Tiga Perkembangan Penting Azka Syakira


ANAK saya yang pertama, Azka Syakira, saat ini sedang menempuh pendidikan di Program Pendidikan Khusus (PPKh) KMMI Putri Pondok Pesantren Nurul Hakim di Kediri, Lombok Barat, NTB. Kini ia duduk di bangku kelas II. Dua belas bulan pertama di pondok, sosok yang akrab disapa Teteh atau Nok Azka ini, mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dipahami dari beberapa hal yang saya perhatikan sejak awal masuk pondok hingga saat ini. 

Pada Jumat 11 Juli 2025, setelah Isya, saya berkesempatan untuk berkomunikasi dengan sosok yang berdarah Flores dan Sunda-Jawa ini. Kebetulan pada liburan kali ini ia tidak pulang libur ke Jawa Barat, tapi pulang ke Kota Mataram. Saya mencatat, hampir 90 menit Teteh Azka berbincang dengan saya melalui video call WhatsApp. Ini termasuk komunikasi terlama saya dengan Teteh Azka sejak awal dia di pondok. Karena itu, saya memanfaatkan kesempatan ini untuk menggali berbagai hal, terutama yang berkaitan dengan perkembangannya sebagai seorang santriwati.  

Pertama, semakin disiplin dalam menjaga dan memanfaatkan waktu. Teteh Azka kini semakin disiplin dan mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat. Ia pun mengaku selalu berupaya untuk memanfaatkan waktu untuk mengevaluasi hafalan al-Quran, terutama juz 30, yang sudah dihafal sebelum masuk pondok. Pada saat liburan yang berlangsung sejak 19 Juni hingga 11 Juli 2025 ini, ia pun mengisinya untuk memastikan hafalannya terjaga dan bertambah. Di samping membaca buku pelajaran dan buku umum untuk menambah wawasannya.  

Kedua, berani berbicara dan lebih komunikatif. Sejak awal masuk hingga enam bulan pertama di pondok, Teteh Azka termasuk yang hemat dalam dan saat berbicara, termasuk saat saya dan istri mengajaknya berbicara. Awalnya saya agak "kesal", karena selama enam bulan itu ia banyak diam. Bahkan ia enggan memulai pembicaraan. Hanya keluar kata "ya" atau "tidak". Tapi kini saya semakin bangga. Sebab pada enam bulan kedua, menjelang naik kelas II, ia mulai berubah. Ia semakin berani memulai bicara dan lebih komunikatif. Bahkan kini, saat naik kelas II, ia lebih aktif, suka bertanya kabar, berani memulai pembicaraan dan hal sederhana lainnya. 

Ketiga, aktif dalam kegiatan pengembangan diri. Dalam hal ini bisa dipahami dari apa yang diceritakan Teteh Azka pada saya bahwa dirinya aktif di berbagai kegiatan organisasi sekaligus komunitas kreatif seperti Pramuka, Club Bahwa Arab dan Seni Kreatif. Menurut kakak dari empat orang adik ini, kegiatan tersebut cukup membantunya dalam menjaga silaturahim, menumbuh-kembangkan kreatifitas, dan melatih diri dalam berorganisasi sekaligus kepemimpinan. Termasuk dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Arab. 

"Alhamdulillah Azka aktif di Pramuka, Club Bahasa Arab dan Club Seni Kreatif. Mohon doa dari ayah dan bunda agar Azka lebih maksimal dan giat dalam belajar," jelas sekaligus pintanya. Saya pun meresponnya dengan singkat, "Alhamdulillah, insyaa Allah ayah selalu doakan. Teteh Azka sudah mengalami perubahan dalam banyak hal. Apapun yang diikuti, asal tetap mengikuti arahan para ustadz dan ustadzah di pondok." Bundanya pun menasehatinya, "Nak, yang penting hafalannya ditambah, hemat, tahajut dan duhanya dijaga, serta banyak berdoa kepada Allah." 

Saat ditanya, "Kalau Teteh Azka telah lulus dari pondok, mau melanjutkan pendidikan tinggi di mana nanti?", dia menjawab dengan singkat, "Di mana saja. Yang penting terus belajar mencari ilmu". Jawaban tersebut membuat saya haru dan bangga. Ternyata sosok perantau asal Jawa Barat ini memiliki komitmen dan tekad yang kuat untuk belajar. Baginya, kuliah bisa direncanakan, tapi yang terpenting adalah fokus belajar. Ia ingin agar selama di pondok bisa memperoleh banyak hal kebaikan sebagai bekal hidup bagi diri, keluarga dan kelak saat di masyarakat. Ia ingin mencicilnya pelan-pelan. 

Sebagai orangtua dari Teteh Azka, saya layak menyampaikan jazakumullah kepada para tuan guru, para ustadz-ustadzah, dan pengurus PPKh KMMI Putri kampus 2 yang telah membimbing, membina dan mendidik anak saya sehingga mengalami perkembangan yang membanggakan. Jazakumullah juga kepada teman-teman asrama, teman-teman kelas dan kakak kelas yang telah menjadi sahabat sekaligus kakak kelas yang baik bagi Teteh Azka. Persaudaraan dan persahabatan yang dijalani selama ini penuh makna dan sangat berkesan. Akhirnya, semoga Allah selalu membimbing, menguatkan dan memberkahi setiap langkah kita semua dalam kebaikan! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Santri Nurul Hakim 1996-2002


Komentar

  1. Baarakallahu fiik Teteh Azka. Semoga Allah mudahkan dalam menimba ilmunya dan memperluas pengalaman ilmu pengetahuannya. Aamiin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Anatomi dan Klasifikasi Ayat-Ayat Al-Qur’an