat dimana Komodo berasal. Saya juga masih kerap berkunjung ke NH, tempat dimana saya pernah menempuh pendidikan selama 6 tahun. Dengan segala suka dan dukanya saya merasakan bahwa NH adalah lembaga pendidikan yang merubah seluruh kehidupan saya, tentu saja ke arah yang lebih baik dan produktif. 

Kali ini, tepatnya Sabtu 20 Mei 2023 saya mendapat kesempatan untuk kembali berkunjung ke Lombok untuk sebuah acara penting: Coaching Marketer Umrah yang diadakan oleh PT. Manasik Haji Umrah (MHU) Cabang NTB. Berkunjung ke Lombok dapat mengenang kembali banyak hal penting dalam perjalanan hidup saya. Sebuah perjalanan penting yang tidak akan saya lupakan, selamanya. Di sini saya bukan saja pernah mendalami berbagai ilmu baru dalam kehidupan saya terutama keislaman dan bahasa asing (Arab dan Inggris) tapi juga tentang makanan khas, adat istiadat, bahasa dan budaya orang Lombok, di samping Sumbawa, Bima dan Dompu.  

Seingat saya, terakhir saya berkunjung ke Lombok pada 2014 silam, ya 9 tahun yang lalu. Kala itu, saya diundang untuk sebuah acara mahasiswa. Ya, saya sering ke Lombok karena diundang menjadi narasumber kegiatan organisasi mahasiswa seperti BEM dan organisasi mahasiswa ekstra kampus di Mataram. Selain itu, tentu untuk silaturahim kepada para tuan guru dan ustadz di NH, serta keluarga yang berdomisili sekaligus melanjutkan pendidikan di Lombok. Kini saya kembali ke Lombok, mengenang kembali hal-hal indah dan berkesan selamanya di Lombok. Lombok pun semakin dirindu, merinduinya tanpa tapi. Semoga suatu saat semuanya terekam atau terdokumentasi dengan baik dalam bentuk buku! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Aku, Dia & Cinta" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah