Aktif Membuat Catatan Harian


MEMBUAT catatan harian di buku diary bukan merupakan kebiasaan umum para tetua zaman itu. Untuk di kampung Cereng, mungkin hanya Pua yang memiliki kebiasaan itu. Pua adalah pribadi yang nyaris tak melewatkan hari-harinya dengan catatan harian. 

Dalam beberapa kesempatan, bila musim hujan tiba, Pua suka membuka buku dan keras-kertas yang ada di lemarinya. Buku dan kertas-kertas tersebut berisi catatan harian Pua di berbagai kesempatan. Saya sendiri pernah membuka dan membaca catatannya. 

Dari catatan tersebut saya dapat memahami bahwa Pua adalah pencatat yang paling aktif. Apapun yang didengar, dilihat, dialami dan yang dirasakan kerap beliau tuliskan kembali. Bahkan Pua juga sering membuat catatan belanja, catatan pembicaraan adat menjelang pernikahan, catatan acara kematian dan sebagainya. 

Uniknya, Pua bukan saja membuat catatan di buku dan kertas, tapi juga di bekas bungkus rokok. Biasanya Pua menyimpannya di lemari bagian paling atas bersama buku-buku penting lainnya. Bila buku-buku penting di sebelah kiri, sementara buku, kertas atau bekas bungkus rokok yang menjadi media mencatat berbagai hal berada di sebelah kiri.

Dan saya menyaksikan  bila mencatat sesuatu yang sangat penting, Pua mencatatnya di buku catatan khusus yang sudah diberi nama dan tanda khusus. Dulu Pua punya beberapa buku yang isinya adalah catatan dari tahun ke tahun. Bukunya cukup banyak, seingat saya puluhan jumlahnya. Catatan dari tahun 1970-an hingga meninggal ada di situ. Saya tak tahu apakah setelah Pua meninggal semuanya masih terjaga atau tidak. 

Tapi Pua bukan asal mencatat sesuatu tanpa aturan yang jelas. Pua selalu mencatatnya dalam buku khusus, tidak asal mencatat. Setiap buku ada peruntukannya. Misalnya, Pua punya buku khusus untuk urusan pemerintahan, urusan keluarga, urusan kebun dan sawah, urusan batu atau keluarga besar, urusan kampung Cereng, urusan pernikahan, urusan kematian, urusan pendidikan anak dan sebagainya. 

Saya tak begitu paham apa maksud Pua melakukan semua itu kala itu. Belakangan, terutama setelah menekuni dunia kepenulisan, saya baru memahami betapa Pua telah melakukan hal penting dan bermanfaat bagi siapapun. Pua telah meninggalkan tradisi dan jejak yang sangat monumental, terutama untuk saya yang belakangan mulai menekuni dunia kepenulisan. 

Manfaat Catatan Harian 

Adapun manfaat membuat catatan harian diantaranya sebagai berikut. Pertama, membantu dan meningkatkan daya ingat. Menulis catatan harian dapat membantu hingga sesuatu yang sudah lewat bisa diingat kembali. Selain itu, dapat meningkatkan daya ingat seseorang. Bahkan, dapat membuat fungsi otak semakin meningkat juga. Di samping meningkatkan kapasitas memori otak. 

Kedua, menimbulkan kepedulian pada apa yang dilakukan. Seseorang yang terbiasa membuat catatan harian umumnya semakin peduli terhadap apa yang dilakukannya sehari-hari. Bahkan ia menjadi sosok yang semakin pada dirinya dan lingkungannya. 

Ketiga, mengurangi dampak stres dan kelelahan. Seseorang yang menjalankan berbagai aktivitas yang cukup padat tentu bakal mengalami kelelahan. Bahkan tak sedikit yang mengalami stres. Dengan menulis atau membuat catatan harian maka sedikit demi sedikit stresnya bakal mengurang bahkan menghilang.  

Pua bukanlah akademisi dan bukan sosok yang bergelar panjang. Namun apa yang dilakukannya telah menambah keyakinan saya bahwa Pua adalah sosok yang melek ilmu pengetahuan dan akrab dengan tradisi ilmiah. Dalam tradisi pembelajaran modern, membuat catatan harian merupakan aspek yang sangat penting dan berdampak baik untuk banyak hal.

Saya tidak bercerita tentang banyak orang di luar sana, saya sendiri merasakan betapa membuat catatan harian itu benar-benar penting dan bermanfaat. Dalam satu dekade terakhir, saya menulis beberapa buku biografi tokoh. Catatan harian itulah yang menjadi sumber ide saya dalam mengembangkan ide penulisan buku-buku tersebut. 

Bahkan ide utama puluhan buku yang saya tulis dalam beragam tema selama belasan tahun belakangan ini bersumber dari catatan harian saya. Baik dalam bentuk buku dan kertas maupun dalam bentuk catatan di grup WhatsApp dan Facebook. Termasuk catatan harian saya yang dipublikasi secara rutin di blog pribadi saya. Semuanya dapat diakses dan dibaca  secara gratis oleh siapapun. 

Terima kasih banyak kepada Pua yang telah mewarisi tradisi monumental ini: membuat catatan harian. Tanpa catatan harian, mungkin saya tidak akan pernah mampu menulis belasan buku biografi tokoh dan puluhan buku lainnya dalam beragam tema. Karena itu pulalah saya menyematkan Pua sebagai guru literasi saya yang sangat handal. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Abdul Tahami; Ayah, Guru dan Pemimpin Teladan" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Anatomi dan Klasifikasi Ayat-Ayat Al-Qur’an