Jangan Lupa pada MBG Orang Kampung!
Saya orang kampung dan memang asli kampung. Di kampung biasanya akrab dengan ubi, pisang dan jagung. Baik yang dimasak maupun yang dibakar. Biasanya dinikmati pada pagi atau sore hari, atau musim hujan tiba. Ayah saya atau Pua sangat akrab dengan tiga makanan khas orang kampung. Ketiganya merupakan makanan bergizi yang diperoleh secara gratis dari kebun milik sendiri.
Biasanya, tiga makanan bergizi tersebut ditemani oleh air gula merah atau gula putih. Atau ada juga yang menggunakan teh manis hangat, atau air kopi asli yang hangat dan manis. Bila ada tetangga yang bertemu atau sekedar acara kumpul keluarga, biasanya itulah makanan dan minuman rutin yang disuguhkan oleh tua rumah. Suasananya pun makin akrab.
Belakangan, Pua juga suka menyertai tiga makanan di atas dengan jus jeruk hangat yang sengaja dibuatkan oleh Ibu saya atau Ine. Ya, suasananya bakal bertambah seru bila ditambah dengan jus jeruk hangat perasan tangan. Suasananya semakin berkesan dan indah untuk dikenang. Makanan dan minuman tersebut bergizi dan diperoleh secara gratis.
Dalam banyak kesempatan Pua selalu mengingatkan bahwa makanan dan minuman alami khas kampung itu bergizi dan menyehatkan. Karena itu, bila musim ubi, jagung dan pisang tiba, Pua selalu mengupayakan agar di setiap harinya keluarga kecil kami mengkonsumsi ketiganya atau salah satu dari ketiganya, baik dibakar atau dimasak.
Suatu ketika, saat saya masih SD di kampung, bila saya berangkat ke sekolah, Pua selalu mengingatkan saya agar membawa bekal, baik ubi dan jagung maupun pisang, atau salah satu diantaranya. "Nana, ome mo sekola, neka hemong wa kame", "Nak, kalau berangkat ke sekolah, jangan lupa bawa bekal". Begitu pesan singkat dari Pua yang selalu terngiang.
Bila menyaksikan kehidupan di kota, makanan dan minuman semacam itu menjadi makanan dan minuman yang mudah ditemukan di banyak kafe atau warung kopi. Awalnya mungkin termasuk makanan dan minuman yang asing bagi warga kota, namun belakangan itu sudah menjadi makanan dan minuman yang akrab bahkan diminati oleh warga kota.
Namun bila ditelisik lebih mendalam, makanan dan minuman tersebut merupakan makanan dan minuman khas orang kampung. Cara memasak atau membakarnya pun sangat alami dan benar-benar mengandalkan kayu bakar. Sementara untuk memeras jeruk mengandalkan tangan manusia. Jadi, jangan pernah lupa pada MBG orang kampung! (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Merawat Indonesia"
Komentar
Posting Komentar