HZM; Pemimpi yang Memiliki N


KEHADIRAN Haji Zaenal Muttaqin, yang akrab disapa HZM, pada dinamika politik Cirebon dan sekitarnya beberapa tahun terakhir adalah sebuah inspirasi bagi siapapun. Ia hadir mewakili generasi baru untuk zamannya, ia hadir mewakili generasi muda lokal pada jagat perpolitikan nasional. Walau demikian, ia sejatinya mewakili seluruh elemen lintas usia dalam mewujudkan harapan mereka atas negeri yang mereka cinta: Indonesia. Bahwa Indonesia tak boleh berdiam diri lalu mati kehilangan jejak. Negara ini mesti terus hidup dan berperan aktif dalam mewujudkan tujuan pendiriannya.  

HZM hadir dengan segala potensi dirinya: gagasan, rekam jejak dan optimisme serta visinya. Semua itu telah menambah energi kita untuk terus berfikir dan  bertindak nyata bagi kemajuan negeri yang dihuni ratusan juta penduduk ini. Walau dari sisi harta ia sudah termasuk kategori cukup, namun ia tetap tampil sederhana dan bergaul dengan siapapun, termasuk mereka yang secara ekonomi masih papa. Dalam kesederhanaan itulah ia hadir dan meniupkan semangat restorasi bagi kepentingan kolektif bangsa ini. 


HZM sendiri adalah sosok politisi muda yang bergulat lama di dunia usaha. Ia pun sukses membangun beberapa unit usaha dengan semangat berbagi yang tinggi. Tingkat kepeduliannya bukan saja diapresiasi tapi memang layak diapresiasi. Dengan apa yang ia punya kini berharap bisa bermanfaat lebih luas bagi banyak orang. Hal ini menjadi inspirasi dan tujuannya: bermanfaat bagi banyak orang. Itulah mengapa ia terjun ke gelanggang politik. 

Bagi HZM, ikut serta pada pemilu legislatif atau pileg 14 Februari 2024 melalui Dapil VIII Jawa Barat (Kota/Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu) dari Partai NasDem adalah ikhtiar manusiawi sekaligus tanggungjawab sejarah dan moral dalam rangka menggandakan sekaligus melebarkan sayap manfaat bagi sesama. Ia merasa terpanggil untuk terjun dan membela masyarakat banyak melalui jalur politik. Tentu di samping jalur bisnis atau usaha yang selama ini ia sudah lakoni dengan jenial. 

Mengulas gagasan dan rekam jejak HZM, kita pun menjadi tergoda untuk mengulas ulang hakikat pemimpin. Secara teori, seorang pemimpin pada hakikatnya adalah seorang pemimpi. Ia harus berani untuk bermimpi besar bagi kelompoknya, masyarakatnya, bangsa dan negaranya, atau bahkan dunia. Pemimpin harus memimpikan perubahan dan perbaikan pada seluruh skala kehidupan masyarakat, bangsa dan negara bahkan dunia. Dengan demikian, pemimpin adalah pemimpi yang memiliki N.   

Siapa yang tak kenal Andrea Hirata, hampir semua orang mengenalnya. Ia seorang pengarang sekaligus penulis yang terkenal dengan bukunya “Laskar Pelangi”. Pada berbagai kesempatan ia mengatakan, “Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu!” Buku tersebut sudah diangkat menjadi film yang soundtrack-nya dibawakan oleh Nidji, yang menyatakan, “Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia”. 

Namun pemimpi yang kita maksud bukan sekadar mimpi alias bunga tidur. Ada beda antara mimpi sebagai bunga tidur yang kemudian akan hilang setelah bangun, dengan mimpi yang membuat terus terjaga, membuat ingin bangun, dan mewujudkannya. Yang terakhir kita kerap menyebutnya dengan visi atau cita-cita, yaitu impian yang tidak hilang setelah terbangun dari tidur. Malah, pada kenyataannya pemimpi sejati bermimpi agar apa yang cita-citakan menjadi kenyataan. Itulah seorang pemimpin sejati. Ia leader of hope, pemimpin yang mewujudkan harapan.   

Begitulah HZM, ia bukan saja pemimpi, tapi pemimpi yang memiliki visi-misi. Sebagai sosok yang berjiwa pemimpin, ia tidak saja punya mimpi. Sebab ia pemimpi yang memiliki DNA N, sehingga ia benar-benar pemimpi yang pemimpin. N yang pertama adalah Ngerti. Pemimpin harus mengerti bagaimana dan langkah apa yang harus ditempuh untuk menghadirkan perubahan dan perbaikan. Dan ia pun memilih jalur politik. Selain karena berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan, jalur ini diakui dirinya dan oleh siapapun, dampaknya meluas dan manfaatnya berlipat ganda. 

N yang kedua adalah Nunjukake. Seorang pemimpin harus bisa menunjukkan jalan kepada para pengikutnya. Selama terjun di dunia usaha ia sudah membuktikan cara paling ampuh dalam menghadirkan kesejahteraan masyarakat. Ia melakoni berbagai unit usaha untuk tujuan sosial sekaligus ekonomi bagi mereka yang layak mendapatkan kesejahteraan. Ia sudah membuktikan cara paling apik dalam menunjukkan jalan bagi siapapun dalam menghadirkan perbaikan dan perubahan. 

N yang ketiga adalah Nglakoni. Seorang pemimpin harus bisa menjalani jalan yang sudah ditunjukkan, memberi arah dan semangat kepada para pengikutnya untuk bersama-sama mencapai tujuan. HZM adalah sosok yang tidak bekerja dengan diam, sebab ia memilih berkata dengan tindakan nyata. Ia mengadvokasi masyarakat dengan aksi nyata bukan hanya dengan janji atau berbusa-busa kata. Jalan politik yang ia pilih kini adalah rangkaian lanjutan dari jalan usaha yang ia lakoni selama ini. Ia membuktikan bahwa memimpin itu bertindak. 

Bila menelisik lebih mendalam tentang HZM yang kini semakin mendapatkan dukungan masyarakat Cirebon dan Indramayu untuk terjun di jalur politik, saya menjadi teringat dengan ungkapan Simon Sinek. Penulis buku “Start With Why” dan “Fine Your Why” ini mengatakan, “Leadership is not about the next election, it’s about the next generation”. Sebuah ungkapan jenial yang menegaskan sebuah prinsip penting bahwa pemimpin tidak fokus pada apa yang ia dapat, tapi pada apa yang ia kontribusikan bagi generasi dan negaranya.  

Ya, kepemimpinan bukan semata tentang pemilihan berikutnya, sebab kepemimpinan adalah tentang generasi berikutnya. Kepemimpinan adalah senyawa yang mencakup generasi lintas generasi, dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Ia tidak berhenti pada satu generasi lalu selesai. Tapi berlanjut ke sejarah masa depan, dalam hal ini Indonesia. Ya, HZM hadir dalam menenun sejarah panjang negeri ini secara akumulatif: dulu, kini dan nanti.   

Itulah rangkain substansi pesan yang saya ulas dalam buku terbaru saya yang baru terbit. Judulnya sederhana saja, "Mengenal Haji Zaenal Muttaqin; Gagasan dan Rekam Jejak". Saya berupaya untuk menelisik gagasan dan rekam jejak sosok yang akrab dengan semua kalangan ini secara sederhana dan apa adanya. Saya tidak sedang menulis biografi, saya hanya memotret secara sepintas apa yang ia lakukan selama ini dan mengelaborasi beberapa gagasannya dalam beragam tema.  

Saya menyadari keterbatasan dan kelemahan diri saya sebagai penulis pemula yang baru terjun ke dunia literasi beberapa tahun terakhir. Karena itu, hadirnya buku ini sejatinya sebagai media belajar yang memungkinkan saya untuk terus mencoba dan tak berhenti belajar. Sambil menanti masukan dan saran pembaca, saya mendahuluinya dengan permohonan maaf kepada HZM atas keterbatasan dan kelemahan saya. Pada saat yang sama saya perlu menyampaikan terima kasih banyak atas restu dan dukungannya untuk menulis dan menerbitkan buku ini.  

HZM dengan segala ikhtiar dan langkah yang ia pilih, terutama melalui jalur politik—dengan maju di Pileg 14 Februari 2024 untuk DPR RI periode 2024-2029 melalui Partai NasDem—sejatinya sedang membuktikan apa yang ia tahu dan mau selama ini. Seperti ungkapan konsultan politik ternama, Eep Saefulloh Fatah, “Kita harus tahu apa yang kita mau. Saya kira inilah yang disebut sebagai hakikat berpolitik yang mesti dikerjakan oleh semua orang.” Saya dan siapapun di luar sana sangat mendukung dan terus mendoakan agar ikhtiarnya mendapat kekuatan, dikabulkan dan diberkahi oleh Allah. Sebab kita semua menjadi saksi betapa HZM adalah pemimpi yang memiliki N atau pemimpi yang berjiwa pemimpin. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku “Mengenal Haji Zaenal Muttaqin; Gagasan dan Rekam Jejak”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah