HUJAN DAN CINTA ALLAH YANG TAK PERNAH BERAKHIR


Alhamdulillah, sekarang sudah memasuki musim hujan. Di mana-mana hujan turun. Bahkan menurut informasi yang saya dapatkan dari berbagai daerah, di hampir semua propinsi lagi musim hujan. Ada yang lebat, sedang, tapi ada pula yang ringan. Intinya, sekarang lagi musim hujan. Ketika hujan turun, beragam cara kita menyikapinya. Ada yang senang, gembira, dan penuh suka cita karena sudah lama hujan tak turun. Tapi banyak pula yang kesal, marah, jengkel, dan kecewa, karena merasa dirugikan akibat hujan datang. 

Hujan adalah anugerah dan nikmat yang diberikan Allah kepada manusia. Hujan memberi banyak manfaat bagi seluruh makhluk-Nya di muka bumi. Dengan titik air yang turun dari langit tersebut, pemandangan terlihat lebih sejuk. Sebuah keindahan alam bagi hamba-hamba Allah yang selalu bertafakkur. Bahkan seluruh kebutuhan hampir semua makhluk hidup teruama manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan pun terpenuhi. 

Hujan adalah tanda paling sederhana betapa Allah sangat cinta pada kita, hamba-Nya. Ia Maha Tahu kebutuhan kita. Sebab Ia Pencipta kita dan tentu dengan sendirinya paling tahu apa harus Ia anugerahkan kepada kita. Hujan, hanyalah salah satu dari triliyunan nikmat Allah kepada kita. Masih ada banyak lagi nikmat lain yang selamanya tidak bisa kita hitung. Walau demikian, hujan adalah anugerah yang istimewa yang kita peroleh. 

Tanpa hujan, kita tidak bakalan bisa hidup. Sebab dari hujanlah yang membuat tampungan air terus terjaga. Kebutuhan kita sehari-hari pun terpenuhi. Bukan saja untuk kebutuhan makan dan minum tapi juga untuk bebersih, menghilangkan semua kotoran atau debu pada fisik kita. Hujan juga menjadi sumber dari air yang membuat sawah para petani terpenuhi kebutuhannya. Ladang tempat berbagai macam tanaman pun tumbuh dengan segarnya. Kolam-kolam ikan pun sangat terbantukan karena adanya hujan. Dan masih banyak lagi dampak baik atau postifnya.  

Karena itu, kita mesti mensyukuri hujan sebagai karunia yang mendatangkan berkah bagi kehidupan. Walau kadang menyebabkan banjir dan air tergenang di sebagian tempat, kita tetap bersyukur. Karena hujan adalah tanda cinta sekaligus wujud rahmat Allah kepada kita makhluk-Nya. Allah berfirman:

أفرأيتم الماء الذي تشربون ، أأنتم أنزلتموه من المزن أم نحن المنزلون ، لو نشاء جعلناه أجاجا فلولا تشكرون

“Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapa kamu tidak bersyukur.” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 68-70).

وهو الذي ينزل الغيث من بعد ما قنطوا وينشر رحمته وهو الولي الحميد

"Dan Dialah yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS. Asy-Syura [42]: 28).

Untuk menyambut datangnya hujan, ungkapan rasa syukur atas nikmat, dan mengantisipasi risiko setelahnya dianjurkan membaca doa. Misalnya, 

اَللَّهُمَّ صَيِّبًا هَنِيًّا وَسَيِّبًا نَافِعًا

“Wahai Tuhanku, jadikan ini hujan terpuji kesudahannya dan menjadi aliran air yang bermanfaat."

Turunnya hujan mesti disyukuri sebagai bagian dari nikmat Allah kepada kita. Hanya saja kita harus memohon kepada-Nya agar hujan itu menambah berkah bagi sawah dan ladang petani, membawa hanyut debu jalanan di kota-kota dan di desa, dan membawa rezeki dengan segala bentuknya bagi semesta penduduk bumi. Intinya, minta kepada Allah agar hujan benar-benar berdampak baik, bukan menjadi bencana yang membahayakan hidup kita. 

Dalam Shahih al-Bukhari diriwayatkab bahwa saat melihat hujan, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam mengucapkan doa berikut ini, 

اللَّهُمَّ صَيِّباً نافِعاً

“Duhai Allah, turunkanlah pada kami hujan (lebat) yang bermanfaat!"

Beliau membaca doa tersebut hingga dua atau tiga kali. Rasulullah juga berpesan untuk memanfaatkan hujan sebagai momen berdoa karena dalam rentang waktu itu termasuk saat-saat mustajab. Nabi bersabda:

اطْلُبُوا اسْتِجابَةَ الدّعاءِ عِنْدَ التِقاءِ الجُيُوشِ وَإقَامَةِ الصَّلاةِ وَنُزُولِ الغَيْثِ

"Burulah manjurnya doa ketika perang berkecamuk, iqamah shalat, dan turunnya hujan." (Al-Hadits).

Curah hujan awal Februari 2021 ini cukup lebat. Berbagai hal mesti kita perhatikan. Misalnya, memastikan rumah tidak bocor, menjaga kebersihan rumah dan sekitar, memastikan selokan air di sekitar rumah bersih, dan menjaga pola hidup sehat. Hal lain, upayakan untuk meminum air hangat yang cukup, hindari makanan atau minuman yang sensitif bagi imunitas tubuh kita. Selain itu, perbanyak zikir dan doa agar hujan benar-benar menjadi berkah tersendiri bagi kita.

Di atas segalanya, jangan pernah mencela datangnya hujan. Apalah lagi mencela Pencipta hujan, jangan! Hujan adalah wujud cinta dan rahmat Allah. Sampai kapan pun Allah Maha Tahu tentang apa yang dibutuhkan oleh kita hamba-Nya. Hujan bukan penghambat rezeki datang, malah hujan itu sendiri adalah rezeki. Mudah-mudahan dengan datangnya hujan membuat kita semakin tersadarkan bahwa ada Allah yang menciptakan kita, seperti juga hujan ia adalah makhluk ciptaan Allah. Selebihnya, semoga kita menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur dan tersadarkan bahwa cinta Allah tak pernah berakhir! (*)


* Perjalanan Tol dari Cirebon-Jakarta, Ahad 8 Februari 2021.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah