Mengenang Ustadz Tate Qomaruddin; Dai, Politisi dan Penulis Produktif
HARI ini Sabtu 17 Juli 2021 kita kembali kehilangan seorang tokoh yang sangat produktif dalam berdakwah, menulis dan menebar manfaat bagi banyak orang. Beliau adalah sosok dai, politisi dan penulis yang produktif. Meninggal sekitar pukul 05.10 WIB di RS. Edelweiss Bandung-Jawa Barat. Beliau adalah Ustadz H. Tate Qomaruddin, Lc, akrab disapa Ustadz Tate oleh kolega dan tokoh berbagai kalangan.
Pagi ini, berita meninggalnya Ustadz Tate menyebar ke berbagai media online dan group media sosial. "Turut berduka atas meninggalnya Guru kita Ust. Tate Qomaruddin, Lc. Semoga dirahmati Allah, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan. Beliau meninggal pada hari Sabtu, 17 Juli 2021, pkl. 05.10 WIB di RS Edelweiss Bandung," salah satu isi pesan dari berbagai grup media sosial yang beredar.
Saya mengenal beliau pertama kali pada awal saya kuliah di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Kalau itu beliau diundang untuk mengisi acara kemahasiswaan lintas kampus di Kota Bandung sekitar tahun 2003. Beberapa momentum pada tahun yang sama, 2004 dan 2005 saya pun sering menghadiri acara atau kegiatan dimana beliau didaulat menjadi narasumber. Pada 2004 misalnya, sekitar bulan Agustus 2004, beliau menjadi panelis acara launching dan bedah buku "Untukmu Kader Dakwah" (2004) karya Ustadz KH. Rahmat Abdullah (almarhum) yang kala itu diselenggarakan di sebuah Masjid dekat Balai Kota Bandung.
Pertemuan saya dengan beliau selanjutnya sudah tak terhitung lagi hingga 2012 silam. Karena memang di Kota Bandung bahkan di Jawa Barat, Ustadz Tate kerap diundang sebagai narasumber untuk berbagai kegiatan keagamaan, sosial dan serupanya. Tema yang beliau ampuh juga beragam, dari keislaman, siroh, dakwah, politik, kemasyarakatan, pergerakan, kepemudaan, dan masih banyak lagi. Termasuk tema-tema pernikahan, cinta, rumah tangga, keluarga, pendidikan anak, dan pentingnya berdakwah.
Pertemuan terakhir saya dengan beliau adalah pada Ahad 13 Mei 2012 sekitar pukul 14.00 WIB di sela-sela acara Islamic Book Fair atau IBF yang diselenggarakan di Kota Bandung. Kalau itu saya duduk tepat di belakang beliau sesaat sebelum beliau naik panggung sebagai narasumber acara bedah buku. Kebetulan pada kesempatan itu buku beliau yang berjudul "Manusia-manusia Surga" (2012) terbitan Khazanah Intelektual dibedah. Saya termasuk yang beruntung karena pada momen tanya-jawab acara yang dihadiri banyak pengunjung ini saya mendapatkan hadiah dua buku ini sekaligus.
Selama mengenal Ustadz Tate saya menyisahkan beberapa catatan penting tentang beliau, tentu sepengetahuan saya yang sangat terbatas. Pertama, beliau adalah sosok dai yang politisi sekaligus politisi yang dai. Sebagai dai beliau kerap diundang mengisi ceramah, seminar, khutbah, dan Kajian Islam Intensif termasuk dalam program Safari Dakwah di Jerman, Belanda, Inggris, Prancis tahun 1995. Suatu ketika perihal ini beliau menyampaikan bahwa dirinya sangat mengagumi Pak Mohammad Natsir (Pak Natsir) yang pernah memimpin Partai Masyumi dan mendirikan sekaligus memimpin Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), yang juga memilih menjadi dai sekaligus politisi.
Selain itu, Ustadz Tate juga sering mengisi kegiatan-kegiatan serupa di Sydney, Melbourne, Canberra, tahun 1999-2000. Di samping itu, beliau juga menjadi narasumber di berbagai kampus, instansi, masjid, majlis taklim di berbagai kota di Indonesia. Termasuk menjadi narasumber pada radio MQ-FM dan BNR-FM Bandung hingga tahun 2004, menjadi narasumber pada kajian Islam TVRI Jabar Banten, dan berbagai kegiatan serupa di banyak tempat hingga menjelang terpapar virus corona (Covid-19) dan meninggal.
Di jalur politik beliau pernah diamanahi di Bidang Pembinaan Kader DPW Partai Keadilan Jawa Barat (1999-2003), Bidang Pembinaan Kader DPW Partai Keadilan Sejahtera Jawa Barat (2003-2006), Sekretaris Dewan Syari’ah Wilayah (DSW) Partai Keadilan Sejahtera Jawa Barat (2006-2010), Ketua DPW PKS Jawa Barat 2010-2015, Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan Wilayah Banten-Jakarta-Jabar (2015-2020). Tidak heran bila masyarakat Jawa Barat mengamanahi beliau sebagai anggota DPRD Jawa Barat untuk beberapa kali menjabat. Misanya menjadi Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi PKS periode 2004-2009, periode 2009-2014 dan periode 2014-2019.
Kedua, beliau adalah pendidik dan penulis yang sangat produktif. Walau menempuh pendidikan tinggi hanya pada level Strata 1 (S1), tepatnya di Fakultas Syari’ah pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab (LIPIA), namun pengetahuan dan wawasan beliau sangat luas. Beliau banyak belajar dengan para tokoh yang kapasitas keilmuannya sudah tidak diragukan lagi. Terutama kepada Ulama atau Ustadz di kalangan ormas Persatuan Islam (Persis) dan Jamaah Tarbiyah. Terutama tema-tema fiqih, dakwah, pendidikan dan keislaman umumnya. Sehingga sangat wajar bila beliau pun menjadi pendidik sekaligus pencari ilmu yang selalu haus belajar.
Pada saat yang sama beliau juga adalah penulis yang sangat produktif. Bukan saja artikel dan makalah tapi juga buku. Ada ratusan makalah yang berhasil beliau tulis yang semuanya pernah disampaikan di berbagai forum. Kemudian, ribuan artikel yang ditulis, rerata dimuat di beberapa majalah seperti Saksi, Sabili, Tarbawi, Al-Intima' dan sebagainya, termasuk di buletin pekanan di berbagai masjid, kampus dan pesantren. Bahkan tak sedikit yang dipublikasi di berbagai media online.
Diantara buku yang beliau sunting adalah "25 Kiat Memperngaruhi Jiwa dan Akal Anak" (terjemah, diterbitkan oleh Robbani Press Jakarta), "20 Kesalahan dalam Mendidik Anak" (terjemah, diterbitkan oleh Robbani Press), "Iman: Rukun-rukun, Hakikat, dan Hal-hal yang Membatalkannya" (terjemah, diterbitkan oleh Asy-Syamil Bandung). Sementara buku yang beliau tulis diantaranya "Jalan Agen Perubahan (Seri Fiqhud-Da’wah)" jilid pertama (diterbitkan Tarbiyatuna, Jakarta), "Jalan Agen Perubahan (Seri Fiqhud-Da’wah)" jilid kedua (diterbitkan Tarbiyatuna), "Manusia-manusia Surga", dan masih banyak lagi.
Masih terkait kepenulisan, beliau pernah berpengalaman menekuni dunia jurnalistik. Misalnya, menjadi staf redaksi pada Majalah Ummi, Jakarta (1992-1997) dan kontributor tetap pada majalah ini dari awal hingga akhir. Beliau juga menjadi staf redaksi pada majalah Saksi, Jakarta (1997-1999), menjadi kontributor tetap pada majalah Percikan Iman di Kota Bandung yang diasuh Ustadz Dr. H. Aam Amiruddin, menjadi kontributor pada majalah Al-Intima, dan masih banyak lagi.
Sosok seperti Ustadz Tate ini masih sedikit jumlahnya di negeri kita Indonesia. Menempuh jalur dakwah sekaligus menjadi politisi yang aktif. Pada saat yang sama menjadi penulis yang karyanya dibaca oleh jutaan orang. Meninggalnya beliau pun bukan saja menyadarkan kita betapa ajal kematian bakal tiba pada setiap jiwa, seperti yang Allah firman “Setiap yang bernyawa pasti merasakan kematian..." (QS. Ali 'Imran:185), tapi juga mengetuk nurani kita untuk melanjutkan kiprah dan kontribusi beliau selama ini, termasuk dalam menghasilkan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang. Akhirnya, semoga Allah mengampuni dosa-dosanya, menempatkan beliau sebagai hamba-Nya yang husnul khotimah dan kelak mendapat jatah surga terbaik dari-Nya! (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Indahnya Islam Di Indonesia" dan "Kalo Cinta, Nikah Aja!"
Komentar
Posting Komentar