Alhamdulillah pada Medio Mei-Juni 2023 lalu saya bisa silaturahim dengan beberapa tokoh lintas latar belakang organisasi dan politik. Ada dari Muhammadiyah, NU, NW, Hidayatullah dan MUI, ada juga yang dari Gerindra, PKS, Gelora, Nasdem, Demokrat dan sebagainya. Ya ini adalah sebuah perjalanan berharga dan spesial ketika saya menelusuri dua propinsi bersaudara: NTB dan NTT serta propinsi terbesar jumlah penduduknya di Jawa sekaligus Indonesia yaitu Jawa Barat selama sekira 3 pekan lalu.
Mereka diantaranya sebagai berikut, pertama, Bapak TGH. Muharrar Mahfudz. Beliau merupakan Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia atau Dewan Dakwah NTB sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hakim di Kediri, Lombok Barat, NTB. Adalah guru saya yang sejak kenalan juga menempuh pendidikan pesantren tahun 1996 - 2002 silam hingga kini masih berkomunikasi dengan baik. Bahkan beliau sering mendoakan dan menasehati saya dalam banyak urusan. Dua tahun lalu kami sukses menulis buku baru berjudul "Indahnya Islam Di Indonesia". Dalam waktu dekat insyaa Allah bakal ada buku baru.
Kedua, Pak Haji Lalu Pathul Bahri. Beliau merupakan Ketua PCNU Lombok Tengah, Ketua DPD Gerindra NTB dan Bupati Lombok Tengah di NTB. Saya mengenal dan bersua pertama kali dengan beliau pada akhir Mei 2023 lalu ketika saya berkunjung ke rumah jabatan beliau di Lombok Tengah. Pertama, ketika menemani Owner PT. Manasik Haji Umrah (MHU) Ustadz Haji Aba Maher ke tempat yang sama, dan kedua, ketika saya ngobrol santai di tempat yang sama. Insyaa Allah dalam waktu dekat buku saya yang berjudul "Mengenal Haji Pathul Bahri; Motivasi, Pengalaman Hidup dan Kepemimpinan" segera terbit akhir Juli 2023.
Ketiga, Pak Haji Murnan. Beliau adalah politisi sekaligus pengurus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Lombok Timur dan Ketua DPRD Lombok Timur di NTB. Kala mahasiswa, beliau merupakan aktivitas ternama di NTB. Selain mengadvokasi masyarakat juga aktif menyampaikan kritik terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang kala itu dinilai perlu dievaluasi dan diperbaiki. Walau menjadi Ketua DPRD, sosok ini tetap sederhana dan akrab dengan semua kalangan. Saya pun merasakan betapa sosok ini sangat komunikatif dan punya hubungan yang baik dengan semua orang.
Keempat, Pak Haji Roma Hidayat. Beliau adalah pengusaha dan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah atau PDM Kabupaten Lombok Timur di NTB. Selain itu, beliau juga kerap menjadi narasumber di berbagai forum termasuk pengajian masyarakat sekitar. Bahkan juga pengajian ibu-ibu yang belakangan secara nasional menjadi aktivitas yang layak diapresiasi. Beliau berpengalaman berkunjung ke berbagai banyak negara, dan kerap menjadi inspirasi kaum muda di Lombok Timur dan sekitarnya.
Kelima, Bapak TGH. Gunawan Ruslan. Beliau adalah Pimpinan Pondok Pesantren Dhia'ul Fikri, Sukarara, Kabupaten Lombok Timur dan politisi Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) di NTB. Beliau pernah mengenyam pendidikan di Mesir, sehingga sebagai ulama muda di NTB sosok ini jagoan dalam bahasa Arab. Sebuah modal dan kunci penting dalam mendalami berbagai kitab mu'tabaroh yang membahas berbagai ilmu dalam kajian sekaligus khazanah Islam. Insyaa Allah saya bakal menulis buku dengan beliau.
Keenam, Pak Bambang dan Mas Rizal. Pak Bambang merupakan Direktur Perumda PDAM Lombok Tengah dan kader NU Lombok Tengah. Mas Rizal adalah aktivis senior HMI dan orang terdekat Bupati Lombok Tengah. Sosok yang kedua ini juga merupakan politisi Partai Demokrat dan kini sedang bersiap-siap menjadi peserta kontestasi terutama pileg 2024 mendatang untuk DPRD Lombok Tengah. Pak Bambang dan Mas Rizal sama-sama kader NU yang akrab dengan gagasan Gus Dur. Alhamdulillah saya dan Mas Rizal juga sedang menulis buku tentang AHY. Insyaa Allah rampung pada akhir Agustus 2023.
Ketujuh, Pak Martinus Mitar. Beliau adalah politisi sekaligus pengurus Partai Nasdem Kabupaten Manggarai Barat dan Ketua DPRD Kabupaten Manggarai Barat di NTT. Saya mengenal beliau sejak lama, ketika beliau masih memperjuangkan terbentuknya Kabupaten Manggarai Barat. Sosok ini memang tergolong "langka". Sebab memperjuangkan aspirasi kala itu butuh keberanian dan kerja keras. Dan sosok ini mengambil peran itu. Belakangan saya kerap komunikasi untuk membincang pembangunan dan isu terkini di Manggarai Barat juga nasional. Semoga buku "Welcome to Golo Mori Labuan Bajo" segera rampung pada Agustus 2023.
Kedelapan, Pak Muhamad Syahakar dan Istrinya. Beliau merupakan tokoh asal Cereng di Manggarai Barat, NTT, yang lama bertugas di Ruteng. Belakangan, beliau bertugas lama di sebuah Dinas di Manggarai Barat. Istri beliau juga begitu. Keduanya termasuk generasi Cereng (kampung saya di Manggarai Barat, NTT) yang menjadi ASN atau abdi negara. Keduanya adalah panutan kami dari keluarga besar Cereng lintas generasi. Doa dan dukungan keduanya adalah energi bagi saya dan keluarga besar untuk menempuh pendidikan terutama pendidikan tinggi. Insyaa Allah dalam waktu dekat akan ada wawancara khusus dengan beliau untuk penulisan buku tentang Cereng.
Kesembilan, Pak Sumardi. Beliau adalah sahabat dekat saya sejak aktif di organisasi mahasiswa. Beliau tokoh muda dan intelektual muda kebanggaan Manggarai Barat di NTT. Kini beliau menjabat sebagai Kepala Desa Siru di Lembor, Manggarai Barat. Saya kerap berkomunikasi dengan sosok yang akrab dengan banyak kalangan ini untuk beragam tema dan isi. Hal ini sangat wajar karena kami memiliki hobi yang sama yaitu membaca dan menulis buku, selain itu artikel di berbagai media. Insyaa Allah dalam waktu dekat bakal ada buku baru kami berdua.
Kesepuluh, Pak Asep Juhana. Beliau merupakan aktivitas asal Bandung. Kini menggawangi beberapa lembaga pendidikan sekaligus aktif di BMH, sebuah lembaga sosial miliki Hidayatullah. Beliau memimpin gerai BMH Kota Cirebon. Saya mengenalnya baru beberapa bulan lalu, namun komunikasi sangat inten. Bahkan beberapa waktu lalu kami sukses menulis buku baru berjudul "Aku, Dia & Cinta". Buku ini merupakan antologi tulisan kami berdua dengan 22 penulis lainnya dari beberapa kota di Indonesia. Dan saat ini, bersama 38 penulis lainnya sudah merampungkan buku baru tentang saya "Bocah Matahari; Syamsudin Kadir Di Mata Sahabat".
Dari satu pertemuan ke pertemuan yang berlangsung beberapa waktu atau momentum itu saya mendapat pelajaran dan pengalaman berharga yang tidak bisa diganti dengan uang atau materi apapun. Benar-benar perjalanan atau silaturahim yang bermakna dan layak menjadi inspirasi dalam menjalani kehidupan saya selanjutnya. Para tokoh memiliki jejak dan pengalaman hidup yang berbeda namun intinya semua pengalaman dilalui dengan pengorbanan, kerja keras dan kesabaran yang terus terasah. Segala hambatan dan tantangan dalam menjalani berbagai aktivitas selalu dihadapi dengan tenang dan penuh perhitungan. Dan titik temu saya dan para tokoh tersebut adalah ide dengan media artikel sekaligus buku. (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Merawat Indonesia"
Komentar
Posting Komentar