Mari Berkolaborasi untuk Kota Cirebon yang REMAJA!


KOTA Cirebon merupakan salah satu kota madya di Jawa Barat. Kota yang dikenal sebagai Kota Wali ini akan mengikuti Pilkada Serentak Nasional pada 27 November 2024 mendatang. Para tokoh, politisi dan partai politik pun sudah mulai bergeliat untuk mengikuti kontestasi lima tahunan ini. Dari konsolidasi kader dan pertemuan relawan hingga penyebaran baligo dan publikasi para bakal calon di berbagai media. Bahkan pemanfaatan media sosial untuk sosialisasi pun sudah mulai terlihat. 

Hiruk pikuk politik semacam itu sejatinya pemantik sekaligus informasi paling nyata betapa politik menjelang pilkada kali ini sudah mulai menjadi perhatian banyak kalangan. Bukan saja kalangan elite dan politisi tapi juga masyarakat biasa atau akar rumput. Pertemuan massa pendukung pun sudah mulai berlangsung di berbagai forum dan momentum. Bukan saja di hotel dan ruang tertutup lainnya tapi juga di kafe dan rumah makan. Bahkan tak sedikit yang nongkrong bareng di berbagai warung kopi. 

Suasana semacam itu sejatinya baik dan sehat bagi kemajuan politik di Kota Cirebon ke depan. Bahkan kita berharap agar animo masyarakat pada politik terutama menjelang pilkada semakin ramai. Bagaimana pun, pilkada adalah salah satu pintu masuk bagi ikhtiar untuk membangun dan memajukan daerah ini. Manakala masyarakat lapis bawah sudah berperan maka itu pertanda semangat untuk maju bersama sudah dimulai. Geliat semacam itu harus dijaga, agar ke depan berdampak nyata bagi Kota Cirebon. 

Dalam kerangka itu, saya mengajukan beberapa hal yang mesti kita lakoni kini dan ke depan dalam mewujudkan Kota Cirebon yang REMAJA: Religius, Maju, dan Sejahtera Berkelanjutan yang diusung oleh pasangan Dani Mardani - Fitria Pamungkaswati (Dani - Fitria). Pertama, menjaga semangat kolaborasi. Pembangunan dan pembenahan Kota Cirebon dari berbagai masalah yang masih meliputi hingga kini merupakan tanggungjawab kita semua. Sehebat apapun kita, tidak akan berdampak apa-apa bila kita hanya sendiri dan terjebak pada aksi "one man one show". Karena itu, kita harus menjaga semangat kolaborasi dalam rangka menjalankan berbagai aksi untuk Kota Cirebon yang lebih maju. 

Kedua, toleran dalam melihat dan merespon perbedaan. Politik sejatinya ikhtiar untuk mencari titik temu. Namun bila titik temu antar elemen sulit dicapai maka kerja besar kita adalah toleran terhadap mereka yang berbeda. Pilihan politik yang berbeda selama didasari peraturan perundang-undangan dan azas rasionalitas maka itu adalah kekayaan yang harus dihargai. Ya, perbedaan latar belakangan dan selera politik harus dipandang sebagai khazanah dan kekayaan, tentu dengan tetap mengacu pada tujuan ril dan ideal yang sama yaitu Kota Cirebon yang REMAJA. 

Ketiga, mengutamakan politik gagasan atau ide. Pilkada adalah medan paling relevan untuk menghadirkan pendidikan dan pencerdasan politik bagi masyarakat dan warisan berharga generasi yang akan datang. Pilkada yang begitu mulia mesti diwarnai oleh tawaran gagasan jenial dan program ideal untuk pembangunan, bukan caci maki dan hinaan yang sejatinya tak bermutu. Politik gagasan harus menjadi tren pilkada Kota Cirebon kali ini. Para tokoh yang digadang-gadang maju di Pilkada kali ini harus menawarkan program yang relevan dan menyentuh langsung dengan kebutuhan masyarakat Kota Cirebon.  

Kota Cirebon yang REMAJA adalah ikhtiar rasional dan relevan untuk dihadirkan dalam panggung politik Kota Cirebon kali ini. Koreksi terhadap perjalanan pembangunan di Kota Cirebon selama ini mesti menjadi agenda bersama masyarakat Kota Cirebon. Kota Cirebon yang REMAJA artinya kesungguhan untuk menghadirkan kemajuan yang nyata bagi semua aspek kehidupan masyarakat Kota Cirebon. Infrastruktur jalan, sarana-prasarana pendidikan dan kesehatan juga pelayanan publik, serta praktik amoral seperti korupsi mesti dibenahi bersama. Kuncinya adalah integritas dan keteladanan para politisi, elite dan pejabat publik. Insyaa Allah Dani - Fitria memenuhi standar itu. Pada dua sosok muda dan berpengalaman ini kita titipkan semangat dan ikhtiar untuk memimpin agenda bersama Kota Cirebon yang REMAJA. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Selamat Datang Di Kota Cirebon"


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah