KEUTAMAAN RAMADAN
RAMADAN terhitung tak lama lagi. Seperti biasa, pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia dan orgamisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam bakal mengadakan musyawarah menjelang Ramadan tiba di setiap tahunnya. Hasilnya akan diketahui dari hasil musyawarah dan pengumuman resmi pemerintah. Walau demikian, setiap Ormas dan elemen umat Islam memiliki hak untuk menentukan awal Ramadan dan 'Idhul Fitri di setiap tahunnya.
Sebagaimana yang sudah diberitakan di berbagai media massa dan media online, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1442 H atau awal shaum Ramadan untuk tahun 2021 ini. Menurut PP Muhammadiyah, 1 Ramadan 1442 H jatuh pada hari Selasa, 13 April 2021. Hal ini tertuang dalam Maklumat PP Muhammadiyah nomor 01/MLM/I.0/E/2021 tentang penetapan hasil hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1442 Hijriah.
Dalam maklumat tersebut, penetapan 1 Ramadhan 1442 H/2021 berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Menurut Muhammadiyah, ijtimak jelang Ramadan 1442 H terjadi pada Senin, 12 April 2021 pukul 09.33.59 WIB. Dengan demikian, Muhammadiyah akan mulai melaksanakan salat Tarawih pada Senin, 12 April 2021 malam hari. Lantas memulai shaum Ramadan 1442 H pada Selasa, 13 April 2021.
Selain itu, salah satu organisasi besar umat Islam di Indonesia ini juga telah menentukan 1 Syawal 1442 H/2021. Masih dalam Maklumat yang sama, 1 Syawal 1442 H jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021. Sehingga warga Muhammadiyah akan melaksanakan salat Tarawih terakhir pada Ramadhan 1442 H, pada Rabu, 12 Mei 2021. Sementara pada Kamis, 13 Mei 2021 pagi hari, warga Muhammadiyah akan melaksanakan salat Id, tepatnya 'Idhul Fitri.
Perbedaan penetapan Ramadan dan 'Idul Fitri adalah hal yang lumran di tengah umat Islam. Semua memiliki basis argumentasi dan pasti bertanggungjawab atas apa yang menjadi basis dan pengamalan ibadahnya. Dengan tetap menjaga soliditas dan persaudaraan, kita diharapkan untuk saling menghormati perbedaan dan bertoleransi atas dinamika yang terjadi di tengah kehidupan sosial kita.
Hal yang paling urgen untuk kita pahami bahwa sebagai umat Islam kita selayaknya memahami keutamaan (fadhilah) dari setiap ibadah yang Allah perintahkan kepada kita. Menurut para ulama pemahaman terhadap keutamaan dalam melaksanakan setiap amal shaleh akan menjadi penyemengat sekaligus akan mendorong kepada peningkatan ketaqwaan seseorang. Bulan suci Ramadan merupakan kesempatan bagi setiap kita sebagai hamba Allah untuk lebih meningkatkan ketakwaan, dikarenakan bulan ini memiliki beberapa keutamaan atau manfaat seperti berikut:
Pertama, Ramadan bulan diturunkannya al-Qur’an. Ramadan merupakan syahrul Quran (bulan Al-Quran). Diturunkannya al-Quran pada bulan Ramadan menjadi bukti nyata atas kemuliaan dan keutamaan bulan Ramadan. Allah berfirman yang artinya : “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS. al-Baqarah: 185).
Di ayat lain Allah berfirman yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam qadar” (QS. al-Qadar: 1). Dan banyak ayat lainnya yang menerangkan bahwa al-Quran diturunkan pada bulan Ramadan. Itu sebabnya bulan Ramadan dijuluki dengan nama syahrul quran (bulan Al-Quran).
Kedua, malam Lailatul Qodar. Kemuliaan bulan ramadhan salah satunya adalah dengan hadirnya malam penuh kemuliaan dan keberkahan di salah satu malam pada malam-malam terakhir dan ganjil di bulan Ramadan yaitu malam Lailatul Qodar. Pada bulan Ramadan terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan yaitu Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Pada malam inilah yaitu 10 hari terakhir di bulan Ramadan adalah saat diturunkannya al-Qur’an.
Allah berfirman yang artinya :”Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. al-Qadr:1-3).
Ketiga, bulan penuh keberkahan. Bulan ini disebut juga dengan bulan syahrun mubarak. Hal ini adalah berdasarkan pada dalil hadist Rasulullah yang artinya :”Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan shaum kepada kalian..” (HR. Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi).
Di dalam bulan penuh kemuliaan dan keberkahan ini maka tidak hanya keberkahan di dalam menuai pahala, namun banyak keberkahan lainnya. Shaum ditinjau dari aspek ekonomi, maka Ramadan memberi keberkahan ekonomi bagi para pedagang dan lainnya. Bagi fakir miskin, Ramadan membawa keberkahan tersendiri. Pada bulan ini seorang muslim sangat digalakkan dan disunnah untuk berinfaq dan bersedekah kepada mereka. Bahkan diwajibkan membayar zakat fitrah untuk mereka.
Keempat, bulan Ramadan bulan pengampunan dosa (Maghfirah). Allah menyediakan Ramadan sebagai fasilitas penghapusan dosa selama kita menjauhi dosa besar. Nabi bersabda yang artinya: ”Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat dan Ramadan ke Ramadan menghapuskan dosa-dosa di antara masa-masa itu selama dosa-dosa besar dijauhi”. (HR. Muslim).
Melalui berbagai aktifitas ibadah di bulan Ramadan Allah menghapuskan dosa kita. Di antaranya adalah shaum Ramadan, sebagaimana sabda Nabi yang artinya : “Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Begitu pula dengan melakukan shalat malam (tarawih dan witir) pada bulan Ramadan dapat menghapus dosa yang telah lalu, sebagaimana sabda Nabi yang artinya, “Barangsiapa yang berpuasa yang melakukan qiyam Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kelima, pada bulan Ramadan pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup. Keberkahan kemuliaan di dalam bulan Ramadan adalah bahwa pintu-pintu surga terbuka dan pintu-pintu neraka tertutup serta syaithan-syaithan diikat. Dengan demikian, Allah telah memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk masuk surga dengan ibadah dan amal shalih yang mereka perbuat pada bulan Ramadan.
Mengingat berbagai keutamaan Ramadan tersebut di atas, maka sangat disayangkan bila Ramadan datang dan berlalu meninggalkan kita begitu saja, tanpa ada usaha maksimal dari kita untuk meraihnya dengan melakukan berbagai ibadah dan amal shalih. Semoga Ramadan tahun ini bisa kita isi dengan amal ibadah atau amal soleh yang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya, serta pada Ramadan berikutnya kita bisa isi lagi dengan amal ibadah atau amal soleh yang lebih baik lagi dari tahun ini! (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Melahirkan Generasi Unggul"
Komentar
Posting Komentar