Surat Cinta untuk Pemuda Muslim Golo Sengang


Alhamdulillah, akhirnya pada Selasa 15 Maret 2022 malam (pukul 20.00 WIB) saya bisa menghadiri undangan acara "Temu Kangen: Silaturahim Nasional Bersama Senior di Rantauan" yang diselenggarakan oleh Diaspora atau Pemuda Muslim Golo Sengang (PMGS) rantauan melalui Google Meet. Golo Sengang merupakan salah satu desa yang terdiri dari tiga kampung utama: Cereng, Ceremba dan Leheng, di Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat-NTT. 

Saya percaya bahwa pertemuan semacam ini sangat penting, sebab bisa menjadi embrio bagi lahirnya berbagai pemikiran dan agenda konstruktif bagi kampung halaman, terutama yang dimunculkan oleh generasi muda muslim Golo Sengang lintas kota di seluruh Indonesia. Dari Manggarai Barat, Bima, Mataram, Lombok Timur, Surabaya, Cirebon, Bandung, Jakarta, Makasar, Maros, Palopo, dan sebagainya. Termasuk untuk mengokohkan silaturahim dan soliditas yang selama ini sudah mulai dirajut. 


Catatan kecil dan poin yang saya sampaikan pada acara ini sudah saya ulas pada tulisan saya yang berjudul "Catatan untuk Pemuda Muslim Golo Sengang di Temu Kangen" yang bisa dibaca di blog pribadi saya dengan link sebagai berikut:  https://kumpulanidependidikan.blogspot.com/2022/03/catatan-untuk-pemuda-muslim-golo.html?m=1. Poin pentingnya bahwa pemuda adalah ujung tombak perubahan peradaban umat manusia, termasuk dalam konteks kecil Golo Sengang.  

Pada acara ini, sahabat baik saya Ustadz Mohammad Yasin, menyampaikan beberapa hal penting, pertama, pentingnya menjaga amanah dan ridho orangtua. Menurutnya, ridho orangtua sangat ditentukan oleh kemampuan dan kesungguhan kita untuk mengamini harapan mereka. Bukan saja untuk menuntaskan pendidikan tapi juga untuk berperan dalam menghadirkan perubahan masyarakat ke arah lebih baik. Ustadz muda kebanggaan Manggarai Barat ini mengutip hadits mashur, "Ridho Allah ada pada ridho kedua orangtua dan murka Allah ada pada murkanya kedua orangtua."  


Kedua, jaga ibadah wajib shalat lima waktu dan ibadah sunah lainnya. Menurutnya, ujian bagi penuntut ilmu adalah istiqomah. Tak sedikit yang belajar agama atau menempuh pendidikan di lembaga bernyawa keagamaan malah meninggalkan ajaran agama seperti shalat lima waktu. Padahal shalat adalah kunci penting berkahnya hidup. Alumni Pondok Pesantren Nurul Hakim ini mengingatkan pentingnya menjaga ruhiyah atau spiritual sebagai modal utama penuntut ilmu dan kehidupan seorang muslim. Ruhiyah bisa dibangun dengan menjaga ibadah wajib dan tilawah al-Quran.  

Ketiga, menjaga adab atau akhlak baik di mana dan kapan pun. Menurutnya, amanah penting yang perlu dijaga adalah adab atau akhlak baik. Sehebat apapun pengetahuan dan pendidikan kita, kalau tidak disertai dengan adab atau akhlak yang baik maka itu tak berarti apa-apa. Ujian yang kerap terjadi, saat di lembaga pendidikan kita begitu idealis namun pada saat terjun ke masyarakat tak sedikit yang terbawa arus dan jauh dari ilmu pengetahuan dan pendidikan yang ditempuh. 


Keempat, perlu menghadirkan kegiatan ril yang bermanfaat bagi masyarakat. Menurutnya, masyarakat di kampung halaman tidak butuh hal-hal yang rumit, karena itu cukup hadirkan hal-hal kecil atau sederhana namun bermanfaat sekaligus bersentuhan langsung dengan kebutuhan mereka. Saat ini mereka butuh semangat dan urun serta pemuda muslim dalam memajukan kampung halaman, terutama dari aspek moral keagamaan. 

Selanjutnya, Pak Syafarudin Jemadil dan Ustadz Walimin mengafirmasi apa yang saya dan Ustadz sampaikan. Keduanya secara tegas dan apresiatif mengungkapkan perlunya menjaga beberapa poin yang sudah disampaikan oleh pembicara sebelumnya, tentu dengan penguatan di beberapa sisi, pertama, jadilah pemuda yang idealis dan realistis. Lembaga pendidikan telah mendidik kita untuk memiliki ilmu pengetahuan dan sikap idealis, namun kehidupan di masyarakat meniscayakan kita untuk realistis. Di sini dibutuhkan fiqihul waqi, fiqih realitas. Maksudnya, perlu ada kemampuan atau pengetahuan sosial yang memadai, agar ilmu pengetahuan ideal dari pendidikan bisa dijadikan sebagai jalan keluar bagi berbagai masalah yang ada masyarakat. 


Kedua, perlu penguatan di sektor keagamaan. Maksudnya, perlu ada di antara pemuda muslim Golo Sengang yang benar-benar menekuni bidang agama sehingga kelak menjadi da'i yang mampu memberi pencerahan bagi masyarakat. Potensi Golo Sengang dari sisi pendidikan keagamaan cukup membanggakan. Hanya saja butuh penguatan agar ke depan benar-benar muncul para alim atau ustadz yang layak menjadi rujukan banyak kalangan. Golo Sengang punya potensi dan peluang untuk itu. 

Acara semacam sejatinya menjadi kesempatan paling baik untuk menguatkan soliditas dan mengakrabkan kembali seluruh potensi terbaik generasi muda muslim Golo Sengang di berbagai kota di seluruh Indonesia. Bagaimana pun kini Golo Sengang telah memiliki Doktor, Magister dan Sarjana, jumlahnya sudah membanggakan. Membincang hal-hal penting terutama perihal peran dan kontribusi ke depan bagi kemajuan kampung halaman dan Manggarai Barat merupakan agenda yang tak bisa dianggap sepele lagi. Tulisan ini sekadar dokumentasi atau semacam surat cinta untuk pemuda muslim Golo Sengang agar mereka sadar betapa mereka adalah dambaan dan kebanggan para leluhur, tetua di kampung dan sejarah masa depan. 


Secara pribadi saya seperti juga Ustadz Mohammad Yasin, Pak Syafarudin Jemadil dan Ustadz Walimin sangat terharu dan bangga dengan generasi muda Golo Sengang, lebih khususnya lagi pemuda muslim, yang berinisiatif untuk melakukan berbagai program dan agenda yang bersentuhan langsung dengan masyarakat selama ini. Walau tergolong sederhana, namun lakon semacam itu sudah merupakan sebuah kontribusi yang sangat bermanfaat. Percayalah, selama kita masih punya impian, kesungguhan dan kontribusi maka perubahan atau kemajuan itu pasti terwujud. Semoga Allah menguatkan dan memberkahi seluruh ikhtiar kita! (*)

* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Selamat Datang Di Manggarai Barat" dan Penggiat Kebijakan Publik di Pascasarjana Uni. Majalengka 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok