BKPRMI Kota Cirebon Apresiasi Kesra Jawa Barat Gelar Sosialisasi Kerukunan Umat Beragama


Badan Koordinasi Pemuda dan Remaja Masjid (BKPRMI) Kota Cirebon turut hadir dan mengapresiasi Kesra Jawa Barat yang sukses menggelar Sosialisasi Kerukunan Umat Beragama selama Rabu-Jum'at (10-12/11/2021). 

Kegiatan yang diselenggarakan di sebuah hotel di Kota Cirebon ini dinilai menjadi langkah strategis sekaligus praktis untuk menjadikan Jawa Barat juara, khususnya Kota Cirebon sebagai kota/kabupaten model kerukunan umat beragama untuk kota/kabupaten di Jawa Barat. 

Demikian dikatakan oleh Umar S. Clau, M.Kom Ketua Umum BKPRMI Kota Cirebon melalui Syamsudin Kadir, M.Si selaku Kepala Bidang Sosial-Politik BKPRMI Kota Cirebon di acara Sosialisasi Kerukunan Umat Beragama yang di selenggarakan oleh Biro Kesra Jawa Barat, Jumat (12/11/2021).

"Kegiatan semacam ini sangat baik dan perlu diadakan kembali ke depan dengan tetap membenahi kualitas materinya sehingga indeks kerukunan benar-benar meningkat dan terwujud dalam kehidupan ril masyarakat," kata Syamsudin Kadir.  

Bang Syam, demikian ia kerap disapa, ikut menyoroti survei untuk kerukunan umat beragama yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Bimbingan Masyarakat Agama dan Layanan Keagamaan pada Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pendidikan dan Pelatihan (Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat) Kemenag akhir 2020 lalu, Jawa Barat berada di atas Sumatera Barat dan Aceh dengan skor 68,5.

Bang Syam memandang kerukunan umat beragama di Jawa Barat terutama di Kota Cirebon selama ini sangat rukun dan tak ada aksi intoleran yang menjurus pada konflik agama. Kata dia, adapun soal dinamika di tengah masyarakat itu hal biasa dan wajar, agar semuanya semakin dewasa dan matang dalam memahami keragaman. 

Tidak relevan bila satu atau dua dinamika di tengah masyarakat dijadikan stempel untuk membenarkan bahwa Jawa Barat atau Kota Cirebon tidak toleran. Dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia Jawa Barat tentu sangat mungkin terjadinya dinamika masyarakat. Jangan sampai ketaatan pada agama malah dianggap intoleran lalu disebar di mana-mana seakan-akan terjadi konflik. 

"Memandang dinamika masyarakat mesti menggunakan kaca mata yang bersih. Jangan sampai hanya karena berbeda pendapat lalu dianggap intoleran. Berbeda itu khazanah dan biasa saja. Selama taat aturan ya silahkan saja," terang penulis buku "Indahnya Islam Di Indonesia" ini. 


Bang Syam mengingatkan seluruh elemen terutama berbagai organisasi kemasyarakatan agar tidak terjebak dengan hal-hal yang diada-adakan dan bias kepentingan. Sebab indeks kerukunan bisa saja naik-turun bukan saja oleh latar keagamaan tapi juga oleh kepentingan politik, ekonomi, adu domba dan informasi hoax di berbagai media sosial.

Dalam hal ini, BKPRMI Kota Cirebon sangat takjub dan mengucapkan terima kasih kepada  Kepala Biro Kesajahteraan Rakyat Bidang Pelayanan dan Pengembangan Sosial Provinsi Jabar, Drs. H. Barnas Adjidin M.M., M.M.Pd. yang saat membuka secara resmi kegiatan Sosialisasi Kerukunan Umat Beragama telah menyampaikan literasi keberagaman yang mencerahkan.

Bang Syam mengutip ungkapan Kabiro Kesra Jawa Barat bahwa tradisi-tradisi yang konstruktif mampu meningkatkan sikap dan perilaku toleran untuk mewujudkan kerukunan di tengah masyarakat. Kuncinya kata dia adalah menjaga hubungan baik manusia dengan Tuhan, hubungan baik manusia dengan alam yang sakral, hubungan baik manusia dengan manusia yang humanis dengan semboyan silih asih, silih asah dan silih asuh, dan hubungan baik manusia dengan teknologi yang bernilai guna. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah