Anies Baswedan adalah Anak Sejarah
Pada 2017 silam ia maju dan sukses memenangkan kontestasi pilkada DKI Jakarta. Selama lima tahun sejak 2017 hingga 2022 menjalankan mandat warga ibukota, ia sukses menghadirkan berbagai perubahan yang signifikan dan layak dicontoh oleh berbagai kepala daerah, pemimpin nasional dan pemimpin dunia. Tata kota Jakarta yang begitu indah dan rapih telah membuat Jakarta kini semakin diminati berbagai kalangan. Pelayanan publik pemerintah juga termasuk yang terbaik di Indonesia. Kemiskinan, kemacetan dan bencana banjir semakin mengurang seturut dengan kebijakan Bang Anies yang profesional, humanis dan adil bagi semua.
Realitas Jakarta yang semakin aman, nyaman dan damai merupakan hasil kerja nyata Bang Anies. Berbagai umat lintas agama dan suku merasakan betapa hadirnya sosok ini sebagai orang nomor 1 di Jakarta bukan saja menghadirkan sikap saling hormat menghormati antar sesama yang berbeda latar belakang tapi juga semangat toleransi yang terus menjadi nilai sekaligus sikap warga Jakarta hingga kini. Ia kerap diundang menjadi narasumber seminar dan dialog lintas Atar belakang termasuk lintas keyakinan. Ia hadir dengan ide dan sikap sebagai seorang negarawan yang autentik. Bang Anies pun bukan saja mendapat sabetan sebagai tokoh perubahan pada skala Jakarta tapi juga tokoh toleransi Indonesia.
Sukses memimpin Jakarta telah menjadi perhatian dan menimbulkan daya tarik tersendiri bagi masyarakat luar Jakarta. Hal ini bukan saja setelah ia purna tugas sebagai Gubernur, tapi sudah dimulai sejak ia baru menjabat jabatan penting itu sejak 2017 silam. Sehingga tak heran bila kelak setelah purna tugas ia mendapat dukungan dari berbagai kalangan untuk maju sebagai bakal calon presiden Indonesia 2024-2029 melalui pilpres 14 Februari 2024. Ia pun mendapat usungan dari beberapa partai politik seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Nasdem serta dukungan Partai Ummat.
Ratusan kelompok relawan dan kalangan akademisi, seniman, budayawan, pengacara, dokter, perawat, kalangan muda, mahasiswa, petani, pengusaha, kaum milenial, emak-emak dan kalangan lainnya telah memberi dukungan pada sosok yang akrab dengan semua kalangan ini. Diantara hal menarik, Bang Anies didukung karena ia bebas dari praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Bagaimana pun KKN merupakan penyakit paling berbahaya bagi Indonesia yang telah mengidap rezim Orde Baru selama sekian dekade silam. Karena KKN itu pula-lah yang membuat berbagai elemen dan masyarakat Indonesia pada 1998 silam melawan dan bersikap tegas: runtuhkan rezim Orde Baru pimpinan Soeharto.
Era ini terutama pada era rezim Joko Widodo, kita merasakan betapa praktik KKN kembali menyeruak. Hal ini bisa dipahami dari praktik dan angka korupsi yang terus melonjak. Praktik kolusi dan nepotis juga tergolong masif. Salah satu praktik nepotis yang paling telanjang adalah pada saat Mahkamah Konstitusi (MK) menetapkan perubahan usia persyaratan calon presiden dan wakil presiden Indonesia beberapa waktu lalu. Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) pimpinan Prof. Jimly Asshiddiqie pun memutuskan pimpinan MK melanggar etik. Bahkan Anwar Usman (adik ipar Joko Widodo sekaligus paman Gibran) pun diberhentikan sebagai Ketua MK.
Hal lain yang tak kalah naifnya adalah kasus Firli Bahuri, yang kini diberhentikan dari jabatannya sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Firli sudah menjadi tersangka kasus korupsi, namun ia belum ditahan layaknya seorang tersangka. Bukan saja terjerat kasus korupsi, Firli juga beberapa kali tersangkut kasus etik. Ia pernah dilaporkan ke Dewan Pengawas (Dewas) KPK karena diduga melanggar etik: bertemu dengan calon tersangka, naik helikopter dengan harga sewa tergolong sangat mahal, dan berbagai kasus lain yang jauh dari sosok pimpinan KPK yang mestinya jauh dari hidup serakah namun mesti peduli pada kondisi ekonomi masyarakat yang terus memburuk.
Berbagai fakta dan fenomena di atas membuat masyarakat semakin jengah dan tidak percaya lagi dengan kepemimpinan Joko Widodo. Di berbagai forum diskusi termasuk di berbagai perguruan tinggi muncul pernyataan ketidakpercayaan pada rezim yang telah dan terus menambah jumlah utang negara ini. Kalangan perguruan tinggi seperti UGM, UII, Uni. Andalas, UNPAD, berbagai perguruan tinggi Muhammadiyah dan perguruan tinggi lainnya, mahasiswa lintas organisasi, seniman, budayawan dan elemen masyarakat sipil lainnya telah menyatakan koreksi sekaligus intrupsi besar-besar terhadap pemerintahan Joko Widodo yang dianggap ugal-ugalan dalam menjalankan mandat rakyat. Mayoritas masyarakat Indonesia pun sudah bosan dan jijik pada kebijakan dan tingkah rezim Joko Widodo yang dinilai merusak sendi dan tatanan kebangsaan.
Kegelisahan masyarakat pun menemukan obatnya saat Bang Anies mendapat usungan dan dukungan resmi untuk maju pada pilpres 2024. Berpasangan dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar, Bang Anies pun maju sebagai pasangan calon nomor 01 untuk pilpres 14 Februari 2024. Pasangan AMIN ini menjadi lokomotif kekuatan masyarakat pro perubahan dan anti KKN yang menghendaki perubahan di berbagai lini kehidupan bangsa dan negara. Bang Anies dinilai sebagai pemimpin yang sukses memimpin Jakarta dan layak mengadaptasi kesuksesan tersebut pada level kepemimpinan yang lebih luas atau nasional: Indonesia. Bahkan ia diharapkan menjadi leader baru bagi kepemimpinan dunia yang semakin kompetitif dan dinamis. Bang Anies pun bukan saja menjadi anak sejarah baru bagi Indonesia tapi juga bagi dunia baru ke depan.
Bang Anies hadir sebagai alternatif di tengah kondisi Indonesia kini yang kekosongan sosok yang memenuhi standar sebagai pemimpin sebuah negara besar. Dengan potensinya yang kompleks: memiliki rekam jejak sebagai pemimpin yang sukses, kaya gagasan konstruktif dan berjejaring global serta didukung oleh berbagai elemen lintas latar belakang, sosoknya menjadi pilihan ideal untuk memimpin negara berpenduduk sekira 280-an ini. Ia hadir pada momentum yang tepat dan menentukan sejarah baru bagi Indonesia. Selain Indonesia yang membutuhkan pemimpin perubahan juga dinamika global sekaligus konflik di berbagai kawasan yang membutuhkan kepemimpinan autentik yang mampu menghadirkan perdamaian dengan jalan dialog di level kawasan juga global. Semoga Bang Anies terpilih sebagai presiden Indonesia untuk periode 2024-2029, sehingga perubahan semakin nyata bagi Indonesia juga sejarah baru dunia! (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis 60-an Judul Buku dan Editor Ratusan Judul Buku
Komentar
Posting Komentar