Urgensi dan Semangat Ber-literasi
Literasi akrab dengan seseorang bergiat untuk belajar tentang banyak hal. Literasi dapat dipahami juga sebagai sarana atau media untuk belajar. Itu berarti literasi merupakan proses belajar bagi seseorang untuk memanfaatkan potensi yang dimilikinya sebagai media untuk menghasilkan produk literasi yang memiliki manfaat bagi diri, orang lain dan bangsanya, dalam kontes ini bangsa Indonesia.
Dalam pemaknaan yang lain, secara sederhana, literasi adalah kemampuan dan keterampilan seseorang dalam hal membaca, menulis, dan berhitung dan berbicara serta memanfaatkan potensinya untuk menghadirkan karya positif dan bermanfaat sehingga mampu menyelesaikan masalah tertentu. Maknanya, literasi menghendaki adanya upaya kreatif seseorang untuk menghadirkan karya literasi yang bermakna.
Literasi itu ada banyak jenisnya seperti literasi media, literasi digital dan literasi kepenulisan. Ber-literasi mendorong seseorang semakin tergerak untuk menambah pengetahuan dan wawasannya. Ia juga terdorong untuk banyak belajar sehingga terhindar dari berbagai informasi dan konten buruk bahkan hoax. Pada saat yang sama ia juga bakal termotivasi untuk menghadirkan konten positif dan konstruktif serta tidak terlibat pada berita yang meresahkan masyarakat luas.
Ber-literasi erat kaitannya dengan kemampuan dalam penggunaan dan pemanfaatan media sebagai modal utama dalam ber-literasi. Pada era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seperti saat ini, melek media adalah sebuah keniscayaan. Melek media bukan semata aktif melihat dan menggunakan media, tapi juga mampu menggunakannya secara produktif.
Menjadi pengisi konten media adalah sebuah aktivitas yang terhormat dan bermanfaat di tengah hoax yang semakin menggila. Bukan saja memenuhi kepuasaan batin, dengan menjadi penggiat literasi media terutama media digital dan online juga seseorang bisa meraih materi tertentu. Dalam konteks pembangunan dan kemajuan bangsa, peran aktif dalam menyumbangkan gagasan positif dan konstruktif di berbagai media adalah keniscayaan.
Karena itu, seseorang atau penggiat literasi perlu memiliki bekal yang cukup, hingga sukses memproduksi karya literasi seperti tulisan. Ia mesti punya ide atau gagasan, kokoh dalam berargumentasi, berupaya agar menulis dengan gaya bahasa yang mudah dipahami pembaca, fokus pada pembahasan yang sedang digarap, dan menggunakan kata dan tanda baca yang sesuai sehingga tidak membingungkan pembaca. Hal lain, ia juga memahami dunia penerbitan dan media massa atau media online. Sebab hal ini sangat menentukan karyanya apakah diterbitkan dan dimuat, atau sekadar menjadi pajangan di rumah atau laptopnya.
Semangat ber-literasi juga mesti dibangun dari satu gerakan yang profesional dan produktif. Karena itu, dalam berbagai forum saya sering mengusulkan kepada berbagai kalangan yang mengundang saya agar segera dibentuk forum literasi yang benar-benar menggawangi tradisi ini. Praktisnya, bentuklah tim khusus, susun platform gerakan literasinya, tentukan program prioritas, susun instrumen praktis yang bisa menghasilkan produk seperti tulisan artikel atau buku, dan perkuat di level publikasi. Karena karya literasi itu harus mudah diakses dan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat luas. (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Belasan Buku Biografi Tokoh
Komentar
Posting Komentar