TENSI DARAH TINGGI DAN BATUK YANG MENYADARKAN


Alhamdulillah tensi darah sudah normal lagi. Tidak 150/100 lagi seperti yang saya alami pada Jumat (12/2/2021) lalu. Saya pun sudah bisa beraktivitas secara normal lagi. Tadi saya sengaja membaca sekaligus mengedit kembali naskah buku setebal 140 halaman hingga tuntas. Kalau tak ada hambatan dan halangan, buku karya salah seorang mantan anggota DPRD Kota Cirebon Periode 2009-2014, Pak Agus Talik, S.Ag ini insyaa Allah akan terbit pada akhir Februari atau awal Maret 2021 nanti. 

Sepengetahuan saya, sampai detik ini tak ada dampak buruk dari aktivitas saya kali ini. Malah ada kepuasan yang saya rasakan. Percaya diri dan optimisme untuk menuntaskan berbagai aktivitas terutama pengeditan naskah pun sudah muncul kembali. Apalah lagi naskah yang menanti sentuhan saya ada belasan naskah. Selain tesis juga biografi, serta antologi tulisan di beberapa media massa. Dan tema-tema lainnya. Bahkan barusan saya mandi air hangat. Rasanya segar dan benar-benar bikin segar. Kalau kemarin masih kaku bila menggendong anak saya yang masih bayi Aisyah Humaira, kini saya sudah beberapa kali menggendongnya. Tak ada masalah. Serasa normal dan tidak kaku lagi. 

Sekarang tinggal batuk kering yang masih mengganggu. Tepatnya masih tersisa. Tidak parah memang, cuma bila ia datang bikin konsentrasi buyar. Pernafasan memang aman dan tak ada gangguan. Jantung juga tak ada masalah. Ginjal dan paru juga tak ada maslah. Semuanya aman. Hanya saja bila batuk kembali tiba, suasana seperti ini bagi saya sangat mengganggu. Mungkin ditambah cemas juga. Karena terhipnotis oleh berita perihal Covid-19 yang setahun terakhir bikin heboh. 

Karena bagi saya batuk sangat berpengaruh pada kosentrasi saya bila menuntaskan sebuah aktivitas tertentu. Walau sehari hanya 4 atau 5 kali batuk, itu pun hanya beberapa detik, saya anggap ini masih menganggu. Saya mesti melawannya dengan serius dan penuh optimisme. Saya tidak boleh lengah diri untuk menjaga kesehatan. Pengalaman yang sudah-sudah bakal saya jadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga. Tak boleh lengah dan tak boleh menganggap remeh pentingnya menjaga kesehatan. 

Selain tetap mengkonsumsi obat-obat alami dan rekomendasi Dokter, saya juga perlu olahraga rutin. Dua hari berturut-turut saya bersama istri berolahrga pagi sekitar 1 jam lebih. Sejak kemarin (Sabtu/13/2/2021) hingga hari ini (Ahad/14/2/2021) saya dan istri berolahraga. Tepatnya berjalan kaki. Saya dan istri sepakat untuk lari atau jalan santai sekitar 1 jam lebih. Menempuh jarak sekitar 1 sampai 6 km. Ini tergantung ritme atau kecepatan dalam melangkah. Mau jalan biasa atau jalan cepat. Bila hari pertama berjalan cepat, maka pada hari kedua berjalan santai. 

Selain itu, saya juga berusha untuk minum air putih lebih dari 4 liter. Bukan air putih biasa tapi air putih hangat. Agar suasana badan terus hangat dan keringat terus keluar. Saya ingin membuang kotoran pada badan saya terutama dalam bentuk keringat dan air kencing alias air kecil. Sehingga badan terasa semakin segar dan benar-benar segar. Tak boleh ada hambatan yang menghalangi peredaran darah. Tak boleh ada penyempitan pembuluh darah. Tak boleh sakit atau gangguan ginjal. Intinya lebih mencegah daripada mengobati.  

Khusus untuk batuk kering yang masih tersisa, saya lawan dengan air minum hangat bahkan panas. Dampaknya memang luar biasa. Dahak yang terasa kering dan berdiam di tenggorokan pun sudah mulai mencair dan pamitan. Alhamdulillah sudah mulai enyah juga. Sehingga sebagiannya sudah mulai bisa dikeluarkan atau dibuang secara sengaja. Saya pantik dengan minum air hangat dan mengelus tenggorokan. Sesekali dipaksa, asal tetap terkendali atau terukur. Pokoknya mesti saya lawan! 

Selain air putih hangat dan air jeruk lemon hangat bikinan istri, Woods' Peppermint menjadi konsumsi tambahan yang menemani saya hingga kini. Sebab Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sudah merekomendasikan ini. IDI juga menyarankan pada saat tenggorokan gatal untuk mengkonsumsi permen ini dengan cara diemut. Rasanya memang cukup segar dan sangat membantu melegakan tenggorokan. Batuk pun sudah tak terasa lagi. Entah bila malam nanti, apakah datang lagi atau tak datang lagi. Semoga pergi selamanya bersama virus yang mungkin saja ikutan di dahak yang keluar. Itu harapan saya. 

Sebagai wujud nyata WOODS’ untuk terus meningkatkan kepedulian masyarakat tentang kesehatan saluran pernapasan, IDI (Ikatan Dokter Indonesia) bersama dengan WOODS’ mengampanyekan GBB (Gerakan Bebas Batuk) dengan mempraktikkan WOODS’ CARE. Kampanye ini tentu layak didukung oleh siapapun. Sebab ini berdampak baik bagi kesehatan kita. Kesehatan warga negara tercinta, Indonesia. 

Pertama, CUCI tangan secara berkala di saat batuk. Tentu bukan hanya pada saat batuk tapi pada saat apapun yang memang mengharuskan kita untuk mencuci tangan. Terutama bila memegang sesuatu, menjemur, dan atau bertemu dengan orang lain. Hal ini terlihat sepele. Namun dampaknya besar. Sebab virus kerap menyebar dari tangan. Karena itu perlu dibersihkan berkali-kali dengan air. Sehingga lebih bersih dan tak terpapar virus berbahaya. 

Kedua, AYO minum air yang cukup! Minum air yang cukup juga adalah pilihan jenial pada saat tensi darah naik. Begitu juga pada saat panas badan tetiba datang, minum air putih adalah keniscayaan. Termasuk bila batuk datang, minum air putih perlu diperbanyak. Tentu utamakan yang hangat. Kalau belum memungkinkan, minum air putih biasa juga sudah merupakan langkah yang jenial. Jangan dianggap remeh atau diremehkan. Sebab air mengandung banyak zat yang menguatkan imunitas kita.  

Ketiga, REDAKAN batuk dengan minum obat batuk yang sesuai. WOODS’ Antitusive untuk batuk tidak berdahak, dan WOODS’ Expectorant untuk batuk berdahak. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya bahwa saya memilih permen Woods'. Saya sendiri baru mencoba. Selama hidup saya belum pernah mengkonsumi permen ini. Kini saya mencoba. Dampaknya luar biasa. Sangat terasa. Rasanya segar dan tenggorokan pun serasa segar. Pembaca silahkan mencoba! 

Keempat, EDUKASIKAN ke teman dan saudara untuk menutup mulut saat batuk dengan menggunakan tisu atau masker agar penyakit tidak menular ke orang lain. Ya menutup mulut di saat batuk juga adalah langkah yang baik. Selain agar virus yang mungkin saja turut serta pada saat batuk tidak menyebar ke mana-mana, juga sebagai wujud adab dalam batuk. Sehingga tidak membuat orang di sekitar merasa terganggu atau merasa jijik.

Saya tentu berterima kasih kepada siapapun yang telah mendoakan dan mendukung saya agar mampu menghalau kondisi kesehatan saya yang sedikit terganggu. Secara khusus saya sampaikan terima kasih banyak kepada istri saya Eni Suhaeni dan ketiga anak saya Azka Syakira, Bukhari Muhtadin dan Aisyah Humaira yang telah bersabar dan telaten menemani saya. Pokoknya saya mencintai semuanya dengan tulus. 

Begitu juga kepada dua adik sepupu saya, adik Enal Salim dan adik Junaidi Yusup saya layak menyampaikan terima kasih banyak. Karena berdasarkan saran dan arahan keduanya saya semakin memahami dan menyadari bahwa menjaga kesehatan itu bukan sekadar pilihan tapi memang kewajiban sekaligus kebutuhan hidup. Tak boleh lagi berbuat zolim pada diri sendiri. Saya mesti adil terhadap diri saya. Terutama pada haknya untuk beristirahat secara teratur. 

Ya memang selama ini saya sering zolim alias tidak adil pada diri saya sendiri. Saya sering tidur di atas jam 12 malam. Itupun hanya 2 sampai 3 jam. Sebab sebelum waktu subuh tiba biasanya sudah bangun lagi. Setelah itu biasanya tak tidur lagi hingga malam atau jam 12 malam. Hal ini mungkin kerap saya anggap remeh, namun kini saya mesti merubah cara berpikir saya. Betul bahwa memenuhi kebutuhan hidup itu butuh kerja keras, namun menjaga hak fisik untuk istirahat juga perlu dijaga. 

Fisik, akal, dan jiwa memiliki hak masing-masing. Semuanya mesti dipenuhi secara adil dan seimbang sesuai porposinya. Menepikan salah satunya bakal berdampak negatif bahkan mengalami kehidupan yang juga tak seimbang. Tensi darah mencapai 150/100 pada Jumat (12/2/2021) lalu adalah alarm terbaik agar saya semakin menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan termasuk dengan berolahraga rutin, makan dan minum teratur dan menepikan energi negatif yang merasuk dalam diri. Tensi darah naik dan batuk pun benar-benar menyadarkan saya. Alhamdulillah. Terima kasih Ya Allah! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penggiat Komunitas "Cereng Menulis" dan Penulis buku "Melahirkan Generasi Unggul" 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok