Suatu Hari Nanti


SUATU hari nanti, kita akan dipertemukan dengan seseorang yang benar-benar mencintai kita tanpa alasan. Tanpa dusta dan kepalsuan. Mungkin ada air mati, letih dan lelah. Namun semuanya dalam bingkai yang sama: satu jiwa. Sebab kita punya tujuan yang sama yaitu menjalankan rumah tangga dalam bingkai cinta juga berkah dari-Nya.  

Suatu hari nanti, kita akan dipertemukan dengan seseorang yang membiarkan kita menjadi diri sendiri. Tanpa topeng, dan tanpa kepura-puraan. Mungkin ada saja hal keliru, salah dan dianggap buruk. Namun kita tetap optimis dan percaya akan cinta yang kita ramu, tumbuhkan dan jaga. Sebab cinta yang kita rajut adalah cinta luar biasa. 

Suatu hari nanti, akan ada seseorang yang akan membuat kita yakin, bahwa ternyata, dia adalah sebaik-baik pilihan. Yang mampu membuat kita menetap, tanpa sempat berpikir untuk berpindah tempat. Dan dia itu adalah dia. Ya, dia yang halal dan menjadi bagian tak terpisahkan dari diri kita. Kita menyebutnya sebagai pasangan hidup. Satu-satunya manusia yang halal kita tatap dan belai, selamanya.  

Suatu hari nanti, "Aku, Dia & Cinta" bukan hanya berselancar pada kertas sekian halaman buku yang mungkin kita bangga membaca dan menyebarkannya. Karena semuanya sudah  bersemayam dalam jiwa dan laku hari-hari kita. Kita dengan segala kekurangan dan kelemahan yang kita miliki semakin menyadari betapa siapa yang menjadi pasangan kita adalah orang hebat yang kita miliki. Bukan milik orang lain. 

Suatu hari nanti, kita bakal mengingat kembali masa-masa indah saat akad nikah kita dilangsungkan. Saat dua keluarga besar berkumpul dan menyaksikan akad yang sangat sakral itu. Sahabat dan kolega pun berkumpul dan mendoakan yang terbaik untuk kebaikan rumah tangga kita selanjutnya. Saat itu, 25 April 2019. Tepat 4 tahun yang lalu. Kita ingat itu, dengan seluruh kesan dan kenangan yang kita miliki. 

Suatu hari nanti, kita tertawa dan tangis haru bila mengenang kembali masa-masa itu. Masa dimana akad sakral itu dilangsungkan. Sebuah akad yang takkan berulang untuk selamanya. Para ahli agama di luar sana menyebutnya ikatan suci, mitsaqan ghalizhan. Ikatan ini tak bisa diganti oleh ikatan apapun. Sebab ia berdampak pada hukum baru: menghalalkan yang dulunya haram dan mengharamkan yang dulunya halal. Ya, tentang hubungan suci kita. 

Suatu hari nanti, kita bakal mengalami sebuah momentum yang terus kita kenang. Entah siapa diantara kita yang meninggal terlebih dulu. Tentang keakraban, kebersamaan dan tingkah laku yang kadang bikin kesal dan bertanya pada diri: mengapa jadi begini? Walau begitu, kita tetap percaya dan saling percaya bahwa kini dan nanti adalah pasangan sejati. Kita saling percaya dan jaga itu. Dan, suatu hari itu adalah hari ini. 25 April 2023, hari mulia kita! (*) 


* Refleksi 4 Tahun Pernikahan; 25 April 2019 - 25 April 2023. Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Aku, Dia & Cinta". 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok