Optimisme Mamiq Iqbal: Dari NTB Makmur untuk Indonesia Mendunia
Sosok yang akrab disapa Mamiq Iqbal atau Bang Iqbal ini merupakan putra asli suku Sasak di Lombok yang lahir pada tanggal 10 Juli 1972 di Praya, Lombok Tengah, NTB. Ia menikah dengan Sinta Agathia Soedjoko dan dikaruniai dua orang anak. Mengarungi rumah tangga kecilnya dengan kesederhanaan adalah ciri khas yang selalu ia jalani sejak dulu hingga saat ini. Hal itu bukan pencitraan laiknya sebagian politisi, namun sudah ia lakoni sejak dulu dan merupakan warisan kedua orangtuanya.
Selain sebagai seorang suami sekaligus ayah, Bang Iqbal juga adalah seorang santri dan pembelajar sejati. Ia pernah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Modern Islam Assalam di Pabelan, Surakarta, Jawa Tengah. Setelah itu, pada tahun 1991 sampai 1996 ia menempuh pendidikan S1 Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogjakarta (UMY) dan Jurusan Sejarah di Universitas Gadjah Mada (UGM). Lalu pada tahun 2002, ia meraih gelar Master dari Universitas Indonesia (UI) dan tahun 2005 meraih gelar Doktor Politik dari Univercity of Bucharest, Rumania.
Kariernya di birokrasi negeri ini cukup mentereng dan layak dijadikan inspirasi. Ia pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Turky dan menjadi Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Indonesia selama beberapa waktu. Rekam jejak dan pengalamannya yang jenial di dunia diplomasi membuatnya dipercaya untuk menjadi Ketua Umum Asosiasi Diplomat Indonesia (ADI) sejak 21 Desember 2023.
Menjelang Pilkada Serentak Nasional 27 November 2024, ia mendapatkan dukungan dari berbagai partai politik, ormas, tokoh dan kalangan masyarakat untuk maju sebagai peserta Pilkada di NTB. Setelah memohon petunjuk kepada Allah, restu keluarga dan nasehat dari para tokoh lintas latar belakang, ia pun maju dan dinyatakan sebagai pemenang Pilkada.
Setelah Pilkada, tepatnya pada tanggal 20 Februari 2025 ia resmi menjadi Gubernur NTB Periode 2025-2030 yang didampingi oleh Wakil Gubernur Hj. Indah Dhamayanti Putri setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Jakarta. Bang Iqbal dan Bu Indah sangat percaya dan optimis bahwa tagline “NTB Makmur Mendunia” menjadi trigger yang kokoh hingga sangat sangat mungkin tercapai. Optimisme tersebut semakin menemukan konteksnya ketika belakangan Bang Iqbal bergabung ke Partai Gerindra yang mendapat dukungan besar masyarakat NTB pada Pilpres 2019 dan 2024 lalu.
Optimisme Bang Iqbal dan Bu Indah untuk “NTB Makmur Mendunia” dapat saya pahami ketika bertemu dan berbincang langsung di Markas Pemenangan Iqbal-Dinda di Mataram, NTB pada Jumat 14 Juni 2024 lalu. Ada banyak hal diobrolkan pada pertemuan belasan menit tersebut. Bagi Bang Iqbal, menjadi kepala daerah di kampung sendiri bukanlah hal yang ringan, sebab masyarakat menanti kerja nyata, lebih dari sekadar janji.
Kala itu, Bang Iqbal menyampaikan beberapa hal penting. Diantaranya (1) optimisme untuk membangun manusia yang berkarakter, produktif dan kompetitif. (2) memperkuat ekonomi daerah melalui peningkatan produktivitas, daya saing dan pendapatan perkapita masyarakat sebagai fondasi mewujudkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang berkeadilan. (3) membangun ekosistem industry komoditas unggulan sektor pertanian, peternakan dan perikanan menuju agri maritim yang berkelanjutan.
Selanjutnya, (4) membangun sektor pariwisata berkualitas, industry kreatif serta membangun seni budaya daerah dan profesi olahraga. (5) memperkuat system mitigasi bencana, pengelolaan sumber daya alam yang ramah lingkungan, dan investasi berkelanjutan. (6) memantapkan pembangun infrastuktur dan konektivitas antar daerah serta memastikan penegakan tata ruang yang berkelanjutan. Kemudian (7) mempercepat transformasi birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang bersih dan inovatif serta kepemimpinan kolaboratif dari pusat, propinsi dan kabupaten/kota sebagai fondasi percepatan pembangun daerah.
Pada momentum tersebut Bang Iqbal juga menyampaikan dukungan dan apresiasi pada dunia literasi termasuk dunia kepenulisan. Saya sangat terharu dan bangga dengan antusias Bang Iqbal saat menerima saya dan mendapatkan hadiah buku dari saya yang berjudul “Pemuda Negarawan” (2023) dan “Optimisme KAMMI Merawat Indonesia” (2024). Ia begitu senang dan riang mendapatkannya. Kegembiraannya benar-benar terlihat dari tatapan wajah saat berbincang ringan dengan saya.
Begitu juga saat berjabat tangan dengan saya, sangat merasakan sentuhannya. Autentik dan sepertinya benar-benar dari hati. Bahkan Bang Iqbal meminta saya untuk terus berkarya dan tidak terjebak pada sekat-sekat kepentingan politik sesaat. Bagi Bang Iqbal, literasi dan karya tulis menjangkau semua, apapun latar belakang dan profesinya. “Saya mendukung kegiatan dan produk kreatif termasuk menulis buku. Terus berkarya,” ungkapnya.
Menulis buku memang tradisi yang harus terus dijaga, termasuk oleh para penggiat baru di dunia kepenulisan. Sebagai pemula dalam dunia kepenulisan, saya merasa ada kobaran semangat yang terus menyala ketika mendapatkan suntikan motivasi dengan banyak orang termasuk dari Bang Iqbal. Saya pun semakin percaya bahwa menulis adalah jalan kebaikan yang harus terus dilakoni. Termasuk menulis buku biografi para tokoh lintas profesi dan latar belakang, tak terkecuali kepala daerah.
Saya membayangkan bila para kepala daerah di seluruh Indonesia memiliki kepedulian pada dunia literasi Indonesia juga daerahnya maka tradisi ini bakal menunjang berbagai agenda atau program pemerintah daerah yang dijalankannya. Bila mereka mendorong para penulis untuk terus berkarya maka negara kita bakal terus meningkat kualitas literasinya. Literasi bukan saja aspek baca dan tulis tapi juga aspek ekonomi, investasi, pengembang potensi, kesadaran budaya dan masih banyak lagi yang lainnya.
Apapun latar belakang kita, semuanya memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga dan memajukan literasi Indonesia. Pembukaan konstitusi negara kita menegaskan bahwa salah satu tujuan kita bernegara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Menghadirkan karya tulis yang berkualitas adalah salah secara mencerdaskan bangsa. Bacaan yang berkualitas tentu hanya mampu dilakukan oleh penulis yang memiliki gagasan jenial dan keterampilan terasah dalam menghadirkan tulisan. Para penulis mesti mendapatkan apresiasi dan hadiah dari negara, termasuk dari pemerintah daerah.
Hari ini, Kamis 10 Juli 2025, Bang Iqbal berusia genap 53 tahun dan menjelang genap 5 bulan menjabat sebagai Gubernur NTB. Saya mendoakan semoga Bang Iqbal mampu dan sukses menjalankan mandat masyarakat NTB untuk memimpin NTB, sehingga “NTB Makmur Mendunia” benar-benar terwujud dan turut berkontribusi besar bagi kemajuan sehingga Indonesia mendunia.
Kolaborasi setiap elemen adalah kunci utama majunya literasi Indonesia, termasuk di NTB. Sungguh, NTB bahkan Indonesia butuh kolaborasi semua elemen. Itulah energi besar yang membuat daerah dan negara kita semakin maju dan jaya. Kita rindu NTB makmur dan mendunia serta Indonesia terus menyala sebagai sebuah negara besar yang berdaya dan berkontribusi bagi perdamaian global. (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Belasan Buku Biografi Tokoh dan Kepala Daerah
Komentar
Posting Komentar