Menambah Energi dengan Menjemur


ADA banyak orang yang telah menyarankan untuk berjemur di bawah sinar matahari, terutama di saat merebaknya penyebaran pandemi virus corona (Covid-19). Konon, berjemur di bawah sinar matahari mempunyai banyak manfaat kesehatan, salah satunya meningkatkan daya tahan tubuh. Paparan sinar matahari membantu tubuh memproduksi vitamin D secara alami. Vitamin D diketahui sangat penting untuk kesehatan. Vitamin D yang dihasilkan sinar matahari berperan besar dalam kesehatan tulang.

Berdasarkan beberapa artikel yang saya baca, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melaporkan bahwa mendapatkan 5 hingga 15 menit sinar matahari pada lengan, tangan, dan wajah dalam kurun 2 sampai 3 kali sepekan sudah cukup untuk memperoleh vitamin D. Kekurangan vitamin D bisa menyebabkan rakhitis pada anak-anak dan penyakit tulang seperti osteoporosis dan osteomalacia. Kebutuhan sinar matahari tentu bukan hanya untuk anak-anak atau mereka yang terkena penyakit, siapapun sejatinya sangat menbutuhkannya. 

Selain Vitamin D seperti yang dijelaskan di atas, berikut merupakan beberapa manfaat dari berjemur di bawah sinar matahari yang bisa kita pahami dan telaah serta bisa dijadikan wawasan dalam mengarungi kehidupan ke depan. Pertama, Pencegahan kanker. Meskipun sinar matahari berlebih dapat berkontribusi pada kanker kulit, sinar matahari dalam jumlah yang proporsional (sedang) sebenarnya memiliki manfaat pencegahan dari mengidap kanker. Hal ini sudah dibuktikan oleh banyak orang terutama para ahli. 

Menurut para peneliti, seperti dilansir Healthline, mereka yang tinggal di daerah dengan jam siang lebih sedikit lebih mungkin untuk memiliki beberapa kanker spesifik daripada mereka yang tinggal di tempat yang lebih banyak sinar matahari pada siang hari. Kanker-kanker yang bisa dicegah termasuk kanker usus besar, limfoma Hodgkin, kanker ovarium, kanker pankreas, dan kanker prostat.

Kedua, Menyembuhkan kondisi kulit. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, paparan sinar matahari mungkin membantu merawat beberapa kondisi kulit juga. Dokter merekomendasikan paparan radiasi UV untuk mengobati psorias, eksim, penyakit kuning, dan jerawat. Meskipun terapi cahaya tidak untuk semua orang, dokter kulit dapat merekomendasikan apakah perawatan ringan akan menguntungkan masalah kulit kita.

Ketiga, Membuat jam alami tubuh sesuai jadwal. Sejumlah besar cahaya buatan cenderung membingungkan otak kita ketika harus bangun dan tidur. Dilansir American Home Shield cahaya matahari membantu ritme sirkadian tubuh kita dan memungkinkan kita merasa mengantuk dan waspada pada waktu yang tepat. Begitulah sinar matahari memberi manfaat bagi tubuh kita. Bukan saja alami tapi memang benar-benar menyehatkan. 

Keempat, Kesehatan mental. Penurunan paparan sinar matahari telah dikaitkan dengan penurunan kadar serotonin, yang dapat menyebabkan depresi berat dengan pola musiman. Efek serotonin ini dipicu oleh oleh sinar matahari yang masuk melalui mata. Sinar matahari ini kemudian masuk ke area khusus di retina, yang memicu pelepasan serotonin. 

Jadi, depresi atau gangguan mental semacam itu sebenarnya kerap terjadi di musim dingin. Healthline menjelaskan, salah satu perawatan utama untuk menangani depresi adalah terapi cahaya atau juga dikenal sebagai fototerapi. Paparan sinar matahari juga bisa bermanfaat bagi beberapa orang yang mengalami gangguan dysphoric pramenstruasi (PMDD), orang hamil dengan depresi, gangguan kecemasan dan kepanikan.

Beberapa bulan terakhir berbagai daerah di Indonesia diguyur hujan, termasuk Cirebon-Jawa Barat dan sekitarnya. Bahkan beberapa tempat juga terkena banjir yang cukup besar. Seperti Jakarta, Banjarmasin-Kalimantan Selatan, dan sebagainya. Saya sendiri agak sensitif dengan cuaca dingin semacam ini. Selain badan menggigil ringan, batuk ringan pun beberapa kali sempat menyapa. Sempat konsultasi ke Dokter, Dokter menyampaikan bahwa saya sehat dan tensi darah juga normal. Tak ada masalah apa-apa, jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan. Dokter menganjurkan agar saya berinteraksi dengan alam hijau seperti sawah hijau dan anaman bunga serta menjemur di bawah sinar matahari. 

Bila beberapa hari berlalu Cirebon terus diguyur hujan, alhamdulillah hari ini Ahad 21 Februari 2021 cuaca di Cirebon dan sekitarnya sangat cerah. Awan yang biasanya menyelimuti langit Cirebon kini mulai pergi. Hujan yang beberapa kali datang pun sepertinya tinggal datang beberapa kali lagi dan segera berhenti. Khusus untuk hari ini memang tak ada hujan, cuma gerimis kecil. Namun secara umum terik matahari sangat terasa. Membuat jemuran yang lama menanti pun kini mulai dijemur di sekitaran rumah. Hal ini tentu saja membuat semuanya menjadi kering dan menambah hangat suasana keluarga di rumah.  

Saya sendiri sangat bersyukur karena cuaca kali ini sangat cerah dan hangat. Sinar matahari sangat terang dan terasa. Saya pun memaksa diri untuk menjemur diri di depan rumah. Saya melakukannya dengan riang dan gembira. Mengajak istri saya Eni Suhaeni dan anak-anak saya Azka Syakira, Bukhari Muhtadin dan Aisyah Humaira untuk menjemur diri juga menambah kehangatan kali ini. Badan yang selama sekian waktu seperti membeku pun kini terasa hangat dan mungkin bisa dibilang mencair. Rasanya nikmat sekali, lebih sempurnanya susah dijelaskan secara detail dengan kata-kata. Menurut para ahli, menjemur di bawah sinar matahari adalah cara gila tapi bermanfaat besar dalam meningkatkan imunitas diri. Termasuk empat poin seperti yang dipaparkan sebelumnya. 

Awalnya saya ragu, namun setelah mengalami sendiri ternyata betul bahwa menjemur di bawah sinar matahari seperti yang saya lakukan dan alami kali ini sangat bermanfaat. Selain menghangatkan badan, suasana semacam ini membuat pikiran semakin fresh dan bakal bertenaga lagi. Jangan kan pagi hari, menjemur diri siang hari pada kondisi atau musim hujan begini sangat terasa nikmatnya. Benar-benar terasa hangatnya. Bagi saya ini adalah energi terasa bertambah, yang membuat aktivitas ke depan bakal terselesaikan dengan baik, terutama dalam menuntaskan berbagai naskah buku para tokoh dan penulis yang sedang saya garap beberapa waktu terakhir. Singkatnya, jangan ragu lagi, mari mencumbui matahari dengan menjemur di bawah sinarnya yang selalu menyapa dan menggoda kita! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Kalo Cinta, Nikah Aja!" 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok