Menyicil Artikel Menjadi Buku



Alhamdulillah puluhan artikel saya tentang Muhammadiyah atau berkaitan dengan Muhammadiyah diterbitkan menjadi buku. Begitulah cara saya menulis selama ini. Saya menyicil dari artikel pendek. Bukan menulis langsung menjadi buku. Dengan begitu, hambatan menulis tidak seberat bila saya langsung menulis satu naskah buku. 

Itu jawaban sederhana saya atas pertanyaan sekaligus keheranan pembaca pada saya perihal buku saya yang selalu hadir setiap bulan, bahkan sering lebih dari satu buku. "Kok bisa ya menulis buku secepat itu?", "Masa iya bisa menulis buku secepat itu?", "Bagaimana cara memulainya biar jadi buku?", begitu pertanyaan mereka dan pertanyaan lainnya.

Saya pernah menjadi anggota Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Cirebon selama satu periode, bahkan lebih 2 tahun karena bencana Covid-19. Keaktifan saya di sini punya dampak baik pada giat saya untuk terus menulis setiap hari. Saya pun sering menulis tentang Muhammadiyah dan sebagainya. 

Tulisan saya umumnya dalam bentuk artikel pendek 8-10 paragraf. Baik yang dipublikasi di website Muhammadiyah seperti Suara Muhammadiyah dan website Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat maupun blog pribadi dan akun media sosial saya, terutama Facebook. Bahkan artikel saya juga dimuat di berbagai koran di Cirebon dan sebagainya. 

Seingat saya, pada medio 2013-2022, saya menulis sekira 1-2 artikel per hari. Awalnya sangat berat, tapi saya memaksa diri saya supaya mampu melakukan itu. Saya mengurangi waktu untuk sesuatu yang tak punya dampak pada upaya penguatan tradisi literasi pada diri saya. Saya terus memaksa diri hingga saya terbiasa dan kelak jadi artikel. 

Pertanyaannya, mengapa saya menggunakan pola menyicil dalam menulis? Pertama, ide muncul seketika. Ide untuk menulis itu umumnya tak selalu datang setiap saat, ia datang sesekali. Bila ide tiba, saya langsung menulisnya. Bahkan ide itu hanya sederhana dan jadi satu tulisan pendek. Ide semacam itu menjadi bank ide untuk tulisan berikutnya. 

Kedua, menulis itu ada prosesnya. Tidak ada tulisan yang langsung jadi, saya mesti melalui prosesnya. Saya harus memulainya dari satu, dua dan tiga huruf lalu menjadi kata. Dari kata dan banyak kata menjadi satu atau beberapa paragraf. Dari situ nantinya menjadi satu artikel pendek. Proses itu yang saya jalani selama ini. Di sini perlu kesabaran dan ketelatenan. 

Menulis buku bukanlah pekerjaan ringan, saya merasakan betapa beratnya menulis buku. Tantangan dan hambatan datang bertubi-tubi. Terutama penyakit malas. Tapi saya tidak boleh mengalah, saya harus paksa diri saya. Saya menyicilnya dari artikel pendek lalu kelak saya simpan dalam satu file naskah buku hingga diterbitkan menjadi beberapa buku. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Muhammadiyah; Ide, Narasi dan Karya" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah dan Teknik Konseling Kelompok

Anatomi dan Klasifikasi Ayat-Ayat Al-Qur’an