Bang Dani Mardani yang Saya Kenal


Saya menjadi warga Kota Cirebon terhitung sejak 7 Oktober 2010 silam. Saat itu saya baru saja melangsungkan akad nikah, tepatnya pada 4 Oktober 2010. Menjadi warga baru di Kota Wali merupakan sebuah pengalaman berharga dalam hidup saya. Bagaimana pun, sebelumnya sejak 2002 hingga 2010 saya menjadi warga Kota Bandung dan kerap bolak-balik Jakarta. Sebagai warga baru tentu mengharuskan saya untuk silaturahim dan mengenal banyak orang, terutama para tokoh lintas latar belakang dan profesi di Kota Cirebon.

Ada banyak tokoh yang kunjungi kala itu seperti Pak Ano Sutrisno, politisi Golkar yang belakangan menjadi Walikota Cirebon. Lalu, Pak H. Anwar Yasin, politisi PKS yang belakangan menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil Cirebon dan Indramayu. Tak lupa Prof. Abdullah, akademisi sekaligus guru besar UIN Cirebon yang kala itu masih berstatus STAIN lalu berubah menjadi IAIN. Tiga sosok ini kerap memotivasi saya untuk terus mencerahkan masyarakat melalui karya tulis yang terpublikasi. Di samping beberapa tokoh lainnya yang hingga kini masih dapat saya kunjungi. 


Selain itu, salah satu tokoh muda yang pertama kali saya kenal di Kota Cirebon kala itu adalah Bang Dani Mardani. Bang Dani merupakan aktivis muda sekaligus politis muda Partai Amanat Nasional (PAN). Kelak pada tahun 2012 saya menulis buku baru bertema motivasi berjudul "Improve Your Competence, And Win The Future". Pada buku setebal 190 halaman ini Bang Dani memberi sambutan atau kata pengantar dengan diksi yang menarik. Membacanya membuat saya semakin percaya bahwa menulis adalah pekerjaan mulia dan bermanfaat.

Bang Dani lahir pada 5 Desember 1977 silam. Ia menyelesaikan pendidikan setara S-1 di Universitas Swadaya Gunung Djati (Unswagati) yang kini telah berganti nama menjadi Universitas Gunung Djati (lebih dikenal UGJ) pada 2003. Belakangan ia melanjutkan S-2 Magister Hukum hingga meraih gelar MH. Karier Bang Dani dalam dunia politik selalu berada dalam ranah legislatif. Ia beberapa kali berhasil terpilih sebagai anggota DPRD Kota Cirebon. Pada periode 2024-2029, Bang Dani kembali terpilih dengan mewakili daerah pemilihan (dapil) 4 yang meliputi Harjamukti, Kecapi, dan Larangan.


Pada Pilkada atau Pilwalkot 27 November 2024 lalu, Bang Dani maju sebagai bakal calon Walikota berdampingan dengan Bu Fitria Pamungkaswati yang diusung oleh PAN dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Bang Dani sendiri memegang posisi penting di PAN Kota Cirebon. Ia merupakan Ketua DPD PAN Kota Cirebon. Sementara Bu Fitra merupakan Ketua DPC PDIP Perjuangan yang sebelumnya menjabat sebagai anggota DPRD Kota Cirebon, bahkan menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon periode 2019-2024. Walau pun tidak terpilih, namun dukungan pada dua sosok ini cukup membanggakan. 

Bagi saya, ada beberapa hal yang melekat pada diri Bang Dani. Pertama, santri. Ia adalah alumni pondok pesantren Salafiyah Kota Cirebon. Bahkan sempat nyantri di Ciamis, kabupaten yang sangat dekat dengan Tasikmalaya. Karena santri, Bang Dani kerap diundang menjadi pengisi ceramah, sambutan dan khutbah Jumat di beberapa lokasi dan forum. Ia juga kerap menghadiri kegiatan keagamaan di berbagai forum dan momentum. Bahkan beberapa kali ia juga hadir sebagai peserta pelatihan imam dan khotib, dimana saya juga hadir sebagai peserta. 


Kedua, aktivis tulen. Bang Dani juga dikenal sebagai aktivis tulen. Saat menjadi mahasiswa, ia aktif di organisasi mahasiswa intra dan ekstra kampus. Setahu saya, Bang Dani pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cirebon, tentu sebelumnya di kampus UGJ yang sebelumnya Unswagati. Pengalaman di dunia aktivisme menjadi bekal Bang Dani dalam melakukan berbagai advokasi sosial sebagai wujud kepedulian pada masyarakat Kota Cirebon. Bahkan kelak saat ia terpilih menjadi anggota DPRD Kota Cirebon. Dan lebih dari itu, saya mengenal Bang Dani sebagai intelektual dan akrab dengan buku.  

Ketiga, politisi handal. Bang Dani adalah politisi handal milik Kita Cirebon. Selama beberapa periode duduk sebagai anggota DPRD Kota Cirebon, Bang Dani selalu menghadirkan dinamika yang dinamis dan produktif. Ia bukan saja datang dan duduk, tapi menghadirkan perdebatan intelektual dalam menghadirkan berbagai peraturan daerah atau Perda. Mengenai hal ini dapat kita baca di berbagai media massa seperti surat kabar, di samping TV dan media online. Semuanya menjadi bukti bahwa ia adalah politisi handal dan menjadi kebanggaan masyarakat Kota Cirebon. 


Kedekatan saya dengan Bang Dani tidak dibangun di atas kepentingan materi, tapi di atas nilai-nilai dasar perjuangan, ruh aktivisme dan semangat menghadirkan kebermanfaatan bagi masyarakat luas utamanya di Kota Cirebon. Sehingga pada momentum Pilwalkot lalu saya mendapat kesempatan untuk memulai buku berjudul "Saatnya Kaum Muda Memimpin". Buku ini mengulas tentang sepak terjangnya kaum muda dalam perjalanan sejarah dan apa yang dijalankan ke depan. Di samping itu, saya juga mengulas tentang visi-misi dan tawaran program pasangan Dani - Fitria. 

Hari ini, Kamis 5 Desember 2024, Bang Dani genap berusia 47 tahun. Bagi saya, usia tersebut merupakan usia yang sangat cukup matang untuk memimpin Kota Cirebon. Walaupun secara perhitungan hasil Pilwalkot tidak mendapatkan dukungan dominan, namun ikhtiar Bang Dani kemarin adalah perjalanan sejarah yang sangat penting dalam relung perjalanan hidup Bang Dani. Apapun itu, kita mesti terus berikhtiar agar seluruh potensi, tingkah dan sikap kita mencerminkan rasa optimisme yang tinggi untuk Kota Cirebon yang remaja: religius, maju dan sejahtera. Akhirnya, barakallah untuk Bang Dani. Semoga usianya berkah, karirnya semakin sukses, dan manfaatnya semakin luas bagi masyarakat! (*)


Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Pemuda Negarawan" 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah