Pentingnya Pendidikan Akhlak Di Era Milenial
BANYAK
dari berbagai kalangan manusia beranggapan bahwa, tabiat dan akhlak manusia
tidak mungkin bisa dirubah. Akan tetapi Imam Ghazali membantah semua anggapan
tersebut, sebab akhlak manusia bisa dirubah melalui pendidikan akhlak
berdasarkan kepada kenyataan diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu untuk merubah akhlak manusia
yang buruk menuju akhlak yang baik.
Akhlak secara
terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan
secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan
bentuk jamak dari kata khuluk, berasal
dari Bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat.
Sedangkan
Imam Ghazali menuliskan di dalam kitabnya Ihya Ulumuddin,
“Iktisaabu
hadzihil akhlaaqi bil mujaahadati warriyaadloti, wa a’nii bihi Hamalannafsi
‘alaal a’maalillatii yaqtadliihal khuluqal mathluuba”.
Akhlak
menurut Imam Ghazali adalah usaha secara sungguh-sungguh dan berkelanjutan
dalam dorongan jiwa manusia untuk berakhlakul karimah, sehingga terbentuklah
akhlakul karimah pada diri manusia tersebut.
Berbagai fenomena
yang terus berulang tanpa henti diberitakan oleh media massa, bahkan sudah
menjamur sampai detik ini di tengah-tengah kehidupan masyarakat seperti
ditandai dengan masih adanya perilaku yang tidak sangat pantas untuk dijadikan
teladan atau diikuti misalnya; korupsi dan suap, minuman keras, narkoba,
perjudian, konflik antar warga dan lain sebagainya.
Bahkan perilaku
buruk semacam ini dipraktikan oleh sebagian para pemimpin publik, hingga
menyentuh kaum muda, dan masyarakat umum. Tentunya
fenomena semacam ini sangat meresahkan, harus ada upaya untuk menghentikan
segala macam aktifitas buruk tersebut.
Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah
bersabda,
“Sesungguhnya
manusia jika melihat kemungkaran tapi tidak mengingkarinya, maka dikhawatirkan
Allah akan menimpakan azab-Nya, yang juga akan menimpa mereka.” (HR
Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Sebagai
upaya untuk mencegah terjadinya hal-hal tersebut perlu kita ingat bahwa
pentingnya kita membekali secara dini dalam ruang lingkup keluarga atau
mengingatkan kepada orang-orang terdekat kita seperti saudara, kerabat,
tetangga, dan masyarakat akan pentingnya; pendidikan akhlak, memumpuk rasa
persaudaraan, rasa takut kepada Allah, dan aktifitas yang positif.
Pertama,
pendidikan akhlak
Para
kiai terdahulu selalu mengajarkan kepada santri-santrinya untuk mendahulukan
Akhlak dari Ilmu, sebab Akhlak lebih tinggi dari Ilmu. Banyak orang yang
berilmu namun jauh dari Akhlak yang baik. Dengan pendidikan akhlak maka setiap
orang dalam dirinya akan tercermin perilaku yang baik.
Kedua,
memupuk rasa persaudaraan
Senantiasa
selalu berprasangka baik dan menjauhkan diri dari berprasangka buruk, jika
terdapat perkara atau masalah dari individu atau kelompok maka yang didahulukan
adalah sikap kelembutan, tabayyun
(klarifikasi), saling introspeksi diri, dan menjaga erat tali silaturahmi baik
individu atau kelompok.
Ketiga,
takut kepada Allah
Orang
yang terbiasa melakukan keburukan, disebabkan karena kurangnya kedekatan dengan
Allah Subhanahu wata’ala hingga di
dalam hatinya jauh dari rasa takut kepada Allah Subhanahu wata’ala dan jauh dengan orang-orang sholeh yang pada
akhirnya tidak ada nasehat-nasehat yang masuk meresap ke dalam hatinya.
Keempat,
aktifitas yang positif
Menghadiri
kajian-kajian keislaman atau majelis dzikir untuk mengalihkan aktifitas yang
negatif, mengikuti perlombaan-perlombaan, bergabung dalam komunitas peduli
sosial atau yang mengasah skill individu
atau kelompok.
Dengan
upaya demikian, pentingnya pendidikan akhlak di era milenial ini untuk
membekali dan membentengi keluarga, saudara, dan tetangga bahkan seluruh
masyarakat luas untuk tidak meneladani bahkan meniru perilaku yang buruk dan
tidak terpuji tersebut. Semoga Allah senantiasa menjauhkan kita semua dari
perilaku buruk, dan memiliki akhlak yang baik! [Oleh: Rifki Azis—Mahasiswa
Studi Pendidikan Agama Islam, Program Pascasarjana IAIN Syeikh Nurdjati
Cirebon-Jawa Barat angkatan 2019]
Komentar
Posting Komentar