Kang Karna dan Visi Majalengka Raharja


SIAPA yang tak kenal nama Majalengka, salah satu kabupaten di Jawa Barat yang kaya potensi alam. Dulu daerah ini terkenal sepi dan bukan daerah kunjungan yang dirindukan oleh wisatawan. Seakan-akan Majalengka bukan tempat yang indah dan pantas untuk dikunjungi oleh siapapun. Kini, semua itu sudah menjadi kenangan masa lalu. Sebab Majalengka sudah berubah, serba baru dan semakin maju. Sebuah daerah yang dulunya dianggap kumuh dan kampungan, kini Majalengka sudah berubah dan lain dari pada yang lain. Intinya, Majalengka sudah semakin aduhai dan dirindukan oleh siapapun. 


Bila menelisik kemajuan Majalengka saat ini, tak terlepas dari beberapa variabel kunci dan penentu, diantaranya, Pertama, kepemimpinan Bupati Majalengka periode 2018-2023 Dr. H. Karna Sobahi, M.M.Pd. yang akran disapa Kang Karna. Sosok ini layak diapresiasi, sebab ia mengawali karir politik setelah sebelumnya berkarir di birokrasi atau dinas di pemerintah daerah Majalengka. Artinya, ia paham betul seperti apa kondisi birokrasi dan perjalanan pembangunan di Majalengka selama ini. Sehingga pada saat terpilih sebagai Bupati pada pilkada 2018 lalu, ia langsung menyusun berbagai strategi pembangunan yang juga aduhai. 


Bagi Kang Karna, langkah awal kepemimpinan dalam penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Majalengka adalah merancang bangun apa yang menjadi titik capaian dan apa yang menjadi titik tuju dari seluruh rangkaian proses pembangunan. Sehingga dari tangan dinginnya membuat Majalengka semakin menarik dan dilirik banyak orang. Mungkin ada saja kebijakannya yang belum mendapatkan apresiasi warga, namun mesti diakui secara jujur bahwa perubahan Majalengka akhir-akhir ini tidak bisa dipisahkan dari kepemimpinan Kang Karna. 


Selain memiliki pengalaman di birokrasi pemerintah daerah, Kang Karna juga paham betul apa yang mesti dilakukan untuk memajukan daerah yang terkenal sebagai Kota Angin” dan Kota Bola ini. Kemampuannya dalam mengkoordinasi dan memimpin birokrasi untuk menjalankan program pembangunan tergolong sukses. Walau begitu, tentu masih ada saja yang tidak puas dan menyisahkan catatan kaki. Hal itu sangat wajar dan pada titik tertentu mesti dikritik. Namun hal itu tidak menepikan apresiasi kita pada sosok ini. Dengan demikian, ia sendiri dan birokrat lintas sektornya di Majalengka pun bisa memastikan program pembangunan berjalan dengan baik dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. 


Kedua, kemajuan infrastruktur Majalengka. Pembangunan di Majalengka kini tidak bisa dilepaskan dari kemajuan infrastrukturnya seperti pelebaran dan perbaikan jalan dari pusat kota hingga ke pelosok, sehingga transportasi pun semakin lancar. Jalan-jalan kota pun semakin rapih dan cantik, terutama setelah di sekitaran jalan dihiasi oleh berbagai macam bunga. Bila malam hari, jalan kota terlihat terang, sehingga semakin menarik untuk dikunjungi. Bila dulu Majalengka akrab dengan jalan berlubang, kini jalan raya sudah semakin baik. Pengguna jalan pun semakin dimanjakan dan nyaman. 


Selain kemajuan infrastruktur seperti jalan, pelayanan publik di Majalengka untuk berbagai sektornya pun sudah semakin maju dan profesional. Hal ini didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) di masing-masing dinas yang sudah semakin berkualitas dan kompeten di bidangnya. Hal ini memudahkan warga untuk mendapatkan pelayanan prima dan maksimal, sehingga dampaknya benar-benar dirasakan masyarakat. Begitu juga bila warga luar Majalengka ingin mendapatkan informasi tentang Majalengka, kini semuanya semakin mudah diperoleh. Selain bisa langsung berkomunikasi ke para pejabat di dinas terekait di Majalengka, juga melalui media resmi pemerintah daerah. 


Ketiga, perkembangan destinasi wisata. Menelisik Majalengka sekarang tidak bisa menyampingkan destinasi wisata Majalengka. Dari panorama alam yang aduhai hingga destinasi wisata kuliner dan sebagainya. Di hampir semua destinasi para pengunjung dimanjakan oleh kekhasan masing-masing destinasi. Selain suasananya yang masih alami, udara di semua destinasi masih bersih dan membuat siapapun dibuat ketagihan. Hal ini semakin menarik lagi sejak dibangunnya gedung perpustakaan daerah yang baru saja diresmikan, sebuah destinasi literasi yang mencerahkan dan mencerdaskan masyarakat. Begitu juga beberapa taman kota seperti Taman Sejarah, lalu Alun-alun Majakengka dan sebagainya kini menjadi pengungkit daya tarik Majalengka. 


Hal ini ditunjang oleh hadirnya Bandara Internasional Jawa Barat, sehingga Majalengka bakal menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat bagian Timur yang menyatukan Metropolitan Bandung Raya dan Metropolitan Cirebon Raya. Bandara ini secara pelan-pelan pasti berdampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi baik itu di Majalengka, Regional Jawa Barat maupun nasional terutama pada sektor perdagangan jasa dan pariwisata. Termasuk warga sekitar yang memang sangat perlu didukung agar bisa menikmati dampak ekonomi dari pembangunan. 


Tapi membangun Majalengka tentu tidak saja diukur dari kemampuan dalam merangkai gagasan, menerjemahkannya menjadi kinerja, membangun irama kebersamaan, melakukan adaptasi dan revitalisasi birokrasi serta meramu strategi meningkatkan fiskal daerah. Hal penting yang mesti dilakukan ke depan diantaranya, membangun pusat pertumbuhan ekonomi baru. Bila selama ini Majalengka terkenal dengan Kadipaten dan Jatiwanginya, maka ke depan diharapkan Majalengka juga perlu dikenal dengan Sindangwanginya. Bahkan Kecamatan Majalengkanya sendiri perlu ditata menjadi kota yang semakin menarik lagi. 


Selain menata taman kota sehingga semakin menarik, pemerintah daerah perlu juga menginisiasi pengembangan wisata desa bekerjasama dengan pemerintah desa yang berbasis pada kondisi alam masing-masing desa. Misalnya, desa yang memiliki bukit dan hutan diinisiasi membuat destinasi alam, desa yang memiliki sawah dan kebun diinisiasi untuk membuat destinasi persawahan atau perkebunan, dan begitu seterusnya. Sehingga pembangunan tidak sekadar terjadi di pusat kota tapi juga di desa bahkan kampung. Pemerataan pembangunan dan efisiensi anggaran dari APBD dan Dana Desa perlu diprioritaskan, sehingga pembangunan semakin menggeliat dan merata. 


Kita tentu mengapresiasi dan mendukung pemerintah Majalengka yang memiliki semangat membangun daerah secara menyeluruh dan konseptual. Peringatan hari jadi Majalengka ke-529 tahun 2019 silam yang mengambil tema “Bersama Wujudkan Majalengka Raharja” masih terngiang dan layak ditindaklanjuti ke dalam agenda yang lebih praktis pada tahun ini dan ke depan. Sebab tema ini selaras dengan visi dan misi pemerintah Kabupaten Majalengka lima tahun ke depan (2018-2023), yaitu mewujudkan Majalengka yang Religius, Adil, Harmonis dan Sejahtera atau Majalengka Raharja.


Hal ini bermakna, pemerintah daerah mesti mampu membangun kerjasama dengan berbagai elemen untuk merawat sinergitas dan kolaborasi antara pemerintah dengan semua elemen masyarakat untuk memajukan Majalengka. Membangun Majalengka mesti dibangun dalam bingkai paradigma yang lebih futuristik yaitu "Dari Membangun Daerah ke Daerah Membangun". Hal ini merupakan upaya untuk mengurangi kesenjangan Desa dan Kota. Praktisnya, bisa dilakukan dengan mempercepat pembangunan “Desa Mandiri” serta membangun keterkaitan ekonomi lokal antara Desa dan Kota melalui pembangunan kawasan pedesaan secara terpadu.


'Ala kulli hal, Majalengka kini adalah Majalengka yang baru, aduhai dan cantik. Ia sedang menuju ke titik tuju: Majalengka Raharja. Ya, memang saat ini pemerintah daerah Majalengka dibawah kepemimpinan Kang Karna sedang memastikan Majalengka menuju daerah yang Religius, Adil, Harmonis dan Sejahtera atau Majalengka Raharja. Saat ini Kang Karna dan berbagai pemangku kebijakan di Majalengka sedang mempercepat pembangunan Majalengka menuju Metropolitan Majalengka Raya melalui perwujudan “Kota Wisata” dan “Kota Penerbangan”. Kedua hal ini merupakan bagian dari rangkaian agenda ril menuju Majalengka Raharja. Akhirnya, selamat bekerja Kang Karna, semoga sukses dan terus berprestasi! (*)

* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku dan Essai Sosial-Politik  

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah