Spirit Kepemimpinan Pua
Pua adalah sosok yang memiliki jiwa kepemimpinan yang unik dan kompleks. Pua memahami kepemimpinan sebagai sebuah amanah yang mesti dijalankan secara sungguh-sungguh dan profesional.
Jiwa kepemimpinan Pua sudah terbentuk sejak kecil, terutama melalui lembaga pendidikan keluarga dan pendidikan formal, serta berbagai kegiatan penataran yang pernah diikutinya. Di sinilah Pua belajar memimpin, juga menumbuh-kembangkan potensi kepemimpinannya.
Orang-orang terdekatnya, seperti timnya saat di pemerintahan Desa Golo Sengang menjadi saksi betapa Pua adalah sosok pemimpin yang unik dan kompleks, sehingga layak dicontoh dan dijadikan inspirasi kepemimpinan di berbagai level. Bahkan sosok ini juga layak dijadikan inspirator bagi anak-anak muda Golo Sengang dalam meniti karier kepemimpinan.
Menurut saya, berdasarkan pandangan pribadi, Pua adalah sosok pemimpin yang visioner, detail, worker talk, dan menjunjung tinggi integritas.
Pertama, visioner. Pua adalah sosok yang visioner, karena Pua selalu memandang jauh ke depan, bukan hanya satu persoalan tertentu, tapi juga bagaimana kira-kira kondisi lingkungan internal maupun eksternal secara jauh ke depan. Sudah tergambar dalam benaknya tentang visi besar dan hal yang ingin dituju di masa depan. Selain itu, Pua juga memiliki gambaran bagaimana misi untuk mencapai visi besar itu.
Kedua, worker talk. Pua juga merupakan sosok pemimpin yang satu antara kata dan tindakan. Pua sosok yang menjalankan apa yang dikatakan dan mengatakan apa yang dilakukan. Sehingga apa yang dikatakan menjadi tindakan riil, bukan asal bicara.
Sebagai pemimpin, baik di keluarga maupun di pemerintahan desa, Pua selalu mencontohkan satu antara ucapan dan tindakan. Selain itu, juga terbiasa untuk memberi contoh yang riil bagi bawahannya dalam segala hal, terutama dalam menjalankan tugasnya.
Ketiga, detail. Pua juga adalah sosok pemimpin yang sangat detail. Bukan saja aspek strategis, tapi juga aspek teknis. Berbagai kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaannya selalu terjadwal dengan baik, sehingga dari waktu ke waktu semuanya terdata dan berlangsung dengan teratur. Pua memastikan semua informasi dan kegiatan tercatat dengan baik dan detail.
Keempat, berintegritas. Pua adalah pemimpin yang berintegritas. Dalam berbagai momentum Pua selalu berpesan tak ada yang main-main dengan integritas. Makanya integritas selalu dijaga dan banyak orang mengakui integritasnya. Bawahannya pun segan dan kagum atas integritasnya yang selalu terjaga dengan baik.
Kelima, humanis. Pua juga sosok pemimpin yang humanis. Selain menghormati yang lebih senior, ia juga menghargai yang lebih yunior. Pua sering membantu dan membimbing mereka yang lebih yunior darinya. Dengan segala level dan statusnya, Pua tetap menjaga hubungan baik dan saling membimbing juga menguatkan. Karena itu pulalah yang membuat tak sedikit tokoh dan elemen yang respek pada Pua dan mengakui kepemimpinannya.
Suatu ketika saya pulang libur dari Lombok, NTB. Seingat saya, itu tahun 1999. Saat itu Pua pergi ke Ruteng bersama dengan tiga orang timnya yaitu Bapak Bertolomius Dasmin, Bapak Muhamad Selamat dan Bapak Ismail.
Saat itu, kami diajak oleh Pua untuk makan malam di pinggir jalan dekat tempat penginapan yang letaknya tak jauh dari salah satu masjid dekat kantor Bupati Manggarai. Saat di penginapan Pua selalu berbincang dengan gaya khasnya. Semuanya berisi walau tetap diselingi candaan yang kerap menambah perbincangan semakin asyik.
Dari situ saya melihat bagaimana Pua memperlakukan dan memposisikan timnya. Pua sangat menghargai dan mampu menempatkan mereka dalam berbagai hal sesuai dengan potensinya.
Sebagai seorang pemimpin yang humanis, Pua memang terbiasa berbagi kebahagiaan untuk sesama terutama orang-orang yang menopang kepemimpinannya. Salah satu prinsip yang selalu Pua jaga adalah menjaga hubungan baik dengan semua orang.
Ungkapan masyhur “1.000 teman kurang, 1 musuh itu kebanyakan” benar-benar terpatri dan melekat pada dirinya.
Dalam banyak kesempatan, Pua selalu berpesan agar selalu memberi manfaat kepada sesama dan tidak menyusahkan siapapun. Selain itu, Pua juga sering mengingatkan agar tidak mencari musuh dan tidak menjadi musuh bagi siapapun.
Keenam, kolaboratif. Pua juga sosok pemimpin yang mampu bekerjasama dan berkolaborasi dengan siapapun, termasuk dengan bawahannya. Ia sosok yang menghargai potensi bawahan, bahkan ikut menumbuh-kembangkan dengan baik, sehingga potensi dan karier mereka bisa melejit.
Dalam memimpin, Pua selalu membangun tim dari nol hingga mampu melejit dan berkarya dengan hasil terbaik. Pua juga mampu melihat potensi setiap personal tim atau calon timnya. Sehingga pada saat menempati posisi tertentu, mereka benar-benar mampu menjalankan tugas dengan baik dan profesional.
Sehingga wajar saja bila tak sedikit orang yang berterima kasih kepada sosok yang murah senyum ini. Bagi mereka, Pua bukan sekadar pemimpin atau atasan yang layak dicontoh, tapi juga sosok inspirator yang membanggakan.
Karena tangan dingin Pua, mereka semakin termotivasi untuk terus belajar mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensi. Bahkan tak sedikit yang terdorong untuk mengembangkan potensi diri termasuk untuk meniti karier dengan peran terbaik sebagai pemimpin desa, melanjutkan kepemimpinan Pua. (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Abdul Tahami; Ayah, Guru dan Pemimpin Inspiratif"

Komentar
Posting Komentar