Setiap Bertemu Tokoh Mesti Jadi Buku!
Bagi saya, ungkapan semacam ini bukan hinaan, tapi justru menjadi motivasi bagi saya untuk terus berkarya. Sejak kecil saya termasuk yang terbiasa melihat para pejabat pemerintah. Terutama ketika ayah saya menjadi pengurus desa, termasuk saat sebelumnya menjadi Kepala Dusun dan Ketua Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD).
Kelak ketika melanjutkan pendidikan di Lombok Barat, NTB dan Bandung, saya sudah terbiasa melihat dan berjabat tangan dengan para pejabat apapun. Bahkan saat mahasiswa saya beberapa kali mengundang mereka bila mengadakan kegiatan organisasi dan kemahasiswaan. Belakangan, saya sering satu panggung dengan para pejabat beragam latar.
Belakangan, terutama satu dekade terakhir, saya sering menjadi narasumber di banyak forum dimana saya menjadi panelis bersama para pejabat tertentu. Pada banyak kesempatan juga saya sering bertemu dan berdiskusi dengan para politisi dan pengusaha. Bahkan beberapa diantaranya mengajak makan dan ngopi bareng di warung tertentu.
Tiga hal yang biasa saya lakukan saat bersua mereka, yaitu, pertama , foto bareng. Foto bareng bukan untuk pamer diri atau mengambil efek sosial dari foto bareng politisi atau pengusaha. Sebab foto bareng adalah dokumen paling sederhana yang menjadi pengingat bahwa saya pernah silaturahim dan berkenalan dengan tokoh tertentu.
Kedua, menulis perihal isi atau inspirasi pertemuan. Setiap kali bertemu dengan tokoh tertentu, terutama politisi dan pengusaha, saya selalu berupaya untuk menulis perihal pertemuan tersebut. Hal ini saya lakukan agar saya ingat saya yang terbatas ditopang oleh dokumentasi yang terbaca. Karena setiap pertemuan pasti ada ide dan manfaatnya.
Ketiga, bertemu mesti menjadi buku baru. Sebagian pertemuan saya dengan banyak tokoh, sebagiannya berujung pada buku, dalam hal ini terutama buku biografi tokoh. Misalnya Bang Helldy Agustian, Walikota Cilegon, Banten. Saya bertemu dengan Bang Helldy pada 2020 lalu. Belakangan saya menulis biografi beliau. Tebalnya 200-an lebih halaman.
Selain itu, Pak Pathul Bahri, Bupati Lombok Tengah, NTB; Bang Anies Baswedan, Mantan Gubernur DKI Jakarta; Pak Anwar Yasin, Mantan Anggota DPRD Jawa Barat; Pak Zaenal Muttaqin, Pengusaha; Pak Aminudin Ridwan, Pengusaha Permen Jahe 61; Bang Tri Handhono, Kameraman Al-Jazeera TV; Bang Mohamad Iqbal, Gubernur NTB; dan lain-lain.
Jadi, dalam keterbatasan diri, saya selalu berupaya untuk mengambil manfaat dari setiap bersua dengan siapapun, terutama para tokoh yang punya pengalaman hidup dan sukses dalam berkarier. Salah satunya saya elaborasi menjadi tulisan, bahkan menjadi buku atau biografi. Karena komitmen saya tegas: "Setiap bertemu tokoh mesti jadi buku!" (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Belasan Biografi Tokoh
Komentar
Posting Komentar