Pesan untuk Pemuda Muslim Golo Sengang Rantauan
Pada acara yang dihadiri sekitar 30-an lebih pemuda muslim asal Golo Sengang yang sedang menempuh pendidikan tinggi (kuliah) di berbagai perguruan tinggi di Bima, Mataram, Lombok Timur, Surabaya, Cirebon, Bandung, Jakarta, Makasar, Maros, Palopo, dan kota lainnya ini menghadirkan beberapa senior mereka yang pernah kuliah dan kini berkarir di beberapa tempat. Mereka adalah Ustadz Mohammad Yasin, Pak Syafarudin Jemadil, Ustadz Walimin dan saya sendiri (Syamsudin Kadir).
Sebagai apresiasi atas acara ini sebetulnya saya sudah menulis dua tulisan yang bisa dibaca di blog pribadi saya dengan link sebagai berikut: https://kumpulanidependidikan.blogspot.com/2022/03/catatan-untuk-pemuda-muslim-golo.html?m=1 dan https://kumpulanidependidikan.blogspot.com/2022/03/surat-cinta-untuk-pemuda-muslim-golo.html?m=1. Pada dua tulisan ini saya mengulas beberapa usulan saya dan ungkapan rasa bangga saya untuk pemuda muslim Golo Sengang ke depan.
Pada acara ini, sahabat baik saya Ustadz Mohammad Yasin, menyampaikan beberapa hal penting, pertama, pentingnya menjaga amanah dan ridho orangtua. Menurutnya, ridho orangtua sangat ditentukan oleh kemampuan dan kesungguhan kita untuk mengamini harapan mereka. Bukan saja untuk menuntaskan pendidikan tapi juga untuk berperan dalam menghadirkan perubahan masyarakat ke arah lebih baik. Ustadz muda kebanggaan Manggarai Barat ini mengutip hadits mashur, "Ridho Allah ada pada ridho kedua orangtua dan murka Allah ada pada murkanya kedua orangtua."
Kedua, jaga ibadah wajib shalat lima waktu dan ibadah sunah lainnya. Menurutnya, ujian bagi penuntut ilmu adalah istiqomah. Tak sedikit yang belajar agama atau menempuh pendidikan di lembaga bernyawa keagamaan malah meninggalkan ajaran agama seperti shalat lima waktu. Padahal shalat adalah kunci penting berkahnya hidup. Alumni Pondok Pesantren Nurul Hakim ini mengingatkan pentingnya menjaga ruhiyah atau spiritual sebagai modal utama penuntut ilmu dan kehidupan seorang muslim. Ruhiyah bisa dibangun dengan menjaga ibadah wajib dan tilawah al-Quran.
Ketiga, menjaga adab atau akhlak baik di mana dan kapan pun. Menurutnya, amanah penting yang perlu dijaga adalah adab atau akhlak baik. Sehebat apapun pengetahuan dan pendidikan kita, kalau tidak disertai dengan adab atau akhlak yang baik maka itu tak berarti apa-apa. Ujian yang kerap terjadi, saat di lembaga pendidikan kita begitu idealis namun pada saat terjun ke masyarakat tak sedikit yang terbawa arus dan jauh dari ilmu pengetahuan dan pendidikan yang ditempuh.
Keempat, perlu menghadirkan kegiatan ril yang bermanfaat bagi masyarakat. Menurutnya, masyarakat di kampung halaman tidak butuh hal-hal yang rumit, karena itu cukup hadirkan hal-hal kecil atau sederhana namun bermanfaat sekaligus bersentuhan langsung dengan kebutuhan mereka. Saat ini mereka butuh semangat dan urun serta pemuda muslim dalam memajukan kampung halaman, terutama dari aspek moral keagamaan.
Saya percaya bahwa pertemuan semacam ini sangat penting, sebab bisa menjadi embrio bagi lahirnya berbagai pemikiran dan agenda konstruktif bagi kampung halaman, terutama yang dimunculkan oleh generasi muda muslim Golo Sengang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di berbagai perguruan tinggi lintas kota di seluruh Indonesia. Bahkan acara semacam ini dapat mengokohkan silaturahim dan soliditas yang selama ini sudah mulai dirajut melalui berbagai media dan momentum.
Walaupun organisasi yang dipimpin oleh Ahmad Safri asal Cereng yang kini masih berkhidmat di sebuah lembaga pendidikan Hidayatullah di Surabaya-Jawa Timur ini masih baru, namun geliatnya sudah mulai terasa. Berbagai program dan kegiatan juga sudah mulai dieksekusi, termasuk pada Ramadan yang tak lama lagi. Semoga langkah dan ikhtiar Ahmad Safri dan kawan-kawan mendapatkan bimbingan dan keberkahan dari Allah. Sungguh, bila kaum muda sudah berkonsolidasi dan bergerak maka itu pertanda perubahan sudah mulai ditenun! (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Selamat Datang Di Manggarai Barat" dan Wakil Sekretaris Umum DPW PUI Jawa Barat.
Komentar
Posting Komentar