Kata adalah Senjata!

Aku hanya menyapanya lewat media sosial. Tak mengenalnya dari jarak dekat. Berbagi kata dan sapa, bagai sahabat dekat. Menebar inspirasi dan semangat adalah giat hari-harinya. Seperti tak ada lelah yang menyertainya, karena wajahnya selalu menebar  aura semangat. Semangat yang tak pupus oleh pujian dan hadiah.

Entah alasan apa yang membuatnya begitu semangat memastikan siapa yang mengenalnya untuk mulai melakoni tugas sejarah nama mulia: berkarya dengan tulisan. Bukan saja artikel dan buku tapi juga cerita pendek juga jenis karya sastra lainnya. Ingin sekali menyapanya dari jarak dekat, semoga suatu saat. Walau kini sekadar menyapa di berbagai laman media gratisan. 

Jarak tak membuatnya berhenti berbagi, bahkan untuk sekadar letih sejenak. Ayat iqra' telah menghujam dalam dadanya juga pikirannya. Bahwa membaca bukan sekadar mengunyah abjad dan ratusan bahkan ribuan kata tapi juga menyusun abjad jadi kata hingga kalimat bermakna. Baginya, baca adalah saudara kembar tulis, dua tradisi Islam warisan pendahulunya. Bila ada perintah membaca, maka mafhumnya adalah mesti menulis. 

Baginya, menulis adalah jihad. Menebar kebenaran, berbagi inspirasi dan menyebar nilai-nilai kehidupan yang luhur dari firman Tuhan juga sabda sang utusan-Nya. Karena jihad, maka ia pun melakoninya dengan tulus, walau lelah tetap menggoda tiba kapan saja. Mungkin sudah tak ada kata enggan dalam benaknya, karena berkarya adalah jihad keabadian. Abadi ide dan abadi karya. 

Dan, itulah dia.... Dia adalah kamu. Kamu yang membaca tulisan ini. Kita berbagi semangat dan motivasi tentang tradisi literasi warisan pendahulu kita. Tentang baca sebagai perintah Sang Kuasa pada kita. Tentang tulis sebagai tradisi para ulama pendahulu kita. Dengan semangat berlandas Lillah kita rela berlelah-lelah untuk menyusun kata jadi kalimat bermakna. Semoga setiap abjad dan kata jadi senjata dakwah yang menembus nurani dan akal jutaan umat manusia. (*)

* Oleh: Syamsudin Kadir, Pegiat Forum Penulis Nurul Hakim