Pua adalah Sosok Motivator Hebat


PUA memang sosok unik dan istimewa dalam keluarga kecil kami. Setiap ucap, sikap dan tindakannya menjadi inspirasi bagi kami sekeluarga. Dalam banyak kesempatan, dengan suara tegasnya Pua memotivasi kami dalam banyak hal. Pua pun menjadi sosok ayah yang aktif dan benar-benar peduli sekaligus perhatian pada kami anak-anaknya. 

Sisi lain yang akrab dengan sosok Pua adalah menjadi motivator. Bahkan saya menjadi saksi bahwa Pua adalah sosok motivator hebat. Hal itu saya saksikan sejak kecil hingga terkahir kaki bertemu dengan Pua. Saat saya kecil, misalnya, Pua selalu memotivasi atau menyemangati kami anak-anaknya agar rajin belajar, giat baca buku dan telaten bekerja. 

Hal itu Pua lakukan hampir setiap hari. Saat SD, saya baru saja kembali dari sekolah. Setelah makan siang, sejenak kami sekeluarga duduk menjelang ke kebun. Pua tidak membiarkan begitu saja. Pua manfaatkan kesempatan ini untuk memastikan tugas sekolah anak-anaknya sudah dikerjakan. Sehingga sebelum ke kebun semuanya sudah selesai. 

Salah satu ungkapan yang Pua sampaikan saat itu, "Biasakan untuk memanfaatkan setiap waktu dengan sebaik mungkin. Bila ada waktu sela walaupun hanya sebentar, gunakan untuk menyelesaikan tugas sekolah seperti pekerjaan rumah dari sekolah." Pua ingin memastikan setiap detik yang kami lalui benar-benar digunakan secara produktif. 

Pua sangat menyadari betapa waktu yang berlalu takkan pernah kembali. Bila ia berlalu, maka maka selamanya berlalu. Sedetik pun takkan pernah kembali. Seluruh rangkaian kehidupan yang dilalui merupakan akumulasi detik per detik. Akumulasi dari detik ke detik itulah yang kelak menjadi umur atau jatah hidup kita di dunia yang hakikatnya sesaat. 

Hal lain, Pua tentu sangat ingin agar kami benar-benar menjadi generasi yang disiplin dalam menjaga waktu. Pua ingin agar kami tak membuang waktu dan membiarkan berlalu begitu saja. Kebiasaan hidup disiplin waktu sangat berpengaruh terhadap perjalanan hidup dan karier kami kelak. Saya sendiri merasakan motivasi dari Pua jadi kompas kehidupan. 

Bila belajar malam, Pua selalu mengecek catatan pembelajaran yang kami peroleh di sekolah. Pua mengecek satu per satu. Lalu, memastikan PR setiap mata pelajaran dikerjakan dengan baik dan tuntas. Bahkan, Pua juga memastikan kami paham apa yang kami kerjakan. Pua sering bertanya tentang apa yang kami kerjakan, bisa atau tidak. 

Seingat saya, Pua tidak akan membiarkan kami tidur malam bila tugas dari sekolah belum dikerjakan. Bahkan Pua juga terbiasa untuk menanyakan kesiapan kami untuk seolah di esoknya. Pua bertanya, bagaimana buku dan pulpennya, sudah disiapkan atau belum. Dengan begitu, kami terbiasa dan termotivasi untuk hidup serba teratur dan selalu siaga. (*) 


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Indonesia Emas 2045" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Anatomi dan Klasifikasi Ayat-Ayat Al-Qur’an