Semakin Candu Menulis Biografi
Mengapa saya menulis biografi tokoh? Pertanyaan semacam ini mirip dengan ratusan pertanyaan yang saya peroleh ketika mengisi berbagai acara kepenulisan terutama yang dilaksanakan secara online selama 10 tahun terkahir. Pertanyaannya terlihat sederhana dan mungkin ada juga yang menganggapnya sebagai hal yang biasa saja.
Berdasarkan pemahaman dan pengalaman saya sendiri. Pertama, menulis biografi dapat memperkuat koneksi dan silaturahim dengan sang tokoh. Saya memiliki hubungan khusus dengan tokoh yang biografinya digarap. Hal ini dibangun dalam berbagai momentum, baik saat melakukan wawancara maupun pada kesempatan lainnya setelah buku terbit.
Bagaimana pun, sumber primer naskah biografi adalah tokoh yang bersangkutan. Penulis mesti mampu memantik sang tokoh untuk berbicara secara jujur dan apa adanya tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam proses penulisan naskah biografinya. Penulis juga perlu melakukan interaksi dengan keluarga, kolega dan orang terdekat lainnya.
Kedua, mengungkap hal unik. Saya menggali hal-hal tertentu yang selama ini jarang terungkap ke publik. Pada umumnya tokoh pada profesi apapun jarang mengungkap hal-hal tertentu dalam hidupnya ke masyarakat umum, bahkan kepada orang terdekat. Inilah tantangan yang dapat menguji kemampuan saya untuk mengungkapnya dengan apik.
Ketiga, menyadarkan saya. Tradisi menulis telah menyadarkan saya betapa banyak hal yang mesti saya pelajari, pahami dan tuliskan ke depan. Butuh kerja keras, konsistensi dan giat belajar. Di samping perlu banyak membaca buku-buku biografi para tokoh lainnya, sebab dari situ saya bisa belajar bagaimana cara penulis lain dalam mengungkap idenya.
Keempat, peluang jasa penulisan yang cukup. Saya tidak sedang meremehkan penulis genre lain, tapi sedang menegaskan satu fakta bahwa menulis biografi tokoh lebih memungkinkan untuk mendapatkan apresiasi. Ide, tenaga dan waktu bahkan biaya yang saya keluarkan selama proses penulisan dibayar setimpal, terutama untuk mengganti teh manis.
Menulis biografi termasuk aktivitas penulisan yang sangat berat. Saya butuh waktu dan tenaga yang tak sedikit. Selain itu, tentu saja biaya dan ide menulis itu sendiri. Keterampilan mengungkapkan hal-hal unik adalah tantangan yang membutuhkan kesungguhan dan pengorbanan tak sedikit. Walau demikian, belakangan saya justru semakin candu. (*)
* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Belasan Buku Biografi Tokoh
Komentar
Posting Komentar