Jalan Kembali


DUNIA adalah panggung sandiwara, begitu ungkapan sebagian ahli bijak. Walau begitu, dunia juga merupakan tempat menanam benih amal kebaikan. Mereka yang mengalah bakal terjerembab pada lembah dunia, mereka yang berjuang bakal mendapat kebahagiaan.  

Dunia dan akhirat adalah medan kehidupan. Bila dunia merupakan tempat beramal maka akhirat adalah tempat mempertanggungjawabkan bahkan menerima dampak amal. Dunia yang sesaat mesti terisi dengan amal yang menyelamatkan di akhirat. 

Wahai diri, ketika kamu merasa lelah karena berbagai urusan mendekat-lah kepada Allah. Ada shalat, zikir dan doa yang bisa kamu lakukan sebagai rangkaian ibadah kepada-Nya. Ibadah adalah modal terbaik yang membuat kelelahanmu diliputi keberkahan.  

Jaga shalatmu, jangan biarkan ia sekadar selingan. Jadikan ia sebagai amal atau aktivitas utama sekaligus perioritas. Zikir bukan sekadar mengingat, tapi menyadari tentang kebesaran Allah. Berdoalah, sebab Allah Maha Mendengar dan Maha Pengampun. 

Di situ kamu bakal temukan energi besar dan membuat kamu semakin kuat. Sungguh, selama kamu masih bernafas, selama itu pula kamu memiliki kesempatan untuk berbenah, untuk menemukan jalan kembali. Ya, sudah saatnya kamu meniti jalan untuk kembali.

Sungguh indah hadits ini, "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara (yaitu): (1) sedekah jariyah, (2) ilmu yang dimanfaatkan, atau (3) doa anak yang sholeh" (HR. Muslim). Sabda sang kekasih memang agung dan menyadarkan. 

Shalat, zikir dan doa adalah tiga perkara yang tak terputus. Bila dilakukan bakal jadi jariyah, karena mengamalkannya dengan ilmu dan dilanjutkan oleh anak keturunan kelak. Semoga kamu terus berbenah, menyiapkan bekal terbaik untuk menjejaki jalan kembali! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Jalan Kembali" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah