Teknis dan Praktik Menulis
Kalau dengan membaca berbagai buku atau tulisan para ahli atau para penulis hebat, kita bisa menemukan satu fakta bahwa teknis menulis yang paling baik dan apik adalah menulis itu sendiri. Maksudnya, menulis ya langsung praktik menulis, bukan sekadar mau menulis tapi benar-benar langsung menulis. Oleh karena itu, saat ide kita muncul mestinya langsung dituangkan ke dalam wadah yang tersedia. Baik laptop, komputer dan HP maupun blog atau akun media sosial kita miliki.
Bila seseorang hendak menulis artikel maka ia mesti melek pada isu-isu terkini atau yang aktual. Ia juga mesti banyak membaca berbagai sumber bacaan, dari buku hingga surat kabar bahkan berbagai media online yang akhir-akhir ini menjamur. Bila pun ia hendak menulis buku, maka ia mesti tentukan sendiri buku apa yang hendak ditulis, ilmiah atau populer? Bila buku ilmiah maka ia mesti menentukan fokus tulisan ya berdasarkan basis keilmuannya. Sementara bila ingin menulis buku populer maka ia mesti fokus pada isu yang menjadi konsentrasinya.
Namun demikian, baik menulis buku ilmiah maupun buku populer, pada dasarnya seseorang tetap disarankan untuk menyusun online atau kerangka buku yang akan atau hendak ditulisnya. Selanjutnya, ia mesti fokus pada target dan timeline atau waktu yang sesuai dengan kemampuannya. Agar kontennya bergizi, maka ia juga mesti banyak membaca karya orang lain yang membahas tema serupa. Lalu, mulailah menulis sehingga menjadi draf awal. Langkah selanjutnya, ia menulis sesuai outline dan tuntaskan hingga selesai.
Aktivitas menulis pada dasarnya aktivitas yang mungkin dan bisa dilakukan oleh siapapun. Semua hal pun bisa ditulis, tentang apa saja. Misalnya, apa yang dialami, dirasakan, didengar, dilihat, difikirkan, dipahami dan sebagainya. Tapi kuncinya tetap saja pada praktik, ya memulai menulis. Setebal apapun buku, sebagus apapun artikel, dan sekualitas apapun novel, percayalah bahwa semuanya berawal dari satu huruf pertama. Huruf jadi kata lalu jadi kalimat, paragraf dan begitu seterusnya. Jadi, bila seseorang ingin punya karya tulis apapun jenisnya, silahkan mulai dari huruf pertama.
Maka mulailah dari satu huruf pertama. Mulailah dengan ide dan gaya bahasa kita sendiri. Sebagai proses belajar silahkan mengutip dan mengikuti gaya bahasa penulis lain. Namun jangan terjebak di situ. Sebab ide dan gaya bahasa setiap orang itu khas dan berbeda. Titik beda itulah yang menjadikan tulisan kita berbeda dengan tulisan orang lain. Itulah pemantik atau magnet yang membuat pembaca jatuh cinta pada karya atau tulisan kita. Ingat, tulisan adalah pembuka jendela dunia bahkan pembentuk peradabannya. (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Belasan Buku Biografi Tokoh
Komentar
Posting Komentar