Ghost Writer


MUNGKIN sebagian dari kita masih bingung dengan istilah penulis bayangan atau yang kerap disebut sebagai ghost writer. Bisa dikatakan ghost writer atau GW adalah seseorang yang memiliki kemampuan menulis mumpuni, namun memilih untuk tidak mengambil kredit atau hak cipta atas tulisan yang pernah ditulisnya. Sehingga, di dalam buku, artikel dan tulisan lain yang dipublikasi seperti di website yang ditulisnya tidak tercantum nama penulis tersebut.


Meskipun terdapat beberapa penulis yang ingin mendapatkan pengakuan dari hal yang telah ditulisnya, namun hal ini akan berbeda dengan GW. Umumnya, profesi ini merupakan seseorang yang memang dipekerjakan oleh perusahaan atau start up. Dengan memiliki tugas yakni menulis untuk perusahaan tersebut. Atau bila bukan bagian dari perusahaan tertentu ia diajak menjadi partner untuk menghasilkan karya tulis dengan biaya atau bayar jasa tertentu. 


Akan tetapi, nantinya nama penulis tersebut tidak akan dicantumkan. Melainkan akan ditulis dengan perusahaan maupun individu dimana tempat mereka dipekerjakan. Bahkan bisa jadi atas nama tokoh tertentu yang memiliki keterbatasan dalam hal tulis menulis. Sehingga nantinya individu maupun perusahaan yang mempekerjakan GW tersebutlah yang akan mendapatkan kredit dan juga copyright atas tulisan tersebut. Sementara penulisnya hanya dalam bayangan alias tidak tertulis secara langsung di karya tulis tersebut. 


Dengan begitu, hal ini akan menyebabkan perusahaan maupun individu yang telah mempekerjakan atau telah membeli tulisan yang ditulis oleh GW, berhak atas karya tersebut sepenuhnya. Perusahaan tersebut juga bisa untuk mengubah tulisannya apabila tidak sesuai. Atau bahkan individu atau tokoh tersebut dapat menjual kembali tulisan tersebut. Bila ada perbaikan untuk tulisan tertentu maka penulis aslinya tetap diajak bekerjasama untuk penyesuaian atau perbaikan. 


Beberapa skill atau keterampilan untuk menjadi seorang GW adalah fleksibel, cepat, ulet, kreatif, inovatif, dan tentunya dapat menulis tulisan yang menarik. Di samping itu tentu ia mesti mampu berkolaborasi sehingga sesuai dengan rencana dan sesuatu yang dibutuhkan oleh GW itu sendiri. Sebab GW akan bekerja sama dengan para klien yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Seorang GW juga harus bisa beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang akhir-akhir ini semakin tak terbendung. Dan tak kalah pentingnya, GW mesti mampu menulis dan menghasilkan tulisan yang mudah dipahami dan bisa dinikmati pembaca. (*)

* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Literasi Ramadan" dan Wakil Sekretaris Umum DPW PUI Jawa Barat 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah