The New of Power Full, Fresh Idea, And Progresive
PESERTA didik
adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau
pertumbuhan baik dari segi fisik, mental maupun fikiran.
Menurut
Abu Ahmadi (1991) peserta didik adalah orang
yang belum dewasa, yang memerlukan usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk
menjadi dewasa, guna dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai
umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai
suatu pribadi atau individu.
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir (2006), peserta didik sebagai simbul penyebutan adanya suatu hubungan antara tenaga
pendidik dan murid yang dilakukan dengan bentuk pengajaran atau adanya transfer
ilmu dari guru sebagai subjek dan murid sebagai objek.
Sebagai
individu yang tengah mengalami fase perkembangan, tentu peserta didik masih
banyak memerlukan bantuan, bimbingan dalam proses perkembanganya menjadi
manusia yang bertaqwa, berilmu, serta memiliki akhlakul karimah. Oleh karena
itu, pada dasarnya peserta didik merupakan barang mentah raw material yang harus dikelolah dengan baik oleh para guru, orang
tua atau berbagai pihak yang terlibat.
Akan
tapi, para guru atau orang tua saat ini harus membuka mata lebar dan melihat
kepahitan yang kian kini dirasa semangat peserta didik sekarang sudah berada
dititik nadir, tentunya bangsa ini terancam kehilangan kader-kader muda masa
depan berkualitas.
Melihat
realitas saat ini, dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah,
peserta didik sekarang seperti tidak memiliki orientasi hidup yang jelas.
Mereka seakan-akan tidak memiliki target, cita-cita, gairah, serta kebulatan
tekad dalam membangun masa depan dirinya.
Tidak
sedikit dari mereka yang berangkat dari rumah ke sekolah tanpa keyakinan dan
arah pasti dari segala aktifitas kegiatan yang mereka lakukan ketika berada
disekolah yaitu untuk mencari Ilmu.
Bahkan
fenomena yang terjadi di dalam proses belajar pun sangat beragam, dari mulai
guru menjelaskan pelajaran, mereka kerap sekali acuh bahkan tidak mendengarkan
dari apa yang disampaikan oleh guru, tertidur di saat proses belajar, serta
nasehat-nasehat yang guru berikan kepada mereka seperti tanpa makna yang
berarti. Lebih ironi, mereka terlibat perkelahian sampai tawuran.
Realitas
yang terjadi saat ini, memang sangat memilukan. Segenap bangsa yang selalu
berharap kepada kaum muda agar kelak mampu untuk melanjutkan perjuangan dan
mengelola berbagai sumber kekayaan negeri ini, mengemban amanah, dan menjadi
pemimpin di setiap poros kehidupan bermasyarakat, serta membawa bangsa ini
terus berkembang maju dan mampu bersaing dipercaturan dunia.
Sudah
saatnya para peserta didik sadar, hijrah kepada aktifitas- yang produktif dan
meninggalkan aktifitas buruk yang tidak membawa pada perubahan yang baik pada dirinya.
Menekunkan diri untuk fokus belajar baik di ruang pendidikan seperti sekolah
formal atau informal, terus mengembangkan keilmuan, mengasah skill, membuat karya tulis, dan produk
lain sebagainya.
Karena
sejatinya bangsa ini dari generasi ke generasi selalu membutuhkan “The
New of Power Full, Fresh Idea, and Progresive” demi menjaga
keberlangsungan hidup yang sejahtera, makmur, serta menjadi bangsa yang sehat
dan cerdas.
Konkritnya,
hal ini dimulai dari peserta didik dibantu dan dibimbing oleh ahli pendidik dan
orang tua yang terus memberikan ruang kepada anak-anak atau generasinya untuk
berkembang dan maju.
Dengan
demikian, bangsa ini akan selalu memiliki kekuatan dan optimisme untuk terus
berkembang maju, dan tidak kehilangan kader-kader masa depan yang berkualitas
dan berdaya saing tinggi. [Oleh: Rifki Azis—Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Agama Islam, Pascasarjana IAIN Syeikh Nurdjati Cirebon-Jawa Barat
angkatan 2019]
Komentar
Posting Komentar