Masa Pandemi dan Tradisi Berbuat Baik Kita


BERBUAT baik merupakan salah satu pilihan hidup yang baik. Apalah lagi pada masa pandemi: Covid-19 ini, berupaya menjadi pelaku kebaikan adalah keniscayaan. Berbuat baik bisa dilakukan melalui lisan, sikap dan tingkah laku, juga bisa dalam bentuk respon dan kepedulian pada sesama. Hal lain, tentu saja melalui tulisan yang menyadarkan dan inspiratif yang membuat pembaca semakin terdorong untuk melakukan kebaikan dalam hidupnya. Termasuk dengan senyuman dan sapaan tulus untuk siapapun di luar sana, termasuk melalui media sosial. Kebaikan pun bisa dilakukan oleh siapapun, apa pun latar belakangnya. 

Di masyarakat kita, berbuat baik pada sesama sudah menjadi hal biasa. Namun, kita perlu sokongan agar kebiasaan semacam itu tetap terjaga dan kualitasnya semakin baik. Sudah menjadi maklum bahwa kebaikan biasanya bakal terbalas kebaikan. Bahkan satu kebaikan akan beranak pinak menjadi banyak kebaikan. Satu kebaikan pun menjadi kebaikan-kebaikan baru. Bukan satu kebaikan tapi banyak kebaikan. Efek satu kebaikan biasanya melahirkan kebaikan-kebaikan baru, baik serupa maupun berbeda rupa. Pada kondisi apapun, termasuk pada masa pandemi: Covid-19 ini, berbuat baik pada orang lain sangat dibutuhkan. 

Orang bijak pun menasehati kita bahwa menginginkan kebaikan dan kemaslahatan pada orang lain sama saja menginginkan kebaikan dan kemaslahatan bagi diri sendiri. Setiap kebaikan akan kembali pada pelakunya. Kebaikan pun berlipat ganda. Seperti semakna dengan berkah, kebaikan pun bakal menambah kebaikan atas pelakunya. Allah pun memberi jaminan yang pasti bahwa hamba yang berbuat baik pasti mendapat balasannya. Tidak heran bila para salafu soleh dulu menjadikan amal baik sebagai rutinitas hari-hari mereka. Bukan saja ibadah pada Allah tapi juga amal sosial bagi sesama makhluk-Nya. 

Allah pun mengingatkan dan memotivasi kita  hamba-Nya dalam firman-Nya dalam al-Qur'an. Misalnya Allah berfirman, "Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)-nya". (QS. Az-Zalzalah: 7). Di sini Allah menegaskan bahwa sekecil apapun kebaikan pasti dibalas kebaikan oleh Allah. Allah tidak buta dan tidak tuli dari perbuatan hamba-Nya. 

Allah juga memastikan bahwa Ia sangat menyukai hamba-Nya yang berbuat baik. Ia takkan membiarkan kebaikan tak terbalas. Bila Allah suka, maka hamba-Nya selalu dibimbing untuk melakukan kebaikan. Bila hambanya melakukan kebaikan maka Allah pun menyukainya dengan menjaganya agar tidak berbuat buruk atau jahat. Allah berfirman, "Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik". (QS. al-Baqarah: 195) 

Bahkan Allah juga memastikan bahwa kebaikan apapun, pasti dibalas dengan kebaikan, baik serupa maupun yang lebih besar dari kebaikan yang dilakukannya. Kalau Allah sudah berjanji seperti ini, hal tersebut pertanda balasannya sudah pasti ada. Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya. Allah pun berfirman, "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)". (QS. ar-Rahman: 60)

Allah pun bakal berkasih sayang pada siapapun yang berbuat baik. Bayangkan, Allah merahmati siapapun yang berbuat baik, baik kebaikannya kecil maupun besar. Orang yang berbuat baik pun bakal merasa terbimbing oleh Allah karena rahmat dari-Nya langsung didapatnya dalam beragam bentuknya. Allah berfirman, "Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik". (QS. Al-A'raf: 56)

Allah pun selalu mengingatkan bahwa berbuat baik yang dilakukan seseorang untuk orang lain itu merupakan dari perbuatan baik untuk dirinya sendiri. Walaupun ia lakukan untuk orang lain, kebaikan yang ia lakukan sejatinya kebaikan untuk dirinya sendiri. Maka berbuat baik pada orang lain tak perlu menanti balasan dari orang, sebab secara otomatis perbuatan baik itu bakal kembali pada dirinya. Allah menegaskan dalam firman-Nya, "Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri". (QS. Al-Isra': 7)

Mendoakan orang lain pun sama dengan mendoakan diri sendiri. Bila seseorang mendoakan orang lain pada dan untuk kebaikan maka sejatinya ia sedang mendoakan dirinya pada dan untuk kebaikan. Ya mendoakan kebaikan bagi orang lain adalah sebuah kebaikan. Sesederhana apapun itu, bila dilakukan dengan niat dan tujuan baik maka itu bakal menjadi kebaikan dan bakal mendatangkan banyak kebaikan lain. Termasuk pada masa pandemi: Covid-19 ini. 

Mudah-mudahan tulisan ini menjadi salah satu kebaikan yang mampu mendatangkan banyak kebaikan lainnya. Baik bagi saya maupun bagi pembaca yang berkenan membaca tulisan ini. Sembari itu, saya berharap agar siapapun yang membaca tulisan ini selalu mendapatkan nikmat sehat dan dijauhkan dari virus Corona atau Covid-19 serta segala rencana dalam hidupnya lancar dan terwujud. Bila pun terpapar Covid-19, semoga Allah segera memberi kesembuhan dan nikmat sehat pada dirinya, sehingga bisa kembali bersua dengan keluarga, tetangga dan kerabatnya. Allahumma aamiin! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Kalo Cinta, Nikah Aja!" dan "Indahnya Islam Di Indonesia" 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah