Menitip Indonesia Pada Generasi Oki Setiana Dewi


Aku orang kampung dan asli kampung (Manggarai Barat-NTT) yang merantau sejak 1996 hingga 2002 di Lombok-NTB, sejak 2002 hingga 2010 di Bandung dan kini hidup di Kota Cirebon-Jawa Barat. Ya paling tidak mirip seperti sosok perempuan hebat yang satu ini. Ya, aku menyaksikan dia sosok perempuan hebat yang dimiliki Indonesia. Dia memang anak kampung yang berasal dari kampung. Tapi dia anak kampung yang suka belajar hingga menjadi pembelajar. Dia bukan santriwati, tapi kegigihannya tuk belajar agama lebih giat dari kebanyakan wanita seusianya. Dia anak kampung yang menempuh pendidikan tinggi dari S1 hingga S3 di ibukota negara: Jakarta.  

Pada 2012 lalu, ia lulus dari Universitas Indonesia (UI) dengan mengantongi gelar S1 di jurusan Sastra Belanda. Kemudian ia melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini dan lulus di 2016. Belum lama ini, ia bahkan sudah mengantongi gelar Doktor Kajian Islam Konsentrasi Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dan Doktor Pendidikan Berbasis Al-Qur'an di Institut Pendidikan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) Jakarta. Ia hidup dan berkarir di Kota, tepatnya di Jakarta. 

Begitulah Dr. Oki Setiana Dewi, M.Hum., M.Pd. yang akrab disapa Mba Oki. Dia adalah seorang aktris, penulis dan pendakwah yang digemari kalangan muda di Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan sebagainya. Ia memulai karier sebagai pemeran utama dalam film Ketika Cinta Bertasbih 2009. Kemudian kakak kandung dari Shindy Kurnia dan Ria Yunita alias Ria Ricis ini menjadi penceramah di "Islam itu Indah", Trans TV sejak 2014 silam. 

Diakui Oki, belajar memang merupakan caranya untuk menghibur diri. Termasuk untuk membahagiakan keluarganya di kampung halaman. Termasuk untuk menjaga dan berkontribusi bagi masa depan bangsa. "Setiap orang kan punya hobi beda-beda. Ada yang suka masak, jahit, olahraga. Nah Oki tuh suka banget belajar dan kuliah. Kalau lagi sedih, yang bikin happy tuh belajar," ungkap Oki di kanal YouTube Venna Melinda Channel.

Sehingga dia bukan perempuan atau muslimah kaleng-kaleng, sebab dia sosok perempuan hebat untuk keluarga dan anak-anaknya. Pengetahuannya tidak dibangun di jalanan, tapi di majelis ilmu termasuk di sekolah formal, termasuk di perguruan tinggi bergengsi di negeri ini. Tidak banyak orang yang mendapatkan kesempatan sepertinya, tapi itulah dia. Mau belajar dan belajar dengan sungguh-sungguh. Dan, akhirnya Allah dan sejarah membuktikan bahwa dia memang perempuan hebat, yang dibuktikan dengan karir dan prestasinya. 

Kini Oki menjadi pimpinan Yayasan Maskanul Huffadz dan pendakwah, tak hanya di Indonesia, tapi juga negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Sosok yang murah senyum dan akrab dengan berbagai kalangan yang lahir di Batam pada 13 Januari 1989 silam ini menggiati dakwah keislaman bukan tuk pamer, tapi sebagai proses belajar. "Saya berasal dari kampung, saya ingin belajar berubah. Ingin mengajak sebanyak mungkin orang ke jalan kebaikan", ungkapnya suatu ketika. 

Ia menghiasi berbagai latar media untuk tugas mulia yang ia emban: berdakwah. Pada senyum dan literasi dakwahnya kita bisa belajar banyak hal. Bukan saja tentang bagaimana membangun kesuksesan duniawi, tapi juga tentang menatap kehidupan abadi nanti. Sehingga dia adalah sosok perempuan hebat yang layak dicontoh. Bukan saja bagi kaum muda yang butuh keteladanan tapi juga bagi siapapun penghuni negeri ini: Indonesia, negeri yang sangat ia cinta. "Saya sedang belajar untuk berbagi sesama anak-anak negeri ini", akunya. 

Terima kasih Mba Oki atas seluruh jasamu bagi generasi muda bangsa ini, atas masa depan dan sejarah terbaik mereka. Keluarga besarmu dan ada banyak orang di negeri ini yang bangga padamu. Ya pada kontribusi terbaikmu bagi kemajuan bangsa ini di sektor yang butuh inspirator dan keteladanan. Mungkin ada begitu banyak yang belum mengenalmu lebih dekat, sehingga sepertinya mereka perlu mengenalmu lebih dekat. Bukan saja untuk belajar bagaimana menjaga kebahagiaan rumah tangga dan membangun impian tapi juga bagaimana mewujudkannya pada kehidupan nyata tanpa melukai siapapun. 

Sungguh, ada begitu banyak orang di negeri ini termasuk kalangan muda yang menitipkan sejarah mereka pada generasimu atau pundakmu. Ya pada kreatifitas dan inovasimu dalam dunia seni dan dunia dakwah Islam. Mungkin ada yang tidak suka, itu sudah biasa. Jangan kan karena berbeda pandangan, bahkan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam pun tak sedikit yang mencemooh dakwahnya. Tapi karena cinta sang nabi, beliau tetap pada jalan dakwah yang beliau emban. Sebab beliau sangat paham bagaimana seharusnya cinta menjadi energi yang menjaga langkah untuk melanjutkan amanah Allah. Aku sangat percaya Mba Oki sedang belajar di situ dan untuk itu. Semoga semuanya dengan, dalam dan untuk cinta! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Kalo Cinta, Nikah Aja!" 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok