Buku dan Kamar Tidur Kita


SETIAP kita tentu mengenal dan pernah membaca buku. Entah apapun tujuan dan orientasi kita mengenal dan membaca buku, buku merupakan salah satu benda yang bisa dikatakan sangat akrab dengan mata kita. Bukan kah sejak bayi hingga kini kita mengenal dan pernah membaca buku? Apalagi bila di lembaga pendidikan tempat kita belajar tersedia perpustakaan buku, bisa dipastikan kita pasti pernah membaca buku. Dan, bakal menjadi sesuatu manakala kita memiliki perpustakaan pribadi, termasuk yang sengaja kita buat di kamar tidur kita. 

Membuat perpustakaan di rumah, lebih khusus lagi di kamar tidur, merupakan sebuah agenda jenial. Selain sebagai modal dalam memastikan keluarga kecil kita akrab dengan sumber bacaan, adanya perpustakaan di rumah terutama di kamar tidur juga dapat memudahkan kita untuk selalu akrab dengan buku dan menjaga tradisi baca di lingkungan terkecil sekalipun. Hal ini memang terlihat agak gila, namun langkah gila semacam ini dapat membantu kita dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, yang semuanya hanya bisa berlangsung dengan baik manakala tradisi baca dan lingkungan keluarga sudah akrab dengan buku. 

Kita mesti jujur dan akui bahwa hanya sedikit diantara kita yang sengaja membuat perpustakaan buku di rumah. Apalah lagi membuat perpustakaan di kamar tidur, mungkin itu sebuah tindakan gila. Ya, membuat perpustakaan di kamar tidur memang langkah gila. Selain karena hanya sedikit orang yang di rumahnya memiliki perpustakaan atau sekadar ruang khusus untuk buku, tradisi baca buku juga merupakan sebuah tradisi yang jarang dibangun di rumah kita. Keakraban kita dengan media online dan media sosial, membuat buku menjadi benda asing bahkan mungkin barang langka di rumah kita. 

Lalu mengapa mesti menjadikan rumah sebagai perpustakaan buku? Atau pertanyaan serupa, mengapa di kamar kita mesti tersedia buku atau sudut khusus untuk buku bacaan? Saya tentu tidak hendak menggurui pembaca, saya hanya berbagi inspirasi yang kiranya bermanfaat dan menambah stok semangat siapapun di luar sana dalam membangun dan mengembangkan tradisi literasi khususnya baca di rumah masing-masing, termasuk di kamar tidur masing-masing. 

Pertama, dapat memudahkan diri kita untuk membaca buku. Ya, kalau di rumah kita banyak buku dan ada tempat khusus termasuk di kamar tidur kita, hal itu akan memudahkan kita untuk membaca buku. Bila kita hendak membaca buku, kita tak mesti berangkat atau berkunjung ke toko buku. Kita cukup ikhlaskan diri untuk menengok ke sebelah kiri dan kanan, atau ke arah tempat buku, ketemu deh jodohnya. Eh maksud saya ketemu deh bukunya. Tak perlu pakai biaya dan tenaga lagi, tinggal ambil buku sesuai selera kita, lalu baca bukunya. 

Kedua, menjadi lingkungan pendukung semangat kita dalam membaca. Membaca itu perlu lingkungan yang mendukung. Suasana perpustakaan yang menghiasi rumah kita akan menjadi penopang utama. Jadikan ruang tamu rumah kita sebagai perpustakaan buku. Bahkan yang lebih gila lagi adalah menjadikan salah satu sudut kamar tidur kita sebagai perpustakaan buku. Lagi-lagi, kita tak perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk mencari buku ke perpustakaan daerah atau toko buku.  Kita cukup berdiri dan langkahkan kaki, dekati lalu bacalah bukunya. Lingkungan semacam ini bakal memudahkan kita.

Ketiga, menambah sumber bacaan dan inspirasi kita dalam menjalankan peran mencerahkan bangsa. Kita tentu ingin menjadi generasi yang bermanfaat bagi banyak orang terutama untuk bangsa dan negara kita Indonesia. Nah, agar kita memiliki ide jenial dan pikiran yaang mencerahkan, maka kita mesti banyak membaca buku dan karya semacamnya. Dan itu adanya di perpustakaan. Nah, hal itu akan lebih wah lagi kalau perpustakaan bukunya ada di rumah kita, bahkan ada di kamar tidur kita. Jangan sampai baju dan celana lebih mendominasi isi kamar daripada buku bacaan kita. 

Keempat, menambah referensi kita dalam menyelesaikan berbagai karya tulis dalam banyak jenis. Kita tentu ingin punya karya tulis, bukan? Di zaman media sosial yang serba gratis dan menjamur ini, kita tentu ingin punya karya tulis yang bisa dibaca oleh banyak orang, termasuk dalam bentuk buku, opini dan sebagainya. Nah, untuk menambah referensi, maka kita tentu butuh buku. Kalau itu ada di rumah kita, senangnya oke punya. Bila kita ingin karya kita dibaca orang maka kita pun mesti aktif membaca karya orang lain, terutama buku. Jangan malas membeli buku, apalagi buku teman kita. Jangan pernah minta gratisan, usahakan untuk membeli bukunya. 

Kelima, dapat menjadi stok warisan yang akan kita tinggalkan kepada orang-orang tercinta kalau kelak kita meninggal. Setiap kita pasti meninggal. Itulah ajal kematian. Waktu dan tempatnya pastinya kita tak tau. Yang pasti kita bakal meninggal. Nah, diantara warisan yang perlu kita tinggalkan adalah perpustakaan buku di rumah, ya di kamar tidur kita itu. Percayalah ia akan menjadi bagian dari amal jariyah kita. Sebab buku yang ada di dalamnya akan dibaca oleh pasangan kita atau anak-anak kita, atau siapapun yang berkunjung, bahkan oleh mereka yang selama ini akrab dengan kita seperti kolega dan sahabat juga keluarga besar dan tetangga.  

Selama ini kita kerap mengatakan pentingnya mencerdaskan bangsa dengan tradisi baca. Hal ini tentu sebuah ide jenial dan layak kita dukung. Hanya saja hal semacam itu pertama dan utama perlu dibangun di lingkungan keluarga. Adanya perpustakaan buku di rumah termasuk di kamar tidur merupakan sebuah kenyataan yang layak kita apresiasi. Bila saat ini belum tersedia, saat ini juga kita mesti sediakan perpustakaan khusus. Selain buku, di kamar tidur juga bisa kita sediakan surat kabar, majalah, buletin dan serupanya. Mungkin untuk awalan ini termasuk tindakan gila, namun percayalah tindakan gila semacam inilah yang membuat keluarga, masyarakat dan bangsa kita semakin cerdas dan maju. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Merindui Nurul Hakim" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok