Komponen Dasar Komunikasi Pembelajaran
PROSES
belajar (learning) adalah suatu
perubahan yang relatif tetap dalam persediaan tingkah laku, yang terjadi
sebagai hasil pengalaman. Ini berarti, hanya dapat dikatakan terjadi proses
belajar bila seseorang menunjukkan tingkah laku yang berubah atau adanya perubahan. Jika
ia dapat membuktikan pengetahuan tentang fakta-fakta baru atau ia bisa
melakukan sesuatu, yang sebelumnya ia tidak dapat melakukannya. Jadi, proses
belajar menempatkan seseorang dari status kemampuan atau kecakapan (ability) yang satu kepada
kemampuan/kecakapan yang lain.
Pendidik yang baik seharusnya memahami
karakteristik siswanya agar ia sukses dalam melaksanakan perannya sebagai pendidik. Dalam proses belajar
mengajar kemungkinan akan menemui
peserta didik yang sulit untuk melakukan kontak dengan dunia
sekitarnya, suka mengasingkan diri, hingga
cenderung
menutup diri. Dalam kaitan dengan hal ini, maka pendidik hendaknya merencanakan proses
belajar mengajar yang sesuai dengan keadaan dan kepribadian peserta didiknya.
Belajar
mengajar sebagai proses (process),
pada hakikatnya mengandung tiga unsur yaitu adanya input (bahan mentah yang akan diolah), process (kegiatan mengolah input)
dan output (hasil yang telah diolah).
Suatu proses dipandang baik apabila kualitas output lebih baik dari pada input.
Input proses belajar mengajar adalah peserta didik sebelum proses pembelajaran. Proses belajar
mengajar adalah interaksi antara komponen-komponen belajar mengajar yaitu
tujuan, bahan, metode,
pendidik, peserta didik, fasilitas dan
penilaian. Output dari proses belajar
mengajar yaitu peserta didik setelah menerima pembelajaran.
Suatu proses pembelajaran, baik pada level pendidikan
formal maupun informal dan non formal, akan berhasil apabilla terjadinya suatu
proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan. Hal ini dapat diperoleh
dengan cara mengetahui dengan baik seluruh komponen dasar komunikasi
pembelajaran serta memahami fungsi atau peran masing-masing komponen tersebut.
1.1.
Pengertian Komunikasi Pembelajaran
Kata
“komunikasi” berasal dari kata latin cum, yaitu kata depan yang berarti
dengan dan bersama dengan, dan unus, yaitu kata bilangan yang berarti
satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communio yang dalam
bahasa Inggris menjadi communion dan berarti kebersamaan, persatuan,
persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Untuk bercommunio,
diperlukan usaha dan kerja. Dari kata itu dibuat kata kerja communicare
yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, memberikan sebagian kepada
seseorang, tukar-menukar, membicarakan sesuatu dengan seseorang, memberitahukan
sesuatu kepada seseorang, bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan,
berteman. Kata kerja communicare itu pada akhirnya dijadikan kata kerja
benda communication, atau bahasa Inggris communication, dan
dalam bahasa Indonesia diserap menjadi komunikasi. Berdasarkan berbagai arti
kata communicare yang menjadi asal kata komunikasi, secara harfiah
komunikasi berarti pemberitahuan, pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran, atau
hubungan.[1]
Onong Uchajana Effendi, dalam Ngainun
Naim (2011: 18) merumuskan
komunikasi sebagai proses pernyataan manusia. Hal yang dinyatakan itu adalah
pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa
sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan disebut sebagai
pesan (message). Orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator).
Sedangkan, orang yang menerima pernyataan disebut komunikan (communicatee).
Tegasnya komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan.[2]
Komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media
yang menimbulkan efek tertentu. Proses belajar mengajar (PBM) merupakan suatu
bentuk komunikasi yaitu komunikasi antara subyek didik dengan pendidik, antara
mahasiswa dengan dosen, antara siswa dengan guru.
Secara sederhana, komunikasi
pendidikan (atau pembelajaran)[3]
dapat diartikan sebagai komunikasi
yang terjadi dalam suasana pendidikan. Dengan demikian, komunikasi pendidikan
adalah proses perjalanan pesan atau informasi yang merambah bidang atau
peristiwa-peristiwa pendidikan. Proses pembelajaran pada hakikatnya
adalah proses komunikasi,
penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan yang disampaikan berupa
isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi, baik verbal
maupun non-verbal.[4]
1.2.
Komponen Komunikasi Pembelajaran
Di
dalam komunikasi terdapat pembentukan (transform)
dan pengalihan (transfer)
pengetahuan, keterampilan ataupun sikap dan nilai dari komunikator (pendidik,
dosen, guru) kepada komunikan (subyek didik, mahasiswa, siswa) sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Harold Lasswell, sebagaimana dikutip oleh Arif Rahman
Hakim (2013) komponen komunikasi
mencakup beberapa hal, yaitu: komunikator (source, sender), pesan (message), media (channel), komunikan (receiver) dan efek (effect,
influence).[5]
Jadi, komponen dasar komunikasi pembelajaran adalah
unsur-unsur penting yang tercakup dalam proses pembelajaran berupa pengirim
pesan, pesan, saluran, penerima pesan dan balikan yang memiliki fungsi atau peran masing-masing, yang
dengannya proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan
efesien.
1.3.
Fungsi atau Peran Komponen Komunikasi Pembelajaran
Mengafirmasi apa yang diungkap Harold
Lasswell, maka dapat
dikatakan bahwa komponen dasar komunikasi pembelajaran ada lima yaitu pengirim
pesan, pesan, saluran, penerima pesan dan balikan. Masing-masing komponen
tersebut memiliki fungsi
atau peran masing-masing.
Pertama, pengirim
pesan. Pengirim
pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan atau
informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan. Oleh sebab
itu sebelum pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus menciptakan dulu pesan
yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa yang
akan dikirimkan kemudian menyandikan encode
arti tersebut ke dalam satu pesan. Sesudah itu baru dikirim melalui saluran.[6]
Jadi, pengirim pesan berfungsi atau berperan membuat pesan,
mengubah isi dan makna, merespon pesan atau rangsangan, dan memeliharanya dalam
ruang publik. Dalam proses pembelajaran, pengirim pesan ialah pendidik atau
guru.
Kedua, pesan. Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si
penerima pesan. Pesan dapat berbentuk verbal maupun non verbal. Pesan secara
verbal dapat secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo dan sebagainya;
sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa percakapan tatap muka,
percakapan melalui telpon, radio dan sebagainya. Pesan non verbal dapat berupa
isyarat, gerakan badan, ekspresi muka, nada surara dan sebagainya.[7]
Ketiga, saluran. Saluran dapat diartikan sebagai media, dalam hal ini
media pembelajaran. Saluran adalah jalan yang dilalui pesan
dari si pengirim dengan si penerima.
Sementara, pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.[8]
Menurut Nana Sudjana (2011: 99)
penggunaan alat peraga dalam proses belajar-mengajar mempunyai fungsi
tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar-mengajar yang
efektif.
Jadi, media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran,
dapat membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.[9]
Misalnya, buku, laptop, infocus, dan sebagainya.
Keempat, penerima
pesan. Penerima
pesan adalah yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang
diterimanya. Menurut UU No. 20
Tahun 2003, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangakan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Dalam proses
pembelajaran, peserta didik dapat disebut juga sebagai siswa atau murid. Jadi,
penerima pesan dalam komunikasi pembelajaran adalah peserta didik atau siswa
dan sebutan lainnya.
Kelima, balikan. Balikan bisa juga disebut dengan efek. Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap
dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan.
Jika sikap dan tingkah laku orang lain sesuai, maka berarti komunikasi
berhasil, demikian pula sebaliknya.[10]
Balikan adalah respons terhadap pesan
yang diterima yang dikirimkan kepada si pengirim pesan. Dengan diberikannya
reaksi ini kepada si pengirim, pengirim akan dapat mengetahui apakah pesan yang
dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si
pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim diinterpretasikan
sama oleh si penerima berarti komunikasi tersebut efektif.[11]
Kesimpulan
Belajar
mengajar sebagai proses (process),
pada hakikatnya mengandung tiga unsur yaitu adanya input (bahan mentah yang akan diolah), process (kegiatan mengolah input)
dan output (hasil yang telah diolah).
Di
dalam komunikasi terdapat pembentukan (transform)
dan pengalihan (transfer)
pengetahuan, keterampilan ataupun sikap dan nilai dari komunikator (pendidik,
dosen, guru) kepada komunikan (subyek didik, mahasiswa, siswa) sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Harold Lasswell, sebagaimana dikutip oleh Arif Rahman
Hakim (2013) komponen komunikasi
mencakup beberapa hal, yaitu: komunikator (source, sender), pesan (message), media (channel), komunikan (receiver) dan efek (effect,
influence).
Jadi, komponen dasar komunikasi pembelajaran adalah
unsur-unsur penting yang tercakup dalam proses pembelajaran berupa pengirim
pesan, pesan, saluran, penerima pesan dan balikan yang memiliki fungsi atau peran masing-masing, yang
dengannya proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan
efesien.
Saran
Mengenal komponen komunikasi pembelajaran merupakan suatu
yang penting dalam proses pembelajaran. Penting, sebab komponen tersebut
terjalin dan menjadi satu kesatuan yang utuh. Bukan saja menjadi penopang tapi
juga menjadi komponen utama efektif dan efesiennya pembelajaran.
Daftar
Pustaka
Angkowo,
Robertus, dkk. 2007. Optimalisasi Media
Pembelajaran. Jakarta: PT. Grasindo.
Muhammad,
Arni. 2011. Komunikasi Organisasi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Naim, Ngainun. 2011. Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Rahman
Hakim, Arif. 2013. Makalah “Komunikasi
Pembelajaran Yang Mendidik”, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Sudjana, Nana. 2011. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru
Algensindo.
Widjaja, H. A. W. 1986.
Komunikasi dan Hubungan Masyarakat.
Jakarta: Bina Aksara.
Oleh: Syamsudin Kadir—Pegiat PENA dan Pendidikan Islam di
Institut Islam Bunga Bangsa Cirebon (IAI BBC), Direktur Eksekutif Penerbit
Mitra Pemuda, Penulis buku “Membangun Pendidikan dan Bangsa yang Beradab”.
[1] Ngainun Naim, Dasar-Dasar Komunikasi Pendidikan (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2011), hlm.17.
[3]
Yang dalam kurung ditambahkan oleh
penyusun Makalah.
[5] Arif Rahman Hakim, Makalah “Komunikasi Pembelajaran Yang Mendidik”, (Universitas Negeri Jakarta, 2013)
[7] Arif Rahman Hakim, Makalah “Komunikasi Pembelajaran Yang Mendidik”, (Universitas Negeri Jakarta, 2013)
Komentar
Posting Komentar