Tanwir Kupang, Presiden Prabowo dan Jasa Besar Muhammadiyah
Saya termasuk yang mencatat beberapa poin yang disampaikan oleh presiden Prabowo Subianto saat memberikan sambutan di sesi pembukaan. Pertama, Muhammadiyah kreatif, inovatif dan hebat. Berbagai lembaga pendidikan, kesehatan dan sosial milik Muhammadiyah menjadi bukti paling valid dan nyata tentang hal itu. Berbagai perguruan tinggi, rumah sakit dan lembaga sosial lainnya adalah bukti Muhammadiyah sangat kreatif, inovatif dan hebat. Bahkan jumlahnya sangat banyak dan tersebar di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Ketiga, Muhammadiyah fokus memberi dan melayani, bukan meminta-minta. Karena itulah, menurut Prabowo, dirinya mesti hadir bila mendapatkan undangan untuk menghadiri kegiatan Muhammadiyah. Ia pun menegaskan, bahwa bukan Muhammadiyah yang mesti berterima kasih kepada dirinya, tapi dirinya-lah yang mesti hadir dan berterima kasih kepada Muhammadiyah. Sebab jasa Muhammadiyah pada Indonesia sangat besar dari dulu hingga saat ini. "Bukan Muhamadiyah yang mesti berterima kasih kepada saya, tapi justru saya yang mesti berterima kasih pada Muhammadiyah," tegasnya.
Keempat, Muhammadiyah sukses melakukan kaderisasi kepemimpinan. Menurut Prabowo, Muhamadiyah telah melahirkan para pemimpin hebat dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Jenderal Soedirman, proklamator Soekarno, Jenderal Soeharto adalah warga Muhammadiyah. Artinya, Muhammadiyah bukan saja berdakwah dan melakukan proses pendidikan dan pelayanan masyarakat, tapi juga menjadi rahim bagi para pemimpin yang memiliki pengaruh besar dalam perjalanan sejarah bangsa dan negara ini.
Dan masih banyak tokoh lainnya yang dikaryakan di berbagai lembaga dan institusi negara dan non pemerintah. Bahkan dari periode kepemimpinan di Indonesia, tak sedikit tokoh Muhammadiyah yang diberi mandat untuk memimpin kementrian tertentu. "Muhammadiyah tidak saja berdakwah, tapi juga menghadirkan pelayanan sosial. Selain melahirkan para pendidik hebat juga pemimpin sekaligus panglima perang. Itulah kehebatan Muhammadiyah," tegasnya.
Kelima, Muhammadiyah adalah laboratorium pendidik hebat. Menurut Mantan Danjen Kopassus ini, di Muhammadiyah terdapat ulama, ustadz dan guru yang hebat. Mereka adalah panutan masyarakat dan pendidik bangsa. Pada mereka kita berharap dan berterima kasih atas apa yang sudah dijalankan selama ini. "Para ulama, ustadz dan guru adalah orang yang berjasa dan ikut andil dalam mencerdaskan bangsa. Mereka adalah panutan masyarakat dan pendidik bangsa," ucap presiden Prabowo Subianto.
Keenam, Muhamadiyah sangat visioner dan toleran. Hal ini terbukti dengan pendirian berbagai sekolah, perguruan tinggi dan rumah sakit yang tidak saja melayani warga Muhammadiyah tapi juga non Muhammadiyah, bahkan warga non muslim. Bagi Prabowo, apa yang dilakukan Muhammadiyah merupakan teladan bagi seluruh elemen bangsa Indonesia dalam menghadirkan kebersamaan berbasis pada visi besar sekaligus toleransi yang sangat tinggi. Watak Muhammadiyah yang egaliter dan lentur menjadi model bagi Indonesia untuk terus melangkah meraih tujuan mulia bernegara.
Presiden Prabowo pun menyampaikan terima kasih kepada Muhammadiyah atas kiprahnya selama ini dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. "Saya ucapkan hormat saya kepada Muhammadiyah. Saudara buka lembaga-lembaga pendidikan tidak hanya pada umat Islam, tapi buka untuk semua. Saudara telah memberi contoh dalam toleransi, dalam kehidupan inklusif, dalam kehidupan saling hormat-menghormati, dalam kehidupan saling menjaga, saling mendukung ini sangat penting,” ujar Presiden Prabowo.
Singkatnya, Muhammadiyah telah berjasa besar bagi bangsa dan negara Indonesia. Karena itulah menurut Ketua Umum Partai Gerindra ini dirinya mesti hadir di forum Muhammadiyah untuk mendengar dan berterima kasih kepada Muhammadiyah. Bahkan ia mengakui bahwa Muhamadiyah telah melakukan proses pendidikan dan kaderisasi yang kuat dalam melahirkan para pemimpin dan tokoh bangsa. Sehingga wajar Muhammadiyah ada di mana-mana. Baik itu mereka yang pernah jadi siswa di sekolah Muhammadiyah dan mahasiswa di perguruan Muhammadiyah maupun pengurus sekaligus tokoh Muhammadiyah. Dimana semuanya berkarir di banyak institusi dan lembaga pemerintah dan non pemerintah. (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Pemuda Negarawan"
Komentar
Posting Komentar