Sukses Tanpa Riuh Tepuk Tangan


Kesuksesan itu butuh perjuangan dan pengorbanan tak sedikit. Ada banyak rintangan dan tantangan yang datang bertubi-tubi, yang kadang membuat sebagian orang ciut dan mengalah begitu saja. 

Walau demikian, kesuksesan juga menjadi hiburan berharga, terutama pada saat kesuksesan itu kita capai. Rasa haru dan bangga menjadi selingan yang membuat kita tersadarkan bahwa kerja keras itu tak sia-sia. 

Tapi perlu diingat, kesuksesan tak perlu dirayakan dengan melampaui batas atau berlebihan. Cukup naikan saldo syukur dan tetap konsisten menjaga ritme dan langkah untuk mencapai kesuksesan baru. 

Tak semua kesuksesan yang kita capai perlu ditepuk tangani oleh siapapun. Sebab tak setiap tepuk tangan itu tanda suka. Tak sedikit orang yang bertepuk tangan untuk tujuan sesaat, sehingga kita lengah dan lupa diri. 

Tak sedikit yang mengatakan bersama dengan apa yang kita perjuangkan tapi sekadar di mulut. Sebab tujuan mereka bukan nilai dan agenda yang diperjuangkan, tapi uang, jabatan dan pujian pendek yang tak bermakna apa-apa. 

Faktanya, rak sedikit orang sibuk mencari tepuk tangan, tapi jiwa tak tenang. Orang mencapai puncak karir, mereka tertatih tatih mengais nasi untuk memenuhi kebutuhan hari ini. Selalu berburuk sangka, tak ada ruang berbaik sangka pada jiwa mereka. 

Tak sedikit yang mencela sana sini, lalu waktu terbuang-buang begitu saja. Padahal anak dan istri kelaparan. Isi dompet kosong pun selalu menghiasi hari-hari mereka. Kebiasaannya sibuk mencari tepuk tangan. Bahkan tepuk tangan para tuan-tuan yang mereka puja. 

Jadi, sukses itu agenda yang layak kita kejar. Tapi tak melupakan apa yang harus terus kita miliki dan jaga. Terutama integritas, ketelatenan dan kerja keras itu sendiri. Selamat menyicil tangga sukses hingga puncak, tanpa riuh tepuk tangan! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Plan Your Success" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah