FIGHT!

"If fighting is sure to result in victory, then you must fight!” (Teh Art of War, Sun Tzu). Hidup adalah ruang tunggu ujian demi ujian. Satu ujian berlalu, ujian lain datang. Setiap hari sesungguhnya kita “naik kelas”. Jangan pernah khawatir dengan ujian yang hadir. Bukan kesulitan yang membuat kita takut, melainkan ketakutan yang membuat kita sulit. 

Saat di sekolah berhadapan dengan mata pelajaran yang begitu sulit, saat di kampus berhadapan dengan mata kuliah yang sulitnya bukan main, atau saat diberikan pekerjaan yang menantang di kantor, hadapi. Once alive, must matter! 

Tantangan adalah anugerah. Dada kita mungkin sesak saat meresponsnya, tapi ia semakin tegar. Kepala kita memusing, lalu ia semakin kuat. Life may not be the party we hoped for, but while we’re here we should dance. 

Mustahil, sukses memimpin tanpa risiko. Seseorang yang hanya selalu ingin kemudahan, akan menghadapi kesulitan. As you grow up, you get more responsibility. You may deny that, but they are coming to you anyway.

Navy Seal, komando Angkatan Laut Amerika, punya jargon: The more you swet in peace time, the less you bleed in war. Benar kata orangtua kita dulu: Bersusah-susah dahulu, bersenang-senang kemudian. 

Para tokoh dan pemimpin yang berhasil, sepakat bahwa kebahagiaan tidak bisa didapat kecuali dengan perjuangan melawan kesulitan. Hal itu pula yang dirasakan para Founding Father yang pernah menginjakan kakinya di Hoogere Burger School.  

Di sekolah bangsawan era kolonial itu, Soekarno, Agus Salim, dan yang lainnya harus melawan keterbatasan. Berhadapan dengan kedigdayaan para bangsawan, dengan iklim pendidikan yang sepenuhnya berbeda dengan pribumi kebanyakan. Mereka tetap “melawan”. 

Saat itu, layaknya David melawan Goliat, lingkungan mungkin terasa bagai momok dibandingan lingkungan asal mereka. Namun, mereka memilih untuk maju, membekali diri dengan ilmu. Demi bangsanya. Demi kemerdekaan. 

“Per Aspera ad astra”. Lalui jerih payah dan berlelah-lelah, demi meraih bintang! Begitu bunyi moto salah satu sekolah bangsawan zaman kolonial Hoogere Burger School di Surabaya. 

**

Mari belajar dari alam. Begitu cepat perputaran waktu. Siang menjadi malam. Gelap menjadi terang. Terang jadi mendung. Mendung jadi hujan. Hidup pun demikian. Ia berputar seperti roda. Ada masa di atas, ada masa di bawah. Ada sulit, ada mudah. Ada sempit, ada lapang. Tapi yakinlah, tiap kali langit tertutup gelap, esok hari matahari berganti datang. 

Buya Hamka, sosok legendaris itu pernah menasehati bahwa hidup adalah soal perjuangan. Seperti menyambung tali, kehidupan adalah utas demi utas perjuangan. Satu ujian berlalu, ujian lain akan datang. 

Dalam sebuah hadits kepada ‘Aisyah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, Ajruki ‘alaa qadri nashbiki. Ganjaranmu bergantung kadar lelahmu. Jadi, jangan takut untuk hidup. Teruslah berjuang, meski lelah, meski payah, bahkan meski berdarah-darah... hingga kita mencapai puncak. 

Mari berlatih untuk mentokan diri sampai batas kemampuan tertinggi. Hingga kita dapati pula pencapaian tertinggi. Masalah tidak membuat kita mati, sebab ia sejatinya membuat kita jauh lebih kuat. 

Be tankhfull for hard times in your life, try not to look at them as bad things but as opportunities to grow and learn! Difficulties strengthen your soul! 

Selamat naik kelas, wahai pegiat pena atau pejuang literasi, kaum muda dan para calon pemimpin! Count your life by smile, not tears. “Bebanmu akan berat. Jiwamu harus kuat tapi aku percaya langkahmu akan jaya. Kuatkan. Kuatkan pribadimu!”, demikian pesan Buya Hamka. (*)


* Judul tulisan 
FIGHT! 

Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis buku “MERAWAT MIMPI, MERAIH SUKSES”. Nomor WhatsApp 085797644300

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah