Konsistensi Perjuangan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia


Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) adalah salah satu organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam yang cukup berjasa dan berpengaruh di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada 26 Februari 1967 silam oleh beberapa tokoh dengan tokoh utama sekaligus Ketua pertama Bapak Mohammad Natsir (Pak Natsir). Pak Natsir adalah sosok tokoh pejuang, negarawan berjasa, dai tangguh dan politisi yang piawai. Pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia era Soekarno, menjadi Ketua Umum Masyumi dan berbagai amanah besar lainnya, baik di level nasional maupun internasional.  

DDII dengan peran strategisnya dalam bidang dakwah, pendidikan, ekonomi, sosial dan layanan kesehatan di berbagai daerah di seluruh Indonesia telah menjadikannya sebagai organisasi yang dikenal dan dinanti kiprah lanjutannya oleh elemen umat dan bangsa lintas latar belakang. Diakui bahwa tokoh dan kader-kader DDII memiliki keunggulan dalam banyak hal seperti karakter, pengetahuan, wawasan dan jaringan. 

Kini, bertepatan pada 26 Februari 2021 lalu DDII genap berusia 54 tahun. Usia setengah abad lebih adalah usia yang sangat matang dalam berbagai aspeknya. Kontribusi DDII bagi kemajuan umat dan bangsa pun sudah tidak bisa diragukan lagi. Para tokoh dan kadernya menyebar di berbagai kota di seluruh Indonesia. Terutama di lembaga pendidikan seperti pesantren, sekolah dan kampus. Di samping di lembaga sosial, lembaga dakwah, lembaga kesehatan dan sebagainya.  

Pada September 2020 lalu musyawarah Dewan Pembina DDII memutuskan Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin (Prof. Didin) dan Dr. Adian Husaini, MA (Dr. Adian) ditetapkan sebagai pimpinan DDII, masa khidmad 2020-2025. Prof. Didin ditetapkan sebagai Ketua Pembina DDII, menggantikan Prof. Dr. Ir. H. A. M. Saefuddin.  Sementara Dr. Adian ditetapkan sebagai Ketua Umum DDII, menggantikan Drs. Mohammad Siddik, MA.

Pada pembukaan Rapat Kerja Pengurus pada Oktober 202p lalu Dr. Adian selaku Ketua Umum mempresentasikan roadmap ’Peran Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia dalam Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 2020-2045’’. Peta jalan itu dibreakdown dengan capaian-capaian strategis pada setiap lima tahun periode kepengurusannya.

Dalam rapat kerja yang dihadiri pengurus berbagai unsur tersebut, program-program kerja disusun dengan merujuk pada lima misi atau panduan gerak Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), yaitu mengokohkan akidah, menegakkan syariah, mempererat ukhuwah, menjaga NKRI, dan menggalang solidaritas dunia Islam.

Pada usianya yang ke-54 ini DDII sudah memiliki perwakilan di 32 provinsi, mengelola 17 kampus dakwah (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah M Natsir dan 16 Akademi Dakwah Indonesia) dengan 600-an kader da’i. Selain itu, DDII juga menempatkan ratusan dai yang tersebar di berbagai pelosok Nusantara. Mereka inilah yang memakmurkan sekitar 700-an Masjid yang didirikan DDII dan masjid yang berafiliasi pada lembaga dakwah ini. 

Pada periode ini DDII ingin mengokohkan peran dakwahnya dalam berbagai aspek yang menjadi fokus seperti yang sudah dilakukan oleh pengurus sebelumnya. Secara khusus periode ini ingin menjadikan DDII sebagai organisai dakwah terbaik di Indonesia. Indikatornya tentu ditentukan oleh kualitas para tokoh dan kadernya. Termasuk keikhlasan, ketulusan, kesabaran dan kekokohan dalam menjalankan dakwah amar maruf nahyi mungkar. 

Ada tiga pilar penting yang menjadi model dan fokus DDII dalam dakwah dan perjuangannya yaitu masjid, pesantren dan kampus. Dalam berbagai kegiatan dan seminar DDII dikenal dengan sebutan MPK. Tiga pilar ini menjadi penting sebab memiliki peran strategis dan dampak luas bagi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga pada praktisnya, para tokoh dan kader DDII beraktivitas dan berjuang pada tiga pilar ini. Mereka aktif di berbagai masjid, pesantren dan kampus.

Bila kita membaca dan menelisik DDII dari dulu hingga kini, salah satu hal penting yang menjadi ciri khasnya adalah konsistensi dakwah dan perjuangannya. Ada kemajuan dan dinamika zaman gidak membuatnya tergoda untuk merubah haluan. Berbagai upaya dilakukan dalam melakukan adaptasi aksi perjuangan, namun tetap dalam bingkai prinsip dan nilai-nilai Islam dengan senyawa dakwah. 

Terpilihnya pemimpin baru di level pusat, menjadi pemantik bagi terpilihnya pengurus di tingkat wilayah dan daerah di seluruh Indonesia. Secara khusus, kita berharap mudah-mudahan DDII dibawah kepemimpinan Prof. Didin dan Dr. Adian semakin menggeliat dalam menebar kebaikan dan bermanfaat bagi kemajuan umat dan bangsa. Sungguh, DDII selalu dinanti kiprah terbaiknya oleh seluruh elemen umat dan bangsa demi kejayaan Islam di bumi pertiwi dan mewujudkan Indonesia adil dan makmur! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis buku "Pendidikan Ramadan" 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok